Pembelajaran pada kelas kontrol masih terpusat pada guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik. Akibatnya siswa kurang
antusias dalam pembelajaran. Selain itu siswa kurang aktif terlibat dalam pembelajaran sehingga kreativitas untuk memunculkan ide-ide baru dalam
pemecahan masalah masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sanjaya 2011: 194 yang menyatakan bahwa pembelajaran ekspositori juga disebut
pembelajaran langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu, materi pe;ajaran seakan-akan sudah jadi. Inilah yang menyebabkan kemapuan
pemecahan masalah siswa pada kelas kontrol lebih rendah dari kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen.
4.2.5 Pembahasan Rata-Rata Hasil Belajar pada Aspek Kemampuan
Pemecahan Masalah
Untuk memperkuat alasan suatu pembelajaran lebih efektif dari pembelajaran yang lain, selain menghasilkan proporsi ketuntasan yang lebih baik
juga harus menghasilkan rata-rata yang lebih baik pula. Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji
satu pihak kanan. Berdasarkan hasil perhitungan
dapat disimpulkan bahwa
rata-rata hasil belajar siswa pada aspek kemampuan pemecahan masalah menggunakan
pembelajaran metode IMPROVE dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa pada aspek kemampuan pemecahan masalah
menggunakan pembelajaran ekspositori. Faktor yang menyebabkan rata-rata hasil belajar siswa pada aspek
kemampuan pemecahan masalah menggunakan pembelajaran metode IMPROVE
dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa pada aspek kemampuan pemecahan masalah menggunakan pembelajaran ekspositori
yaitu pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil sehinggan siswa dapat berdiskusi dalam menyelesaikan masalah. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Suherman 2003: 259, bahwa model kooperatif terbukti dapat meningkatkan berpikir kritis serta meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah. Sedangkan pembelajaran ekspositori siswa cenderung pasif dan pembelajaran masih terpusat pada guru. Hal ini diperkuat dengan pendapat
Sanjaya 2011: 191, bahwa keberhasilan pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa
percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur berkomunikasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa
itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
4.2.6 Pembahasan Hasil Pengamatan Kualitas Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung, diperoleh data sebagai berikut.
Gambar 4.1 Diagram Persentase Kualitas Pembelajaran Dari hasil pengamatan tampak bahwa persentase kualitas pembelajaran
meningkat dari pertemuan satu ke pertemuan dua. Selain itu tampak pula bahwa hasil observasi pengamat satu dengan pengamat dua tidak jauh berbeda. Hal ini
berarti bahwa kualitas pembelajaran yang telah berlangsung di kelas eksperimen memenuhi kriteria baik.
Menurut Uno 2007: 157 terdapat tiga dimensi yang berkaitan dengan kualitas pembelajaran. Ketiga dimensi itu adalah strategi pengorganisasian
pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Strategi-strategi tersebut dituangkan dalam indikator-indikator
yang memudahkan guru untuk melaksanakan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran menggunakan metode IMPROVE dengan pendekatan PMRI
terdapat kegiatan-kegiatan yang mewakili indikator-indikator dari dimensi kualitas pembelajaran. Misalnya guru selalu menyiapkan materi setiap kali
pertemuan, memberikan soal-soal latihan kepada siswa, menggunakan bahan pengajaran yang tercantum dalam sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
74,00 75,00
76,00 77,00
78,00 79,00
80,00 81,00
82,00 83,00
84,00
1 2
77,33 83,33
78,67 82,67
P e
rs e
n ta
se k
u a
li ta
s p
e m
b e
la ja
ra n
Pertemuan ke-
Pengamat 1 Pengamat 2
aplikasi dari strategi pengorganisasian pembelajaran. Kegiatan lain seperti menggunakan metode IMPROVE dalam pembelajaran, menggunakan media kartu
metakognisi, menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran. Kegiatan- kegiatan tersebut mewakili indikator dalam strategi penyampaian pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan seperti memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memberikan umpan balik merupakan kegiatan-kegiatan
yang mencerminkan strategi pengelolaan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang disebutkan tadi harus ada dalam setiap pembelajaran menggunakan metode
IMPROVE dengan pendekatan PMRI. Hal inilah yang menyebabkan kualitas pembelajaran menggunakan metode IMPROVE dengan pendekatan PMRI dapat
memenuhi kategori baik.
4.2.7 Pembahasan Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa