16
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah
Suatu masalah  biasanya  memuat suatu situasi  yang  mendorong seseorang untuk  menyelesaikannya,  akan  tetapi  tidak  tahu  secara  langsung  apa  yang  harus
dikerjakan  untuk  menyelesaikannya.  Jika  suatu  masalah  diberikan  kepada seseorang  dan  seseorang  tersebut  dapat  secara  langsung  mengetahui  cara
menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.  Untuk  memperoleh  kemampuan  pemecahan  masalah,  seseorang  harus
memiliki banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah. Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan
keluar  dari  suatu  kesulitan  guna  mencapai  suatu  tujuan  yang  tidak  dapat  segera dicapai. Suatu masalah dapat dipandang sebagai “masalah” merupakan hal yang
sangat  relatif.  Suatu  soal  yang  dianggap  sebagai  masalah  tapi  bagi  orang  lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka.
Guru  perlu  berhati-hati  dalam  menentukan  soal  yang  disajikan  sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagian besar guru, untuk memperoleh atau menyusun
soal  yang  benar-benar  bukan  merupakan  masalah  rutin  bagi  siswa  mungkin termasuk pekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal ini dapat diatasi antara lain melalui
pengalaman  dalam  menyajikan  soal  yang  bervariasi  baik  bentuk,  tema  masalah,
tingkat  kesulitan,  serta  tuntutan  kemampuan  intelektual  yang  ingin  dicapai  atau dikembangkan pada siswa.
Untuk  memudahkan  dalam  pemilihan  soal,  perlu  dilakukan  pembedaan antara  soal  rutin  dengan  soal  tidak  rutin.  Soal  rutin  biasanya  mencakup  aplikasi
suatu prosedur matematika yang sama atau mirip dengan hal yang baru dipelajari. Sedangkan  dalam  masalah  tidak  rutin,  untuk  sampai  pada  prosedur  yang  benar
diperlukan pemikiran yang lebih mendalam. Kemampuan  pemecahan  masalah  matematika  yang  dimaksud  dalam
penelitian  ini  dapat  diartikan  sebagai  kemampuan  siswa  menggunakan pengetahuan  yang  sudah  dimilikinya  untuk  mencari  jalan  keluar  atau  solusi  dari
suatu  permasalahan  matematika  yang  tidak  dapat  dijawab  dengan  segera. Kemampuan ini dapat terlihat dari cara-cara atau langkah-langkah yang dilakukan
siswa dalam  menyelesiakan atau  memecahkan permasalahan  matematika  yang  ia terima.
Menurut  Polya  1945:  5-6  solusi  pemecahan  masalah  memuat  langkah penyelesaian sebagai berikut.
First  we  have  to  understand  the  problem;  we  have  to  clearly  what  is required. Second, we have to see how the various items are connected,
how the unknown is linked to  the data, in  order to obtain the idea of the solution, to make a plan. Third, we carry out plan. Fourth, we look
back the completed solution, we review and discuss it.
Langkah-langkah  penyelesaian  masalah  yang  dikemukakan  oleh  Polya dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Memahami masalah, artinya siswa dapat mengidentifikasi kelengkapan data
termasuk  mengungkap  data  yang  samar  yang  berguna  dalam  penyelesaian.
Pada tahap ini siswa diharapkan dapat memahami kondisi soal atau masalah yang diberikan. Memahami disini meliputi mengenal soal, menganalisis soal
dan menerjemahkan informasi yang diketahui dan ditanyakan soal. b.
Menyusun  rencana,  artinya  siswa  dapat  membuat  beberapa  alternatif  cara penyelesaian  yang  dapat  digunakan  untuk  menyelesaikan  masalah.  Pada
tahap ini siswa diharapkan dapat menggunakan persamaan atau aturan serta pengetahuan  yang  sudah  dimilikinya  untuk  membuat  suatu  rencana
penyelesaian. c.
Melakukan  rencana,  artinya  siswa  dapat  melaksanakan  langkah  b  dan mencoba  melakukan  semua  kemungkinan  yang  dapat  dilakukan.  Pada
langkah  ini  siswa  telah  siap  melakukan  perhitungan  dengan  segala  macam hal yang diperlukan termasuk aturankonsep dan rumus yang sesuai.
d. Memeriksa  kembali  hasil  dengan  cara  menyimpulkan,  artinya  siswa  dapat
melengkapi  langkah-langkah  yang  telah  dibuatnya  ataupun  membuat alternatif jawaban lain. Pada tahap ini siswa diharapkan berusaha mengecek
kembali dan menelaah dengan teliti setiap tahap yang telah dilakukan.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif