Teori Keseimbangan Umum Tinjauan Teoritis
mengungkapkan bahwa perusahaan yang relatif lebih kecil dan lebih muda akan lebih sulit menghadapi kendala likuiditas dibandingkan dengan perusahaan yang
realatif lebih mapan. Studi terkait dengan kendala finansial terhadap industri juga dilakukan
oleh Scellato 2007 yang mengkaji tentang kendala finansial hubungannya dengan aktivitas inovasi. Hasil dari kajian tersebut mengungkapkan bahwa hanya
perusahaan dengan kendala finansial yang lebih rendah yang akan secara kontinu dapat mempertahankan profil paten sepanjang waktu. Kajian tersebut juga
mengungkapkan bahwa pasar kapital yang tidak sempurna dalam perekonomian Italia, khususnya pada perusahaan skala medium, cenderung menghambat
inefisiensi dalam memulai aktivitas penelitian dan pengembangan RD. Audretsch, Houweling dan Thurik 2000 mengkaji tentang kelangsungan
hidup survival perusahaan. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan disimpulkan bahwa kemungkinan keberlangsungan perusahaan didasarkan atas dua
karakteristik khusus yang meliputi karakteristik perusahaan dan lingkungan industri. Terkait karakteritik perusahaan diperoleh hasil bahwa keberlanjutan
perusahaan meningkat sejalan dengan usia dan ukuran industri. Lebih lanjut disimpulkan bahwa dinamika industri yang terjadi di banyak negara relatif sama
meskipun ada perbedaan besar dalam hal organisasikelembagaan perusahaan dan kebijakan. Dinamika industri lebih ditentukan oleh pengetahuan dan kondisi
teknologi yang ada dalam perusahaanindustri dan sedikit ditentukan oleh perbedaan kelembagan yang ada antar negara. Sementara itu, studi yang dilakukan
oleh Dunne dan Hughes 1994 menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan
perusahaan pengolahan dan volatilitas memiliki hubungan yang negatif dengan ukuran dan umur perusahaan.
Cabral dan Mata 2003 mengembangkan model pertumbuhan perusahaan yang didasarkan atas investasi dan akses terhadap kapital. Model tersebut
memprediksikan bahwa adanya kendala kapital akan menyebabkan distribusi ukuran perusahaan menjadi lebih tidak simetris. Kendala kapital yang lebih buruk
akan membuat distribusi perusahaan menjadi lebih tidak simetris. Intuisi dibalik hasil tersebut adalah perusahaan kecil dengan peluang investasi yang baik secara
periodik tidak akan dapat meningkatkan sumberdaya untuk mengekploitasi peluang tersebut.
Studi terbaru yang dilakukan terkait dengan kinerja industri di Indonesia adalah yang dilakukan oleh Oktaviani, et al 2007 yang meneliti tentang analisis
kinerja, keragaan ekonomi dan prospek industri pengolahan. Penelitian yang dilakukan menggunakan beberapa model ekonometrika yaitu model panel, VAR
dan analisis trend. Kesimpulan dari studi yang dilakukan oleh Oktaviani et al 2007 antara
lain adalah bahwa pada industri besar, output industri merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling besar dalam meningkatkan Price Cost Margin
PCM industri, diikuti oleh faktor efisiensi. Output industri dan efisiensi merupakan faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap PCM industri
untuk hampir semua kelompok industri. Temuan ini menunjukkan bahwa industri pengolahan skala besar belum mencapai skala ekonomi. Output industri secara
agregat masih bisa meningkat tanpa mengurangi keuntungan yang diterima oleh pelaku industri. Faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penurunan tingkat keuntungan perusahaan pada industri pengolahan adalah pengeluaran untuk tenaga kerja. Namun pada beberapa sektor industri, faktor
bahan baku dan penolong serta bahan bakar dan pelumas menjadi faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap penurunan tingkat keuntungan
perusahaan pada industri.