Perkembangan Seksualitas Pada Remaja

34 a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. f. Memperkuat self-control kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikapperilaku kekanak- kanakan. Sementara menurut Havighurst dalam Hurlock Siti Partini, dkk, 2006: 129, tugas perkembangan masa remaja yang harus dilalui dalam masa itu, yaitu: a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mempersiapkan karir ekonomi. f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. 35 g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Pendapat lain dikemukakan oleh Yani Widyastuti, dkk 2009: 12 bahwa tugas perkembangan remaja yaitu: a mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya, b dapat menjalankan peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, c menerima kenyataan jasmaniah serta menggunakan seefektif mungkin dengan perasaan puas, mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa, d mencapai kebebasan ekonomi, e memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan, f mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga, g mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat, memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertangggungjawabkan, memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakannya dan sebagai pandangan hidup. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan remaja yaitu menerima peran jenis kelamin, dapat melakukan hubungan sosial dengan teman sebaya, memperlihatkan tingkah laku yang bertanggungjawab, mempersiapkan karir dan kemandirian ekonomi, memiliki norma atau nilai-nilai sebagai pedoman hidup.

D. Perilaku Seksual Anak Jalanan Di RSB Diponegoro

Perilaku seksual pada anak jalanan merupakan salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan oleh banyak pihak. Hal ini dikarenakan anak jalanan pada umumnya tidak mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai risiko- 36 risikonya dan pada umumnya mudah terjebak dalam melakukan hubungan seks yang berisiko seperti hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti atau hubungan seks tanpa perlindungan. Selain itu anak jalanan juga cenderung terlepas dari pengawasan orang tuanya. Anak jalanan mengenal perilaku seksual dalam usia sangat muda. Banyak anak jalanan yang berusia di bawah 10 tahun menjadi obyek seks bukan atas kemauan sendiri. Jika semula dilakukan secara terpaksa, lama kelamaan kondisi ini mereka nikmati, sehingga bila terpaksa mereka menjadi Pekerja Seks Komersial PSK, ditambah lagi perilaku ini tanpa didasari oleh pengetahuan kesehatan reproduksi yang benar sehingga perilaku tersebut akan sering terulang lagi tanpa ada rasa bersalah. Dengan demikian anak jalanan akan mendapatkan kesempatan yang lebih lama untuk berperilaku seksual yang keliru tanpa menikah dengan segala risikonya apalagi anak jalanan di usia remaja yang sedang mengalami masa pubertas. Berbagai upaya penanganan anak terlantar telah banyak dilakukan baik oleh lembaga pemerintah maupun masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Sosial. Sistem pelayanan yang diberikan dapat melalui panti dan non panti. Hal ini tercermin dari beberapa lembaga pelayanan yang terbangun seperti, Panti Sosial Asuhan Anak, Panti Sosial Bina Remaja, Panti Sosial Marsudi Putra bahkan untuk menampung dan membina para anak jalanan, Departemen Sosial telah menggulirkan ide mendirikan rumah singgah. Salah satu rumah singgah di Yogyakarta yang berkomitmen sebagai kawasan bagi anak-anak jalanan menuju kehidupan secara normal yaitu Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro. RSB Diponegoro Yogyakarta merupakan lembaga yang didirikan sebagai sayap