Pengertian Laju Reaksi Keterampilan Proses Sains

katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat- zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi. 61

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. 62 Para siswa memang memiliki sejumlah pengetahuan, naumun banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagai informasi, sedagkan mereka sendiri tidak dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu, akibatnya pengetahuan itu tidak bemakna dalam kehidupan sehari-hari. 63 Dengan mengetahui bahwa minimnya para siswa memahami secara mendalam pada suatu materi pelajaran, juga belum terbiasanya siswa dihadapkan dengan pembelajaran-pembelajaran berbasis pemecahan masalah, padahal ketika siswa terjun dimasyarakat dan lingkungan sebenarnya nanti, maka bertemunya masalah mulai dari yang sederhana sampai pada masalah yang amat kompleks, dan mau tidak mau hal tersebut harus dihadapi. Sehingga belajar, yang merupakan proses pembentukan kebiasan dan pola perubahan tingkah laku, adalah situasi dan kondisi yang paling tepat melatih peserta didik untuk mengembangkan potensi, melatih pola kebiasanan, menjaga perilaku, dan perubahan-perubahan lain yang membawa pada kualitas kehidupan yang lebih baik. Menurut departemen pendidikan nasional, terdapat tiga kemampuan dalam IPA, yaitu : 1 kemampuan mengetahuai apa yang diamati, 2 kemampuan memprediksi apa yang belum terjadi, dan kemampuan untuk menguji tidak lanjut eksperimen, dan 3 dikembangkannya sikap ilmiah. 64 61 Ibid. 62 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung:Alfabeta,2009. h.60 63 Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Proses Sains. Jakarta: PT Gramedia, 1985 h.6 64 Zulfiani,dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2009 h.47 Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. 65 Dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta daan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. 66 Terlatihnya siswa menggunakan keterampilan proses ini akan memudahkan dalam menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari pemecahan masalah, dan peran guru dengan demikian adalah sebagai fasilitator. 67 Pembelajaran berbasis masalah PBL lebih menekankan pada pemecahan masalah secara autentik seperti masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. 68 Dari paparan teori diatas, dapat ditentukan titik temu antara pembelajaran dengan model PBL dan keterampilan proses sains siswa yang ingin dicapai pada materi laju reaksi dalam mata pelajaran kimia yang masuk dalam ranah sainsIPA. Usaha yang paling sederhana tetapi real yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran yang baik, dibutuhkan inovasi dalam pembelajaran untuk memicu perubahan ke arah perkembangan siswa tersebut maka model pembelajaran Problem Based Learning PBL diharapkan dapat memicu motivasi dan melatih keterampilan proses sains diri siswa tersebut sehingga hal ini bisa menjadi langkah menuju perubahan kesadaran siswa untuk selalu memanfaatkan waktu belajar sebaik mungkin. Alur kerangka berpikir dapat digambarkan secara praktis mengnai pembelajaran berbasis masalahProblem Based Learning PBL terhadap 65 Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Proses Sains. Jakarta: PT Gramedia, 1985 h.15 66 Ibid, h.18 67 Zulfiani,dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2009 h.52 68 Martinis Yamin. Strategi Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi, 2013 h.63-64