Teori Produksi dan Minimisasi Biaya

nilai tukar. Studi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati daya dukung ekonomi makro, terutama berkaitan dengan kondisi volatilitas nilai tukar di ASEAN. Studi tersebut juga dimaksudkan untuk menganalisis kesiapan ASEAN dalam melakukan integrasi keuangan untuk mengurangi volatilitas nilai tukar. Pengukuran volatilitas dilakukan dengan menggunakan moving average standard deviation MASD. Hasil studi menunjukan bahwa dalam ASEAN, Indonesia merupakan negara yang mengalami pergerakan mata uang domestik terhadap US yang paling fluktuatif. Lebih lanjut diungkapkan bahwa adanya volatilitas mata uang domestik negara-negara ASEAN terhadap US dan volatilitas Rupiah terhadap mata uang negara-negara ASEAN yang cenderung tinggi berimplikasi terhadap biaya yang tinggi dalam transaksi perdagangan sehingga mengurangi manfaat dari integrasi perdagangan. Penelitian terkait volatilitas nilai tukar yang dihubungkan dengan integrasi perdagangan juga telah dilakukan oleh Goeltom dan Suardhini 1997. Sementara itu, studi volatilitas nilai tukar yang dikaitkan dengan sektor industri telah dilakukan oleh Kandilov 2011. Studi yang dilakukan menggunakan model GARCH. Hasil studi yang diperoleh menunjukan bahwa volatilitas nilai tukar memberikan dampak yang negatif terhadap investasi perusahaan. Studi volatilitas yang terkait harga komoditi telah dilakukan antara lain oleh Jordan et al 2007 dan Balcom 2010. Jordan et al 2007 melakukan studi yang ditujukan untuk mengukur tingkat volatitilias dari lima komoditi pertanian yaitu: gandum, kedelai, jagung putih, jagung kunig dan bunga matahari. Dalam studi tersebut digunakan model ARIMA dan ARCH-GARCH. Hasil studi yang diperoleh menunjukan bahwa sebagian komoditi memiliki tingkat volatilitas yang konstan yaitu gandum dan kedelai. Sementara itu, volatilitas harga jagung putih, jagung kuning dan bunga matahri bervariasi antar waktu time varying. Lebih lanjut hasil studi mengungkapkan bahwa jagung putih merupakan komoditi dengan tingkat volatiltas tertinggi. Balcom 2010 dalam studinya menganalisis volatilitas pada harga komoditi pertanian. Hasil studi yang diperoleh menunjukan bahwa h ampir semua komoditi memiliki trend stokastik yang signifikan dan sebagian besar komoditas memiliki komponen siklis. Lebih lanjut diungkapkan bahwa volatilitas masa lalu adalah prediktor signifikan dari volatilitas saat ini dan volatilitas harga minyak merupakan prediktor yang bermakna terhadap volatilitas komoditas pertanian. Dengan pertumbuhan sektor biofuel, harga komoditas dan harga minyak menjadi lebih terhubung, sehingga peran harga minyak di dalam menentukan volatilitas bahkan lebih kuat di masa depan Studi terkait pengaruh shock harga minyak dalam perekonomian telah dilakukan antara lain oleh Mehrara dan Sarem 2009 serta Lescaroux dan Mignon 2009. Salah satu tujuan dari studi Mehrara dan Sarem 2009 adalah untuk menganalisis apakah terdapat hubungan kausalititas antara shock harga dan pertumbuhan output. Dengan menggunakan Grangger Causality Test berhasil diungkapkan bahwa terdapat hubungan kausalitas yang kuat antara shock harga minyak dengan pertumbuhan output dalam perekonomian Iran dan Arab Saudi. Lebih lanjut juga diungkapkan bahwa untuk kasus Indonesia, proksi minyak menunjukkan pengaruh terhadap output baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara itu, Lescaroux dan Mignon 2009 dalam studinya menggunakan Grangger Causality Test untuk analisis jangka pendek dan time series cointegration test untuk analisis jangka panjang. Hasil studi tersebut mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara harga minyak dan berbagai variabel makro. . Studi terkait dampak perubahan suku bunga dalam perekonomian antara lain telah dilakukan oleh Odhiambo 2009 dan Duburcq 2010. Odhiambo 2009 menggunakan cointegrasi dari error correction model. Hasil studi menunjukan bahwa ada dampak positif yang kuat dari kebijakan liberalisasi suku bunga riil terhadap pasar finansial. Sementara itu, Duburcq 2010 menggunakan model VECM dalam studi yang dilakukannya. Hasil studi mengungkapkan bahawa impulse respon membuktikan bahwa perekonomian yang menganut regim fixed exchange rate tidak mengalami kehilangan otonomi keuangan yang lebih besar dibandingkan perekonomian yang menganut regim floating exchange rate. 2.2.2. Tinjauan Studi Dinamika Industri Kajian terkait dengan industri telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Pitelis dan Antonakis 2003 melakukan kajian terkait dengan industri pengolahan dan daya saing untuk kasus di Greece. Isu utama dari kajian tersebut adalah terkait dengan perdebatan deindustrilisasi dan pentingnya industri pengolahan. Berdasarkan isu tersebut, tujuan studi yang dilakukan adalah menguji hipotesi deindustrialisasi. Temuan dari kajian menunjukan bahwa perubahan share industri pengolahan memiliki dampak positif dan signifikan terhadap daya saing. Lebih lanjut disimpulkan bahwa hasil tersebut mendukung pentingnya industri pengolahan dalam komposisi output Greeke. Oliveira dan Fortunato 2006 melakukan kajiannya mengenai pertumbuhan perusahaan dan kendala likuiditas. Kajian tersebut menguji bagaimana kendala likuidatas yang dihadapi oleh perusahaan akan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan pengolahan di Portugis. Studi tersebut dilakukan terhadap semua skala perusahaan, termasuk usaha kecil. Hasil studi mengungkapkan bahwa perusahaan yang relatif lebih kecil dan lebih muda akan lebih sulit menghadapi kendala likuiditas dibandingkan dengan perusahaan yang realatif lebih mapan. Studi terkait dengan kendala finansial terhadap industri juga dilakukan oleh Scellato 2007 yang mengkaji tentang kendala finansial hubungannya dengan aktivitas inovasi. Hasil dari kajian tersebut mengungkapkan bahwa hanya perusahaan dengan kendala finansial yang lebih rendah yang akan secara kontinu dapat mempertahankan profil paten sepanjang waktu. Kajian tersebut juga mengungkapkan bahwa pasar kapital yang tidak sempurna dalam perekonomian Italia, khususnya pada perusahaan skala medium, cenderung menghambat inefisiensi dalam memulai aktivitas penelitian dan pengembangan RD. Audretsch, Houweling dan Thurik 2000 mengkaji tentang kelangsungan hidup survival perusahaan. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan disimpulkan bahwa kemungkinan keberlangsungan perusahaan didasarkan atas dua karakteristik khusus yang meliputi karakteristik perusahaan dan lingkungan industri. Terkait karakteritik perusahaan diperoleh hasil bahwa keberlanjutan perusahaan meningkat sejalan dengan usia dan ukuran industri. Lebih lanjut disimpulkan bahwa dinamika industri yang terjadi di banyak negara relatif sama meskipun ada perbedaan besar dalam hal organisasikelembagaan perusahaan dan kebijakan. Dinamika industri lebih ditentukan oleh pengetahuan dan kondisi teknologi yang ada dalam perusahaanindustri dan sedikit ditentukan oleh perbedaan kelembagan yang ada antar negara. Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Dunne dan Hughes 1994 menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan