18 Pendapat lain oleh Sarlito Sarwono 2011: 188 diungkapkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku seksual yaitu sebagai berikut: a. Meningkatnya libido seksual
Di dalam upaya mengisi peran sosial, seorang remaja mendapatkan motivasinya dari meningkatnya energi seksual atau libido, energi seksual ini
berkaitan erat dengan kematangan fisik. b. Penundaan usia perkawinan
Dengan meningkatnya taraf pendidikan masyarakat main menunda kebutuhan untuk mengawinkan anak-anaknya untuk bersekolah dulu
sebelum mengawinkan mereka. c. TabuLarangan
Sementara usia perkawinan ditunda, norma-norma agama tetap berlaku dimana orang tidak boleh melaksanakan hubungan seksual sebelum
menikah. Pada masyarakat modern bahkan larangan tersebut berkembang lebih lanjut pada tingkat yang lain seperti berciuman dan masturbasi untuk
remaja yang tidak dapat menahan diri akan cenderung melanggar larangan tersebut.
d. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi Remaja yang sudah mulai berkembang kematangan seksualnya secara
lengkap kurang mendapat pengarahan dari orang tua mengenai kesehatan reproduksi khususnya tentang akibat-akibat perilaku seks pranikah, maka
akan sulit mengendalikan rangsangan dan banyak kesempatan seksual pornografi melalui media massa yang membuat mereka melakukan perilaku
19 seksual secara bebas tanpa mengetahui resiko-resiko yang dapat terjadi
seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual. e. Pergaulan yang semakin bebas
Gejala ini banyak terjadi di kota-kota besar, banyak kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja, semakin tinggi tingkat pemantauan orang
tua terhadap anak remajanya, semakin rendah kemungkinan perilaku menyimpang menimpa remaja. Oleh karena itu, di samping komunikasi
yang baik dengan anak, orang tua juga perlu mengembangkan kepercayaan anak pada orang tua.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual antara lain: a tingkat
perkembangan seksual meningkatnya libido seksual, b kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, c pengaruh keluargaorang tua, d
penundaan usia perkawinan, e tabularangan, f media massa, dan g pergaulan yang semakin bebas.
4. Dampak Perilaku Seksual Bagi Remaja Pranikah
Dampak perilaku seksual bagi remaja pranikah menurut Eny Kusmiran 2011: 35 yaitu sebagai berikut:
a. Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, hal ini membuat remaja terpaksa menikah, padahal mereka belum siap mental, sosial, ekonominya.
b. Pengguguran kandungan aborsi, jika hal ini dilakukan oleh orang yagn kurang terlatih dapat terjadi perdarahan bahkan bisa menyebabkan
kematian.
20 c. Terkena penyakit menular seksual IMSHIVAIDS, khususnya remaja
yang sering berganti-ganti pasangan apalagi yang berhubungan seks dengan penjajah seks.
Pendapat lain dikemukakan oleh Saroha 2009: 308 bahwa akibat hubungan seksual pranikah bagi remaja adalah:
a. Gangguan kesehatan reproduksi akibat infeksi penyakit menular seksual termasuk HIVAIDS
b. Meningkatkan resiko terhadap penyakit menular seksual PMS seperti gonore, sifilis, herpes genitalis.
c. Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ
reproduksi, kamandulan dan kematian akibat pendarahan, dan keracunan hamil.
d. Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan kerja, terutama bagi remaja perempuan.
e. Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat. Menurut Armaidi 2007: 32, akibat seks bebas diantaranya sebagai
berikut: a. Merendahnya derajat manusia
Perilaku seks bebas free sex merendahkan derajat kemanusiaan itu sendiri. Karena perilaku seks bebas menyalurkan kebutuhan biologis seksualnya
sama saja seperti hewan yang tidak punya aturan. Mereka bebas melakukan hubungan seks tanpa ada ikatan pernikahan.
21 b. Anak lahir tanpa ayah
Kelahiran anak tanpa ayah adalah konsekuensi dari hubungan seks bebas. Betapa pun hati-hatinya setiap pelaku seks bebas menggunakan alat
kontrasepsi, misalnya kondom untuk mencegah kehamilan, namun dapat pula terjadi kebocoran. Anak yang lahir di luar pernikahan dan hasil seks
bebas, di tengah masyarakat pasti menghadapi masalah. Permasalahan tersebut meliputi: minder, rendah diri, dan aib tercoreng di muka sejak
mereka lahir karena ulah perbuatan “orang tuanya”. c. Aborsi
Pengguguran kandungan, aborsi adalah akibat yang paling menyedihkan dari perbuatan seks bebas. Banyak wanita yang melakukan seks bebas
terpaksa melakukan aborsi karena tidak ingin bayi yang dikandungnya lahir. Kasus aborsi di kalangan remaja didorong oleh hubungan seks bebas
pranikah. Remaja terutama remaja putri hamil akibat hubungan seks bebas menghadapi dilema. Di satu sisi tidak menyangka bakal bisa sampai hamil.
Sehingga kehamilan yang terjadi harus dihentikan dengan aborsi. Di sisi lain, tindakan aborsi sama saja melakukan pembunuhan terhadap darah
daging sendiri. Di sinilah muncul bayangan rasa berdosa yang menghantui. d. Berjangkitnya penyakit kelamin
Banyak penelitian yang dilakukan ahli kesehatan, salah satu penyebab penyakit kelamin adalah perilaku seks bebas. Terutama mereka yang suka
gonta-ganti pasangan seks. Lahan subur tumbuhnya penyakit kelamin adalah melalui pelacuran. Hal itu sangat wajar, karena pelacur yang berganti
pasangan potensial menyebarkan penyakit kelamin. Bila salah satu saja
22 pasangan seksnya menderita penyakit kelamin, maka kemungkinan untuk
menular bisa saja. Makin banyak dan sering seseorang berhubungan seks dengan pelacur yang mengidap virus penyakit kelamin tertentu, dapat
dipastikan kemungkinan tertular penyakit tersebut. e. AIDS
AIDS atau Acquire Immune Deficiency Syndrome dan HIV Human Immuneodeficiency Virus sudah merupakan ancaman bagi kehidupan
manusia saat ini. AIDS tidak mengenal siapa dia, muda, tua, anak, wanita, laki-laki, orang awam, dan publik figur.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dampak perilaku seksual bagi remaja pranikah meliputi: a gangguan kesehatan reproduksi, b
meningkatkan resiko terhadap penyakit menular seksual PMS, c terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, dan d pengguguran kandungan aborsi.
B. Anak Jalanan 1. Pengertian Anak Jalanan
Anak jalanan merupakan anak-anak dibawah umur 18 tahun yang tinggal dan mencari nafkah di jalanan Poerwadarminta, 2003: 341. Lebih lanjut
Suwardi 2007: 45 menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan anak jalanan bila berumur dibawah 18 tahun, yang menggunakan jalan sebagai
tempat mencari nafkah dan berada di jalan lebih dari enam jam sehari dan enam hari seminggu. Menurut Huraerah 2006: 80 anak jalanan adalah anak
yang menghabiskan waktunya di jalanan, baik untuk bekerja maupun tidak, yang terdiri dari anak-anak yang mempunyai hubungan dengan keluarga atau
terputus hubungannnya dengan keluarga, dan anak yang mandiri sejak kecil