terdistribusi normal dan homogen dengan uji statistik parametrik berupa uji t sesuai persamaan berikut:
33
Keterangan: �̅
1
= rata-rata skor kelompok eksperimen �̅
2
= rata-rata skor kelompok kontrol �
�
= ragam gabungan �
1 2
= ragam kelompok eksperimen �
2 2
= ragam kelompok kontrol �
1
= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen �
2
= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
Langkah selanjutnya adalah: a Mengajukan hipotesis
b Menghitung nilai t hitung c Menentukan derajat kebebasan dk dengan rumus
d Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05
e Menguji hipotesis Jika –t.
tabel
t.
hitung
t.
tabel
maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Jika t
hitung
-t
tabel
atau t
tabel
t
hitung
, maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
33
Ibid, h.171
2. Teknik Analisis Keterampilan Proses Sains Analisis Kemampuan proses merupakan suatu tahapan yang harus
dilakukan dalam mengadakan pengendalian kualitas proses statistik, dan mendefinisikan kemampuan proses memenuhi spesifikasi atau mengukur
kinerja proses.
34
Tes keterampilan proses sains digunakan untuk mengetahui gambaran, keteramplian proses sains siswa. Tahapan analisisnya sebagai
berikut: a Menjumlahkan indikator yang teramati
b Menghitung presentase aspek keterampilan proses sains siswa dalam kelompok, dengan mengggunakan rumus:
Keterangan: S = nilai yang dicari
R = jumlah skor yang dijawab benar N = Skor maksimum
Data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan kedalam kriteria nilai sebagai berikut:
35
Tabel 3.12 Kriteria Interpretasi Skor Presentase
Keterangan
81 – 100 Sangat Baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
34
Dhorothea Wahyu Ariani. Pengendalian Kualitas Statistik.Jogjakarta: Andi Offset h.174
35
Riduan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta, h.89
3. Hipotesis Statistik Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho : μA = μB Ha : μB μB
Keterangan: Ho
: Tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa antara siswa yang mendapat pembelajaran melalui model
pembelajaran problem based learning dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional.
Ha : Terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa yang lebih
baik terhadap siswa yang mendapat pembelajaran melalui model pembelajaran problem based learning dibandingkan siswa yang
mendapat pembelajaran secara konvensional. μA
: Rata-rata skor nilai KPS siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning PBL
μB : Rata-rata skor nilai KPS siswa yang diajarkan dengan metode
konvensional.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Data hasil pretest dan postest kedua kelas, yaitu kelas XI IPA 2 sebagai sampel kelas eksperimen dan XI IPA 3 sebagai sampel kelas kontrol, pretets
diujikan sebelum proses belajar mengajar dilakukan pada materi laju reaksi sedangkan postest diujikan setelah pembelajaran dilakukan menggunakan model
problem based learning untuk kelas eksperimen, dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol pada materi laju reaksi.
Keterampilan Proses Sains KPS siswa diukur dengan menggunakan instrumen tes urian essai sebanyak 12 soal yang telah memenuhi kriteria 10
indikator KPS dan telah mewakili setiap indikator dari Kompetensi Dasar KD materi laju reaksi. Instrumen berupa tes yang yang digunakan juga telah
memenuhi kelayakan uji, adapun uji-uji yang dilakukan meliputi uji validitas oleh ahli dan siswa, uji reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Sehingga
instrumen ini layak digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains kimia siswa. Selain itu penelitian ini dilengkapi data pendukung berupa lembar observasi
belajar siswa dan mengajar guru yang berfungsi untuk mengawasi keterlaksanaan model problem based learning saat kegiatan belajar mengajar belangsung.
1. Hasil Pretets Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Perbandingan nilai rata-rata hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen, kelas kontrol dipilih karena hasil rata-rata lebih tinggi daripada
kelas eksperimen. Berikut ini adalah tebel perbandingan hasil pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen:
53
Tabel 4.1 Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Data Pretes
Kontrol Eksperimen Nilai Terendah
3,00 1,00
Nilai Tertinggi 14,00
12,00 Mean
8,67 8,54
Median 10,00
10,00 Modus
9,00 10,00
Simpangan Baku 3,09
2,79 Jumlah Siswa
27 27
Tabel 4.1 menunjukkan dapat dibandingkan nilai rerata pretest kelas kontrol yaitu 8,67 XI IPA 3 dan kelas eksperimen 8,54 XI IPA 2.
Nilai rerata 8,67 lebih tinggi dibanding 8,54 sehingga kelas XI IPA 3 yang dipilih untuk dijadikan kelas kontrol. Lampiran 13 dan 14.
Hasil presentasi pretest keterampilan proses sains pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat dari tebel berikut ini:
Tabel 4.2 Presentase Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Pretest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen PRETEST
No Indikator KPS
Kontrol Kategori
Eksperimen Kategori
1 Observasi
25,00 kurang
18,52 sangat kurang
2 Klasifikasi
21,30 kurang
26,85 kurang
3 Interpretasi
18,50 sangat kurang
22,22 kurang
4 Prediksi
6,48 sangat kurang
9,26 sangat kurang
5 Mengajukan Pertanyaan
76,90 Baik
82,40 sangat baik
6 Berhipotesis
32,40 kurang
6,48 sangat kurang
7 Merencanakan Percobaan
4,63 sangat kurang
5,55 sangat kurang
8 Menggunakan Alat dan Bahan
3,24 sangat kurang
4,17 sangat kurang
9 Menerapkan Konsep
3,24 sangat kurang
3,24 sangat kurang
10 Bekomunikasi sangat kurang
2,78 sangat kurang
Jumlah 191,69
sangat kurang 181,47
sangat kurang Rerata
19,17 18,15
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata pretest keterampilan proses sains pada kelas kontrol termasuk kategori sangat kurang atau sangat rendah 19,17,
sedangkan untuk kelas ekperimen juga termasuk pada kategori sangat rendah 18,15. Keterampilan proses sains tertinggi dari masing masing kelas kontrol
dan kelas eksperimen adalah sama-sama mengajukan pertanyaan dengan nilai masing-masing secara berurutan yaitu 76,90 dan 82,40. Dan keterampilan
proses sains terendah adalah berkomunikasi 0 persen pada kelas kontrol dan 2,78 persen untuk keterampilan berkomunikasi pada kelas eksperimen.
Lampiran 7.
2. Hasil Postest Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Nilai rata-rata hasil postest kelas kontrol dan kelas eksperimen yang telah diberikan perlakuan model pembelajaran masing-masing, maka didapat tebel
perbandingan hasil postes kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil
Postets Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data Postest
Kontrol Eksperimen Nilai Terendah
4,00 5,00
Nilai Tertinggi 18,00
33,00 Mean
10,22 21,79
Median 11,00
23,00 Modus
10,00 22,00
Simpangan Baku 3,48
5.56 Jumlah Siswa
27 27
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dapat dilihat nilai rerata hasil postest kelas ekperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah 21,79 dan 10,22. Sedangkan
simpangan baku masing-masing adalah 5.56 dan 3,48. Lampiran 15 dan 16. Hasil presentasi postest keterampilan proses sains pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dapat dilihat dari tebel berikut ini:
Tabel 4.4 Presentase Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Postest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen POSTEST
No Indikator KPS Kontrol
Kategori Eksperimen
Kategori 1
Observasi 25,90
Kurang 61,11
Baik 2
Klasifikasi 21,30
Kurang 42,59
Cukup 3
Interpretasi 21,30
Kurang 42,59
Cukup 4
Prediksi 13,89
Kurang Sekali 22,22
Kurang 5
Mengajukan Pertanyaan 70,40
Baik 90,74
Baik Sekali 6
Berhipotesis 51,90
Cukup 40,74
Kurang 7
Merencanakan Percobaan 10,19
Kurang Sekali 43,52
Cu kup 8
Menggunakan Alat dan Bahan 6,94
Kurang Sekali 40,74
Kurang 9
Menerapkan Konsep 16,20
Kurang Sekali 34,72
Kurang 10 Bekomunikasi
0,93 Kurang Sekali
58,33 Cukup
Jumlah 238,95
Kurang 477,30
Cukup Rerata
23,89 47,73
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cukup signifikan dari hasil postest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol, nilai
presentasi tertinggi ada pada indikator mengajukan pertanyaan dengan nilai 70,40 untuk kategori baik. Dan pada kelas ekperimen, nilai presentasi
tertinggi juga ada pada indikator mengajukan pertanyaan dengan nilai 90,74 untuk kategori baik sekali. Sedangkan nilai presentasi terkecil di kelas kontrol
ada pada indikator berkomunikasi dengan nilai 0,93 untuk kategori kurang sekali dan pada kelas eksperimen pada indikator merencanakan percobaan
dengan nilai 7,4 untuk kategori kurang sekali. Lampiran 8Indikator soal pada keterampilan proses sains berhipotesis yaitu, diberikan rumusan masalah,
siswa dapat menyusun hipotesis terhadap suatu percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Hasil postest menunjukkan kelas kontrol
mendapatkan nilai 51,93 untuk kategori cukup, sedangkan kelas eksperimen mendapat nilai 40,74 untuk kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa
kelas kontrol memiliki nilai berhipotesis lebih tinggi dari kelas eksperimen, akan tetapi dilihat dari pretest dan postest kelas eksperimen, nilai pada
keterampilan proses sains berhipotesis tetap menunjukkan kenaikan dari 6,48