13 suka sama suka. Sedangkan yang tidak normal menyimpang antara lain
sodomi, homoseksual. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perilaku seksual adalah segala macam tingkah lakutindakan yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis
mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama.
2. Bentuk Perilaku Seksual
Menurut Duvall, E.M Miller, B.C dalam Mury, 2009: 45, bentuk perilaku seksual pranikah mengalami peningkatan secara bertahap. Adapun
bentuk-bentuk perilaku seksual tersebut adalah:
a. Touching yaitu berpegangan tangan dan berpelukan.
b. Kissing yaitu berkisar dari ciuman singkat dan cepat sampai kepada ciuman
yang lama dan lebih intim.
c. Petting yaitu menyentuh atau meraba daerah erotis dari tubuh pasangan
biasanya meningkat dari meraba ringan sampai meraba alat kelamin. d. Sexual intercourse yaitu hubungan kelamin atau senggama.
Sarlito Sarwono 2011: 175 mengungkapkan bentuk-bentuk perilaku seksual secara berurutan meliputi: a berkencan, b berpengangan tangan, c
mencium pipi, d berpelukan, e mencium bibir, f memegang buah dada di atas baju, g memegang buah dada dibalik baju, h memegang alat kelamin di
atas baju, i memegang alat kelamin di bawah baju, j melakukan senggama. Pendapat lain dikemukakan oleh Wahyudi 2000: 25 bahwa perilaku
seksual secara rinci dapat berupa:
14 a. Berfantasi, merupakan perilaku membayangkan dan mengimajinasikan
aktivitas seksual yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme. b. Pegangan tangan, aktivitas ini tidak terlalu menimbulkan rangsangan
seksual yang kuat namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas yang lain.
c. Cium kering, berupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan bibir. Cium basah, berupa sentuhan bibir ke bibir.
d. Meraba, merupakan kegiatan bagian-bagian sensitif rangsang seksual, seperti leher, breast, paha, alat kelamin dan lain-lain.
e. Berpelukan, aktivitas ini menimbulkan perasaan tenang, aman, nyaman disertai rangsangan seksual terutama bila mengenai daerah aerogen
sensitif. f. Masturbasi wanita atau onani laki-laki, perilaku merangsang organ
kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual. g. Oral seks, merupakan aktivitas seksual dengan cara memasukan alat
kelamin ke dalam mulut lawan jenis. h. Petting, merupakan seluruh aktivitas non intercourse hingga menempelkan
alat kelamin. i. Intercourse senggama, merupakan aktivitas seksual dengan memasukkan
alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin wanita. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku
seksual meliputi: berfantasi, touching bersentuhan, kissing berciuman, masturbasionani, oral seks, petting dan intercourse senggama.