internasional. Dalam teorinya, Armington memperkenalkan asumsi bahwa produk yang diperdagangkan secara internasional dibedakan berdasarkan lokasi
produksinya differentiation of product. Artinya, dalam suatu negara setiap industri hanya menghasilkan satu produk dan produk ini berbeda dari produk
industri yang sama dari negara lain. Bagi konsumen barang produksi domestik dan impor merupakan kelompok barang yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dan dapat saling menggantikan substitusi. Namun demikian, substitusi antara barang produksi domestik dan impor tersebut bersifat
tidak sempurna. Derajat substitusi diantara kedua barang tersebut selanjutnya dikenal secara luas sebagai elastisitas substitusi Armington atau disingkat
elastisitas Armington. Elastisitas Armington pada model CGE Recursieve Dynamic
mendefinisikan data permintaan barang-barang domestik dan barang-barang impor. Dalam penelitian ini, elastisitas Armington seluruhnya mengadaptasi data
pada model GTAP Global Trade Analysis Project dengan melakukan penyesuaian klasifikasi sektor dan industri 44 sektor. Seluruh data elastisitas
Armington yang digunakan pada model CGE Recursieve Dynamic ditunjukkan pada Lampiran 4.
4.4.2. Elastisitas Permintaan Ekspor
Elastisitas permintaan ekspor menunjukkan respon permintaan komoditas ekspor terhadap perubahan harganya di pasar dunia. Berdasarkan konsep ini,
permintaan ekspor yang dinyatakan dalam ton pada studi ini dianggap sebagai fungsi dari harga ekspor dalam US per ton tanpa memperhatikan variabel-
variabel lainnya yang kemungkinan juga berpengaruh terhadap permintaan
ekspor berbagai produk seperti tingkat pendapatan masyarakat di negara partner dagang utama Indonesia.
Pada model CGE Recursive Dynamic ini, nilai-nilai elastisitas permintaan ekspor untuk 44 sektor mengadaptasi data pada database pada GTAP Global
Trade Analysis Project . Karena adanya perbedaan klasifikasi sektor, maka
dilakukan penyesuaian klasifikasi sektor dan industri menjadi 44 sektor. Seluruh data elastisitas permintaan ekspor yang digunakan pada model CGE Recursive
Dynamic ditunjukkan pada Lampiran 4.
4.4.3. Elastisitas Substitusi Faktor Primer
Faktor primer pada model CGE Recursive Dynamic terdiri atas tanah, tenaga kerja dan modal. Penggunaan ketiga faktor ini dalam proses produksi
diasumsikan mengikuti fungsi produksi CES. Dengan fungsi produksi ini, antara satu faktor dan faktor lainnya saling bersubstitusi dengan koefisien elastisitas
substitusi yang konstan dan nilainya sama untuk seluruh pasangan faktor. Besarnya nilai elastisitas ini akan menentukan responsivitas penggunaan input
pada setiap sektor apabila terjadi perubahan biaya relatif suatu faktor terhadap faktor lainnya.
Pada sebagian besar studi, koefisien elastisitas faktor primer difokuskan pada dua input yaitu tenaga kerja dan stok modal. Hal ini disebabkan oleh
dominannya kedua input tersebut dalam proses produksi pada hampir seluruh aktivitas ekonomi. Penggunaan faktor produksi lahan hanya dominan pada
aktivitas produksi pertanian. Pada studi ini, elastisitas input primer juga difokuskan pada input tenaga kerja dan stok modal. Untuk mengestimasi koefisien
elastisitas kedua input ini diperlukan data tenaga kerja beserta tingkat upah dan
data stok modal beserta sewa modal yang terperinci per komoditas. Keterbatasan ketersediaan data seperti ini menjadi kendala dalam melakukan estimasi elastisitas
substitusi input primer di Indonesia. Dengan pola pertanian yang tidak terspesialisasi, sangat sulit memisahkan tenaga kerja per komoditi atau kelompok
komoditi. Pada satu tahun tertentu seorang petani dapat bekerja dalam menghasilkan lebih dari satu jenis komoditi pertanian. Kesulitan yang sama juga
ditemukan untuk data stok kapital tetap beserta nilai sewanya. Hal ini mengingat aktivitas pertanian umumnya dilakukan dalam skala kecil.
Selanjutnya pada penelitian ini, nilai-nilai elastisitas substitusi faktor primer menggunakan data pada model GTAP. Penyesuaian klasifikasi sektor dan
industri menjadi 44 sektor dilakukan untuk menyesuaikan data dasar Tabel Input Output dan SNSE tahun terbaru tahun 2005. Seluruh informasi elastisitas
substitusi faktor primer yang digunakan pada model CGE Recusive Dynamic ditunjukkan pada Lampiran 4.
4.4.4. Elastisitas Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam penelitian ini, seperti telah dikemukakan sebelumnya, diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu: tenaga kerja tidak terdidik dan
tenaga kerja terdidik. Tenaga kerja ini diasumsikan dapat saling bersubstitusi dalam proses produksi mengikuti fungsi CES. Derajat substitusi diantara tenaga
kerja ini disebut sebagai elatisitas substitusi tenaga kerja. Hasil estimasi koefisien elastisitas ini untuk perekonomian Indonesia cukup sulit untuk ditemukan.
Sebagian besar studi yang membangun atau menerapkan model CGE di Indonesia mengadopsinya dari studi-studi sebelumnya untuk negara lain. Pada konstruksi