Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Hipotesis 1 Uji Proporsi

, artinya kemampuan awal siswa kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan awal siswa kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis, digunakan uji yaitu: Keterangan: : rata-rata hasil belajar kelas eksperimen : rata-rata hasil belajar kelas kontrol : banyaknya siswa kelas eksperimen : banyaknya siswa kelas kontrol Kriteria pengujian: diterima jika dengan peluang , , dan taraf nyata Sudjana 2005: 239.

3.8.2 Analisis Data Tahap Akhir

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui nilai tes kemampuan pemecahan masalah siswa berdistribusi normal atau tidak. Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Uji statistika yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Langkah-langkah pengujianya sama dengan uji normalitas data tahap awal. dengan

3.8.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui dua kelas mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelas memiliki varians yang sama maka kedua kelas tersebut dikatakan homogen. Uji homogenitas dari kedua kelas dengan menggunakan uji Barlett. Hipotesis yang digunakan adalah : H : kedua kelompok memiliki varians yang sama H 1 : kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama Rumus yang digunakan sama dengan uji homogenitas data awal. Kriteria pengujiannya adalah terima jika dengan dan Sudjana, 2005:263.

3.8.2.3 Uji Hipotesis 1 Uji Proporsi

Untuk mengetahui pembelajaran metode IMPROVE dengan pendekatan PMRI dapat mencapai ketuntasan belajar klasikal pada aspek kemampuan pemecahan masalah, maka dilakukan uji proporsi satu pihak. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 BSNP, 2006: 12. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. , artinya proporsi siswa pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai belum mencapai belum mencapai KKM klasikal; dan , artinya proporsi siswa pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai sudah mencapai atau lebih sudah mencapai KKM klasikal. Rumus yang digunakan adalah Keterangan: : banyaknya siswa yang nilanya : nilai yang dihipotesiskan 74,5 : jumlah anggota sampel Kriteria pengujiannya yaitu H ditolak jika . Nilai didapat dari daftar normal baku dengan peluang dengan . Dalam hal lainnya H diterima. Sudjana, 2005: 235

3.8.2.4 Uji Hipotesis 2 Uji Kesamaan Dua Proporsi

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 6 256

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII

2 77 435

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGACU PADA MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP N 21 SEMARANG

0 9 216

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII

16 97 444

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AIR BERBANTUAN WORKSHEET TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII PADA MATERI HIMPUNAN

2 17 157

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH POKOK MATERI SEGIEMPAT DI MTS NEGERI 1 PALEMBANG

0 1 92