Elastisitas Tenaga Kerja Elastisitas dan Parameter Lain

5.1.1. Eksplorasi Data Harga Minyak Dunia

Perkembangan harga minyak dunia selama periode Januari 1990 sampai dengan Desember 2009 disajikan pada Gambar 16. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa selama periode Januari 1990 sampai dengan Agustus 1999 harga minyak dunia relatif stabil berada pada kisaran US 20 per barrel. Setelah periode tersebut harga minyak dunia cenderung terus mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi pada periode Maret-Agustus 2008 dimana harga minyak dunia menembus level US 100barrel. Pada periode tersebut harga minyak dunia berfluktuasi pada kisaran US 101barrel sampai dengan US 132barrel. Harga minyak dunia yang melonjak tersebut disebabkan oleh keterbatasan pasokan di satu sisi serta meningkatnya permintaan dunia di sisi lain. Gambar 16. Perkembangan Harga Minyak Dunia selama Periode Januari 1990- Desember 2009

5.1.2. Eksplorasi Data Harga Ekspor Industri

a. Harga Ekspor Industri Minyak dan Lemak

Perkembangan harga ekspor industri minyak dan lemak digambarkan pada Gambar 17. Pada gambar tersebut terlihat bahwa harga ekspor untuk minyak dan lemak selama Januari 1988 hingga Desember 2008 berfluktuasi. Periode Januari 1988 hingga Juli 1989 harga ekspor untuk minyak dan lemak berkisar antara 0.40 USkg, kemudian harga melonjak tinggi hingga 0.67 USkg pada Agustus 1989. Pada periode-periode selanjutnya tidak terjadi lonjakan harga ekspor yang signifikan, namun harga kembali melonjak drastis pada periode Agustus 2007 hingga Oktober 2007 dengan kisaran 0.75 USkg. Harga terus meningkat hingga 0.95 USkg di Februari 2008 dan mencapai 1 USkg pada periode Maret – Agustus 2008. Untuk periode selanjutnya harga ekspor menurun hingga 0.50 USkg di Desember 2008. Gambar 17. Perkembangan Harga Ekspor Industri Minyak dan Lemak Periode Januari 1988-Desember 2008 Meningkatnya harga ekspor selama beberapa periode terakhir berkaitan dengan kenaikan harga minyak dunia sehingga mengakibatkan meningkatnya biaya produksi, transportasi, dan distribusi. Hal ini akan menurunkan produksi dan memicu inflasi dari beberapa negara, termasuk Indonesia. Di sisi lain,