53 6  Tidak  melakukan  hal  yang  menyebabkan  kebisingan  di  atas  jam
21.00. 7  Tidak melakukan pemerasan dan kekerasan terhadap sesama teman.
8  Tidak  diijinkan  membawa  dan  menggunakan  senjata  tajam,  alkohol, serta obat obatan terlarang.
9  Menjaga nama baik rumah singgah. 10  Bagi  yang  melanggar  tata  tertib  siap  menerima  sanksi  tegas  dari
pengurus Rumah Singgah. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa anak jalanan
yang  tinggal  di  RSB  Diponegoro  memiliki  peraturan  yang  harus  dipatuhi demi kelancaran dan ketertiban di RSB Diponegoro.
3.  Profil Subjek Penelitian
Dalam  penelitian  ini  terdapat  7  orang  informan  penelitian.  Subjek penelitian ini meliputi 5 anak jalanan dan 2 orang pengurus RSB Diponegoro.
Tabel  4  ini  merupakan  profil  informan  anak  jalanan  berdasarkan  jenis kelamin, usia, status pendidikan dan lamanya menjadi anak jalanan.
Tabel 5. Profil Informan Anak Jalanan Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan, dan Lama Menjadi Anak Jalanan
No Nama
Inisial Jenis
Kelamin Usia
Th Tingkat Pendidikan
Lama Menjadi Anak Jalanan
1 WY
Laki-laki 17
Lulusan SD 6 th
2 BG
Laki-laki 17
Tidak pernah sekolah 10 th
3 TL
Perempuan 16
Tidak pernah sekolah 8 th
4 AA
Laki-laki 18
Lulusan SD 9 th
5 SB
Perempuan 16
SD Tidak lulus 6 th
Sumber: Data Primer, 2012
54 Berdasarkan  tabel  4  dapat  diketahui  bahwa  informan  anak  jalanan
dalam  penelitian  ini  sebagian  besar  berjenis  kelamin  laki-laki  sebanyak  4 orang  57,14  dan  sisanya  berjenis  kelamin  perempuan  sebanyak  3  orang
42,86. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan usia untuk anak jalanan masih berusia  remaja  yaitu  antara  16-18  tahun.  Untuk  tingkat  pendidikan
menunjukkan  bahwa  informan  anak  jalanan  secara  keseluruhan  memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan anak
jalanan  hanya  lulusan  SD  saja  bahkan  ada  yang  tidak  pernah  menempuh pendidikan  sama  sekali.  Sementara  berdasarkan  lamanya  informan  menjadi
anak jalanan antara 6-10 tahun. Mengenai  profil  informan  pengurus  RSB  Diponegoro  disajikan  pada
tabel 5 berikut ini. Tabel 6. Profil Informan Pengurus RSB Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Tingkat Pendidikan No
Nama Inisial
Jenis Kelamin
Usia Th
Tingkat Pendidikan
Keterangan 1
FS Laki-laki
38 S1
Pengurus RSB Diponegoro, Guru SD
2 NV
Perempuan 34
S1 Pengurus RSB
Diponegoro, Wiraswasta
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan  tabel  5  dapat  diketahui  bahwa  informan  pengurus  RSB Diponegoro  terdiri  dari  2  orang  yang  berjenis  kelamin  laki-laki  dan
perempuan  dan  berusia  34  tahun  dan  38  tahun.  Informan  pengurus  RSB Diponegoro  seluruhnya memiliki tingkat pendidikan yang memadai yaitu S1.
Selain  menjadi  pengurus  RSB  Diponegoro,  ternyata  informan  dalam penelitian ini memiliki profesi lain sebagai guru SD dan wiraswasta.
55
4.  Faktor Penyebab Menjadi Anak Jalanan
Banyak  faktor  penyebab  menjadi  anak  jalanan.  Demikian pula  dengan anak  jalanan  di  RSB  Diponegoro  yang  memiliki  berbagai  faktor  penyebab
menjadi anak jalanan. Menurut WY 17 tahun faktor penyebab menjadi anak jalanan menjelaskan sebagai berikut:
“Awal mulanya saya menjadi anak jalanan karena pada waktu saya  lulus SD  orang  tua  saya  tidak  bisa  membiayai  lagi  baik  untuk  sekolah,  buku
maupun  seragam  sekolah  terkadang  untuk  makan  saja  susah,  sehingga saya  menganggur  serta  hidup  di  jalanan  kemudian  mengenal  anak  anak
jalanan,  oleh  karena  itu  saya  mulai  mengenal  mengemis”  hasil wawancara pada tanggal 28 September 2012.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa  faktor penyebab menjadi  anak  jalanan  pada  WY  17  tahun  adalah  faktor  ekonomi.  Akibat
kemiskinan  atau  faktor  ekonomi,  anak  terpaksa  mencari  nafkah  untuk membantu  memenuhi  kebutuhan  hidup  keluarganya  atau  untuk  kebutuhan
pribadinya,  sehingga  anak  putus  sekolah  dan  turun  jalan  untuk  bekerja sebagai pengemis.
Faktor  ekonomi  yang  menjadi  faktor  penyebab  menjadi  anak  jalanan juga  dirasakan  oleh  TL  16  tahun  pada  hasil  wawancara  pada  tanggal  5
Oktober 2012 yang mengemukakan bahwa: “Saya  menjadi  anak  jalanan  karena  orang  tua  tidak  bisa  membiayai
sekolah  bahkan  untuk  biaya  hidup,  lalu saya  diminta  untuk  mengemis bersama ibu saya”.
Berdasarkan  hasil  wawancara  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  TL  16
tahun menjadi anak jalanan disebabkan oleh faktor ekonomi yakni orang tua tidak  mampu  membiayai  sekolah,  sehingga  TL  16  tahun  harus  membantu
bekerja  seperti  mengemis  untuk  biaya  hidup.  Penjelasan  lain  dikemukakan
56 oleh  BG  17  tahun  yang  mengungkapkan  faktor  penyebab  menjadi  anak
jalanan sebagai berikut: Saya  tidak  tahu  orang  tua  saya  dimana,  yang  jelas  sejak  kecil  saya
diasuh  oleh  orang  tua  angkat  yang  mereka  memang  hidup  di  jalanan sehingga  sejak  kecil  saya  sudah  dibiasakan  untuk  hidup  di  jalanan
seperti  mengemis,  menyemir  dan  mengamen  pada  awalnya  saya dipaksa  untuk  bekerja  tetapi  setelah  lama  kelamaan  akhirnya  terbiasa
untuk melakukan pekerjaan itu, hal ini saya  lakukan untuk bisa makan sehari-hari hasil wawancara pada tanggal 1 Oktober 2012.
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa BG 17 tahun menjadi anak jalanan disebabkan faktor modeling, yakni BG 17 tahun sejak kecil di
asuh oleh orang tua angkat, sehingga sejak kecil sudah hidup di jalanan. Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  faktor  penyebab
menjadi anak jalanan pada informan WY 17 tahun dan  TL 16 tahun yaitu faktor  ekonomi.  Fenomena  anak  jalanan  memang  tidak  terlepas  dari  faktor
ekonomi  yang menyebabkan anak turun ke jalan. Faktor ekonomi cenderung akibat  adanya  kemiskinan,  sehingga  anak  terpaksa  mencari  nafkah  untuk
membantu  memenuhi  kebutuhan  hidup  keluarganya  atau  untuk  kebutuhan pribadinya.  Faktor  ekonomi  orang  tua  sangat  berdampak  terhadap
kelangsungan  hidup  anak-anaknya  yang  pada  akhirnya  merelakan  anak- anaknya terjun langsung ke jalanan untuk mencari nafkah. Sementara BG 17
tahun disebabkan faktor modeling yakni sejak kecil sudah hidup di jalanan. Faktor  disorganisasi  keluarga  perpecahan  keluarga  juga  menjadi
penyebab menjadi anak jalanan. Disorganisasi keluarga merupakan salah satu faktor  penyebab  anak-anak  turun  ke  jalanan  sehingga  faktor  ini  memiliki
peran  yang  cukup  besar  pada  anak  jalanan.  Anak  sering  dijadikan pelampiasan  atas  masalah  yang  tengah  dihadapi  orang  tua,  sehingga  anak