Profil Subjek Penelitian Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro

56 oleh BG 17 tahun yang mengungkapkan faktor penyebab menjadi anak jalanan sebagai berikut: Saya tidak tahu orang tua saya dimana, yang jelas sejak kecil saya diasuh oleh orang tua angkat yang mereka memang hidup di jalanan sehingga sejak kecil saya sudah dibiasakan untuk hidup di jalanan seperti mengemis, menyemir dan mengamen pada awalnya saya dipaksa untuk bekerja tetapi setelah lama kelamaan akhirnya terbiasa untuk melakukan pekerjaan itu, hal ini saya lakukan untuk bisa makan sehari-hari hasil wawancara pada tanggal 1 Oktober 2012. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa BG 17 tahun menjadi anak jalanan disebabkan faktor modeling, yakni BG 17 tahun sejak kecil di asuh oleh orang tua angkat, sehingga sejak kecil sudah hidup di jalanan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor penyebab menjadi anak jalanan pada informan WY 17 tahun dan TL 16 tahun yaitu faktor ekonomi. Fenomena anak jalanan memang tidak terlepas dari faktor ekonomi yang menyebabkan anak turun ke jalan. Faktor ekonomi cenderung akibat adanya kemiskinan, sehingga anak terpaksa mencari nafkah untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya atau untuk kebutuhan pribadinya. Faktor ekonomi orang tua sangat berdampak terhadap kelangsungan hidup anak-anaknya yang pada akhirnya merelakan anak- anaknya terjun langsung ke jalanan untuk mencari nafkah. Sementara BG 17 tahun disebabkan faktor modeling yakni sejak kecil sudah hidup di jalanan. Faktor disorganisasi keluarga perpecahan keluarga juga menjadi penyebab menjadi anak jalanan. Disorganisasi keluarga merupakan salah satu faktor penyebab anak-anak turun ke jalanan sehingga faktor ini memiliki peran yang cukup besar pada anak jalanan. Anak sering dijadikan pelampiasan atas masalah yang tengah dihadapi orang tua, sehingga anak 57 stres dan tidak betah dirumah, maka anak akan melarikan diri dan mencari kehidupan lain kemudian terjebak dalam kehidupan jalanan yang keras. Hal ini sebagaimana yang dialami oleh AA 18 tahun yang mengemukakan sebagai berikut: “Saya menjadi anak jalanan karena perceraian orang tua broken home, saya merasa menjadi tidak dipedulikan, jadi saya pergi dari rumah” hasil wawancara tanggal 8 Oktober 2012. Faktor tersebut juga dialami oleh SB 16 tahun pada hasil wawancara pada tanggal 10 Oktober mengungkapkan bahwa: “Saya menjadi anak jalanan karena broken home, ibu saya menikah lagi sehingga menuntut saya untuk cari uang sendiri” hasil wawancara tanggal 10 Oktober 2012. Berdasarkan uraian di atas, faktor penyebab menjadi anak jalanan pada subyek penelitian ini yaitu faktor ekonomi, faktor modeling dan faktor disorganisasi keluarga perpecahan keluarga. Faktor ekonomi cenderung akibat adanya kemiskinan, sehingga anak terpaksa mencari nafkah untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya atau untuk kebutuhan pribadinya sebagaimana yang dialami oleh WY 17 tahun dan TL 16 tahun sementara BG 17 tahun disebabkan oleh faktor modeling sejak kecil sudah berada di jalanan. Selanjutnya faktor disorganisasi keluarga atau adanya perpecahan keluarga juga menjadi penyebab menjadi anak jalanan. Anak sering dijadikan pelampiasan atas masalah yang tengah dihadapi orang tua, sehingga anak stres dan tidak betah di rumah, maka anak akan melarikan diri dan mencari kehidupan lain kemudian terjebak dalam kehidupan jalanan sebagaimana yang dialami oleh AA 18 tahun dan SB 16 tahun. 58

5. Tindakan Kekerasan Seksual Selama Menjadi Anak Jalanan

Anak jalanan seringkali menjadi korban eksploitasi orang dewasa, misalnya mengalami tindakan kekerasan seksual. Demikian pula dengan anak jalanan di RSB Diponegoro yang juga mengalami tindakan kekerasan seksual. Menurut WY 17 tahun mengenai tindakan kekerasan selama menjadi anak jalanan pada hasil wawancara tanggal 28 September 2012 mengungkapkan bahwa: “Saya tidak pernah mengalami tindakan kekerasan seksual, karena saya laki-laki dan bisa membela diri dengan postur tubuh saya yang besar tapi biasanya anak perempuan sih yang sering mengalami itu”. Hasil wawancara tersebut juga senada dengan hasil wawancara dengan AA 18 tahun yang mengemukakan sebagai berikut: “Tidak pernah mengalami tindakan kekerasan seksual, karena saya memiliki hubungan dekat dengan premannya sini, istilahnya saya dilindungi jadi tidak ada yang berani dengan saya”. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa informan WY 17 tahun dan AA 18 tahun tidak pernah mengalami tindakan kekerasan seksual. Informan WY 17 tahun tidak pernah mengalami kekerasan seksual karena berjenis kelamin laki-laki yang memiliki fisik yang kuat sehingga dapat membela diri dari lingkungan. Sementara AA 18 tahun tidak pernah mengalami tindakan kekerasan seksual karena mendapatkan perlindungan dari preman di wilayah tersebut. Informan lain seperti TL 16 tahun justru mengalami pengalaman tindakan kekerasan. Menurut TL 16 tahun mengenai pengalaman tindakan kekerasan seksual sebagai berikut: