alternatif pemecahannya  melalui kesepakatan kelompok. Hal  ini  juga  merupakan salah  satu  penyebab  hasil  belajar  siswa  dalam  aspek  kemampuan  pemecahan
masalah dapat tuntas secara klasikal.
4.2.4 Pembahasan Proporsi Ketuntasan Belajar
Setelah  dilakukan  uji  proporsi  pada  kelas  eksperimen,  dilakukan  uji kesamaan  dua  proprosi  antara  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol  dengan
menggunakan  uji  satu  pihak  kanan.  Uji  ini  dilakukan  untuk  membandingkan proporsi  ketuntasan  hasil  belajar  siswa  dalam  aspek  kemampuan  pemecahan
masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dapat  disimpulkan  bahwa  proporsi  ketuntasan  hasil  belajar  siswa  pada  aspek
kemampuan pemecahan masalah menggunakan pembelajaran metode IMPROVE dengan  pendekatan  PMRI  lebih  baik  daripada  proporsi  ketuntasan  hasil  belajar
siswa  pada  aspek  kemampuan  pemecahan  masalah  menggunakan  pembelajaran ekspositori.
Pembelajaran  pada  kelas  eksperimen  memuat  langkah-langkah  yang dapat  memudahkan  siswa  mengerjakan  soal  mennggunakan  langkah  Polya.
Adanya  kartu  metakognisi  membantu  siswa  untuk  memahami  masalah  dan merencanakan penyelesaian masalah. Model kooperatif yang diterapkan membuat
siswa  bekerja  dalam  kelompok,  sehingga  mereka  akan  lebih  mudah  dalam menemukan
penyelesaian masalah.
Kecermatan dan
ketelitian dalam
menyelesaikan  masalah  akan  disepakati  oleh  seluruh  anggota  kelompok.  Hal  ini jelas lebih baik dibandingkan dengan hanya dilakukan oleh seorang saja.
Pembelajaran  pada  kelas  kontrol  masih  terpusat  pada  guru.  Hal  ini menyebabkan  pembelajaran  menjadi  kurang  menarik.  Akibatnya  siswa  kurang
antusias  dalam  pembelajaran.  Selain  itu  siswa  kurang  aktif  terlibat  dalam pembelajaran  sehingga  kreativitas  untuk  memunculkan  ide-ide  baru  dalam
pemecahan  masalah  masih rendah. Hal  ini  sejalan dengan pendapat dari Sanjaya 2011:  194  yang  menyatakan  bahwa  pembelajaran  ekspositori  juga  disebut
pembelajaran  langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan  materi itu, materi pe;ajaran seakan-akan sudah jadi. Inilah yang menyebabkan kemapuan
pemecahan  masalah  siswa  pada  kelas  kontrol  lebih  rendah  dari  kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen.
4.2.5 Pembahasan Rata-Rata Hasil Belajar pada Aspek Kemampuan