Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya

Gambar 2.1 Investigatoin Of Process Skill Teori ini menunjukkan bahwa pencapaian keterampilan proses sains bisa dicapai secara keseluruhan, tidak harus bertahap.

c. Peranan Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Proses Sains

Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan pengalaman mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains, mengutip kalimat Harlen 1992 sedikitnya terdapat lima aspek yang perlu diperhatikan oleh guru dalam berperan mengembangkan keterampilan proses. 53 Pertama, memberikan kesempatan untuk menggunakan keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi materi dan fenomena. Kedua, memberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil dan juga diskusi kelas. Ketiga, mendengarkan pembicaraan siswa dalam mempelajari prodi mereka untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk gagasan mereka. Keempat, membantu siswa untuk menyadari keterampilan- keterampilanyang mereka perlukan adalah penting sebagai bagian dari proses 53 Nuryani, R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang, 2005 h.82 mereka sendiri. Kelima, memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan keterampilan, khususnya ketepatan dalam observasi dan pengukuran. 54 4. Laju Reaksi Pengantar Kurikulum 2013, Kompetensi Inti KI.3 yang ingin dicapai dari materi kimia kelas XI adalah memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah didalamnya terdapat Kompetensi Dasar KD dari KI diatas yang mencakup materi laju reaksi adalah KD 3.5 memahami pengertian laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan; dan KD 3.6 memahami teori tumbukan tabrakan untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju reaksi dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Inti 4 yaitu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan, mencakup KD 4.6 yaitu mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi konsentrasi, suhu, katalis, ukuran; KD 4.7 Menentukan orde reaksi berdasarkan interpretasi data percobaan. Hal ini memberikan peluang besar untuk diterapkannya pembelajaran yang inovatif, karena materi ini cukup abstrak membahas tumbukan partikel yang tidak dapat diindera secara langsung, juga sangat erat kaitannya dengan kehidupan nyata. Sehingga model PBL dapat diterapkan dalam materi ini dengan metode percobaan singkat demonstrasi dan hasilnya akan didiskusikan bersama agar 54 Nuryani, R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang, 2005 h.82 memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk aktif mempelajari, menganalisis, dan menyimpulkan proses pembelajaran dengan model PBL ini.

a. Pengertian Laju Reaksi

Menurut teori tumbukan reaksi kimia terjadi karena adanya benturan antar partikel zat yang bereaksi sehingga menghasilkan zat baru. Kecepatan terbentuknya produk dari suatu reaksi disebut laju reaksi. Dalam modulnya, Azizah memaparkan bahwa reaksi kimia berjalan pada tingkat yang berbeda, beberapa diantaranya berjalan sangat lambat, misalnya penghancuran kaleng aluminium oleh udara atau penghancuran botol plastik oleh sinar matahari, yang memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan berabad-abad. Beberapa reaksi lain berjalan sangat cepat misalnya nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu beberapa reaksi dapat berjalan cepat atau lambat bergantung pada kondisinya, misalnya besi mudah berkarat pada kondisi lembab, tetapi di lingkungan yang kering, misalnya di gurun besi berkarat cukup lambat. 55 Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Sebagai contoh, seseorang lari dengan kecepatan 10 kmjam. Artinya orang tersebut telah berpindah tempat sejauh 10 km dalam waktu satu jam. 56 Bagaimanakah cara menyatakan laju dari suatu reaksi? Dalam reaksi kimia, perubahan yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan makin sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah molaritas M atau mol per liter mol. L-1. Satuan waktu yang digunakan biasanya detik dt. Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik mol. L-1. dt-1 atau M.dt-1. 57 55 Utiya Azizah. Laju Reaksi.Jakarta:Depdiknas: 2004.h.6 56 Ibid, h.7 57 Ibid.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi

1 Konsentrasi Kita telah tahu bahwa jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan konsentrasi molar. Bila konsentrasi pereaksi diperbesar dalam suatu reaksi, berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat laju reaksi. Bila partikel makin banyak, akibatnya lebih banyak kemungkinan partikel saling bertumbukan yang terjadi dalam suatu larutan, sehingga reaksi bertambah cepat. Perhatikan Gambar 2.1, apa yang terjadi bila dalam suatu kolam makin banyak perahu yang berjalan? Pasti akan terjadi banyak kemungkinan saling bertabrakan. 58 Gambar 2.2 Ilustrasi Konsentrasi Makin banyak perahu dalam kolam, makin banyak terjadi tabrakan 2 Luas Permukaan Sentuh Simak kubus pada Gambar 2.3 yang panjang sisinya 5 cm, kemudian anda pecah-pecah menjadi delapan buah kubus dengan ukuran masingmasing sama, yaitu panjang sisinya 2,5 cm. Berapakah luas permukaan kubus sebelum dan sesudah dipecah-pecah? Sebelum dipecah, luas permukaan kubus sebesar 6 muka × luas muka 150 cm2. Setelah dipecah menjadi 8 bagian, luas permukaan kubus menjadi 8 kubus × 6 muka × luas muka 300 cm2. Jadi, semakin kecil halus ukuran butiran zat padat, semakin besar luas permukaannya. Akibatnya, peluang untuk terjadinya reaksi semakin besar. Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan 58 Utiya Azizah. Laju Reaksi.Jakarta:Depdiknas.2004.h.26