Faktor Penyebab Menjadi Anak Jalanan

58

5. Tindakan Kekerasan Seksual Selama Menjadi Anak Jalanan

Anak jalanan seringkali menjadi korban eksploitasi orang dewasa, misalnya mengalami tindakan kekerasan seksual. Demikian pula dengan anak jalanan di RSB Diponegoro yang juga mengalami tindakan kekerasan seksual. Menurut WY 17 tahun mengenai tindakan kekerasan selama menjadi anak jalanan pada hasil wawancara tanggal 28 September 2012 mengungkapkan bahwa: “Saya tidak pernah mengalami tindakan kekerasan seksual, karena saya laki-laki dan bisa membela diri dengan postur tubuh saya yang besar tapi biasanya anak perempuan sih yang sering mengalami itu”. Hasil wawancara tersebut juga senada dengan hasil wawancara dengan AA 18 tahun yang mengemukakan sebagai berikut: “Tidak pernah mengalami tindakan kekerasan seksual, karena saya memiliki hubungan dekat dengan premannya sini, istilahnya saya dilindungi jadi tidak ada yang berani dengan saya”. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa informan WY 17 tahun dan AA 18 tahun tidak pernah mengalami tindakan kekerasan seksual. Informan WY 17 tahun tidak pernah mengalami kekerasan seksual karena berjenis kelamin laki-laki yang memiliki fisik yang kuat sehingga dapat membela diri dari lingkungan. Sementara AA 18 tahun tidak pernah mengalami tindakan kekerasan seksual karena mendapatkan perlindungan dari preman di wilayah tersebut. Informan lain seperti TL 16 tahun justru mengalami pengalaman tindakan kekerasan. Menurut TL 16 tahun mengenai pengalaman tindakan kekerasan seksual sebagai berikut: 59 “Saya pernah mengalami tindakan kekerasan seksual, pada waktu sedang tidur saya terbangun ternyata saat tersadar ada anak laki laki menggerayangi tubuh saya serta diremas remas buah dada saya secara paksa bahkan pada saat saya menolak dan memberontak dia tetap saja memaksa, dia mengancam dengan pisau kalo saya berteriak serta tidak menuruti keinginannya” hasil wawancara pada tanggal 5 Oktober 2012. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa TL 16 tahun pernah mengalami tindakan kekerasan seksual seperti diremas-remas pada bagian dada. Nasib serupa juga pernah dialami oleh SB 16 tahun bahkan lebih parah. Mengenai pengalaman tindakan kekerasan seksual SB 16 tahun pada hasil wawancara tanggal 10 Oktober 2012 mengemukakan bahwa “saya pernah diraba raba serta dipaksa untuk melakukan hubungan seksual”. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa SB 16 tahun pernah mengalami tindakan kekerasan seksual seperti diraba-raba dan diperkosa. Keterangan lain dikemukakan oleh BG 17 tahun yang justru pernah melakukan tindakan kekerasan secara fisik. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 1 Oktober 2012, BG 17 tahun mengemukakan bahwa: “Saya tidak pernah mengalami tindak kekerasan seksual, sebenarnya untuk kekerasan fisik sering saya lakukan seperti menampar, menjambak serta memukul teman lain hal ini saya anggap sudah biasa karena temanku juga melakukan hal yang sama ke aku”. Dari Hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk tindakan kekerasan seksual BG 17 tahun tidak pernah mengalaminya tetapi justru pernah melakukan tindakan kekerasan fisik seperti menampar, menjambak serta memukul teman sesama anak jalanan. Hal ini dilakukan oleh BG 17 tahun sebagai bentuk pembelaan diri karena teman sesama anak jalanan juga melakukan demikian. 60 Berdasarkan uraian di atas, maka pengalaman tindakan kekerasan seksual pada anak jalanan dapat diperinci sebagai berkut: Tabel 7. Pengalaman Tindakan Kekerasan Seksual Anak Jalanan Berdasarkan Jenis Kelamin No Nama Inisial Jenis Kelamin Pengalaman Tindakan Kekerasan Seksual 1 WY Laki-laki Tidak pernah mengalami 2 BG Laki-laki Tidak pernah mengalami 3 TL Perempuan Pernah, diremas-remas buah dada secara paksa bahkan diancam 4 AA Laki-laki Tidak pernah mengalami 5 SB Perempuan Pernah, diraba-raba dan dipaksa melakukan hubungan seksual Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa anak jalanan perempuan cenderung mengalami tindakan kekerasan seksual dengan paksaan bahkan ancaman untuk melakukan hubungan seksual. Sementara anak jalanan laki- laki cenderung lebih aman dari tindakan kekerasan seksual. Hal ini berarti anak jalanan perempuan sering mengalami pelecehan dan kekerasan seksual dalam berbagai bentuknya, seperti dicolek, diraba-raba, bahkan diperkosa melakukan hubungan seksual secara paksa.

6. Perilaku Seksual Anak Jalanan Di RSB Diponegoro

Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Hal ini tidak terkecuali terjadi pada anak jalanan di RSB Diponegoro. WY 17 tahun menjelaskan pada hasil wawancara tanggal 28 61 September 2012 mengenai perilaku seksual yang dilakukan selama menjadi anak jalanan sebagai berikut: “Untuk pegangan tangan ya kadang-kadang, biasanya dilakukan di perempatan lampu merah kadang juga di jembatan. Kalo berpelukan jarang, biasanya berpelukan karena pengen aja biasa saya lakukan di tempat sepigelap. Berciuman pernah dan sering dilakukan karena”enak” biasa saya lakukan di tempat sepi terutama bila nggak ada orang. Kalo menyentuhmeraba daerah erotis tidak pernah. Onani pernah bahkan sering, kalo lagi mood biasa dilakukan sehabis bangun tidur kalo tidak ada kegiatan sewaktu mandi. Untuk oral seks dan senggama tidak pernah. Semua perilaku itu saya lakukan dengan pacar atau teman”. Berdasar keterangan di atas menunjukkan bahwa WY 17 tahun melakukan perilaku seksual dengan pacarteman berupa berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dan onani. Sementara perilaku seksual berupa perabaan, oral seks dan senggama belum pernah dilakukan. BG 17 tahun mengungkapkan tentang perilaku seksualnya selama menjadi anak jalanan berikut ini: “Berpegangan tangan dan berpelukan pernah tapi jarang. Kalo berciuman pernah karena kepengen tapi jarang. Menyentuh daerah erotis pernah karena kepengen aja kalo liat bagian tubuh wanita yaitu bagian dada kemudian timbul keinginan untuk megang. Kalo bersenggama pernah tapi kadang kadang, dilakukan dengan pacar atas dasar suka sama suka dilakukan hampir selama empat bulan berulang kali dan diperbuat tanpa menggunakan alat kontrasepsi, biar tidak hamil pacar saya minum jamu pelancar haid. Kalo onani pernah, kadang kadang hal ini disebabkan karena sering melihat video porno melalui seluler dan kebiasaan ini sering dilakukan secara bersama sama tetapi untuk onani dilakukan tanpa sepengetahuan orang lain. Trus oral seks pernah dan sering karena lihat di video-video porno serta menimbulkan sensasi yang berbeda” hasil wawancara pada tanggal 1 Oktober 2011. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa BG 17 tahun selama menjadi anak jalanan telah melakukan perilaku seksual yang bebas mulai dari berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, meraba, bersenggama, onani dan oral seks.