2.11 Kerangka Berpikir
Materi  geometri  terutama  segiempat  merupakan  salah  satu  metri  yang masih dinilai sulit dipahami oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase daya
serap  hasil  Ujian  Nasional  tahun  2012  SMP  Negeri  1  Karanggayam  untuk kemampuan  menyelesaikan  masalah  yang  berkaitan  dengan  luas  daerah  bangun
datar  hanya  mencapai  32,58.  Salah  satu  faktor  penyebabnya  adalah  masih digunakan  pembelajaran  ekspositori  dimana  guru  masih  mendominasi  proses
pembelajaran  sehingga  siswa  kurang  terlatih  dalam  mengungkapkan  ide  untuk memecahkan masalah.
Guru  harus  mampu  merancang  suatu  pembelajaran  yang  tidak  secara langsung  menyampaikan  suatu  konsep  baru  kepada  siswa.  Namun  turut
melibatkan  siswa  dalam  proses  penemuannya  serta  guru  hendaknya  secara dominan  bertindak  sebagai  fasilitator.  Salah  satu  model  pembelajaran  yang
melibatkan  siswa  secara  aktif  adalah  model  pembelajaran  kooperatif.  Penerapan model  pembelajaran  kooperatif  akan  melatih  siswa  untuk  belajar  menemukan
konsep dengan cara bekerja sama dengan teman satu kelompoknya.  Keberhasilan suatu  kelompok  ditentukan  dari  kerja  sama  yang  dilakukan  oleh  anggota
kelompoknya.  Jika  satu  orang  sudah  menguasai  materi,  maka  anggota  yang  lain seharusnya juga menguasai materi. Hal ini dapat menyebabkan pembelajaran yang
dilakukan dapat tuntas secara klasikal. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan  masalah siswa, tidak cukup
hanya  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  kooperatif.  Dibutuhkan  suatu metode sebagai pendukung yang dapat membiasakan siswa memecahkan masalah
dengan  prosedur  yang  benar.  Salah  satu  metode  yang  dapat  menunjang  tujuan tersebut  adalah  IMPROVE.  Metode  ini  dikembangkan  dengan  landasan  teori
konstruktivisme  yang  menekankan  peran  aktif  siswa  dalam  menemukan  suatu pengetahuan  serta  teori  metakognisi  yang  menekankan  proses  refleksi  diri  siswa
dalam  menentukan  suatu  permasalahan,  serta  menentukan  strategi  dalam penyelesaian masalah, menganalisis keefektifan strategi yang digunakan dan pada
akhirnya  mampu  mengubah  strategi  jika  dirasa  strategi  yang  digunakan  kurang tepat.  Dengan  ini  diharapkan  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  akan
meningkat. Peningkatan  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  juga  erat  kaitannya
dengan  soal-soal  latihan  yang  diberikan  kepada  siswa.  Soal  pemecahan  masalah bisanya  berbentuk  soal  cerita.  Supaya  siswa  lebih  mudah  dalam  memahami  soal
pemecahan  masalah,  hendaknya  guru  memberikan  latihan  berupa  soal  yang kontekstual.  Soal  kontekstual  disesuaikan  dengan  masalah  yang  sering  dihadapi
atau terjadi di lingkungan sekitar siswa. Salah satu pendekatan yang menekankan pada  penggunaan  soal  kontekstual  adalah  pendekatan  PMRI.  Pendekatan  PMRI
merupakan pendekatan  yang  selalu  melibatkan  siswa dalam proses pembelajaran sehingga tidak bertentangan dengan metode IMPROVE. Pendekatan pembelajaran
ini  akan  mendukung  pembelajaran  metode  IMPROVE  sehingga  akan  dihasilkan suatu cara pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Kerangka berpikir dari uraian diatas dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah, pembelajaran belum tuntas secara klasikal
Pembelajaran menggunakan metode ekspositori. Guru masih mendominasi pembelajaran. Siswa kurang terlatih dalam
mengembangkan ide untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah.
Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok
kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim, dapat
melatih siswa untuk mendengarkan pendapat
orang lain, dapat memacu siswa untuk bekerja sama,
dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan
sosial mereka. Metode IMPROVE
menekankan peran aktif siswa dalam menemukan suatu
pengetahuan serta teori metakognisi yang
menekankan proses refleksi diri siswa dalam menentukan
strategi dalam penyelesaian masalah.
Pendekatan PMRI merupakan pendekatan yang selalu
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran serta
menyajikan masalah dalam dunia nyata sehingga siswa
tidak kesulitan dalam memahami masalah.
Penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan metode IMPROVE dengan pendekatan PMRI terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII materi segiempat.
Kemampuan pemecahan masalah siswa diharapkan lebih baik dan pembelajaran tuntas secara klasikal.
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
2.12 Hipotesis