17
diperjuangkan oleh manusia dan memberikan konsistensi dan kesatuan pada kepribadian.
Saya mulai melihat dengan jelas dalam setiap gejala psikologi perjuangan kearah superioritas. Perjuangan itu berjalan sejajar dengan
pertumbuhan fisik dan merupakan suatu kebutuhan yang ada dalam kehidupan sendiri. Dorongan itu merupakan akar dari semua
pemecahan masalah hidup dan tampak dari cara kita memecahkan masalah ini. Semua fungsi kita mengikuti jejaknya. Mereka berjuang
mendambakan kemenangan, rasa aman, peningkatan, entah dalam arah yang benar atau salah. Impetus dari minus ke plus tidak pernah
berakhir. Dasar pemikiran apapun yang diimpikan semua filsuf dan psikolog kita – pelestarian diri, prinsip kenikmatan, ekualisasi –
semuanya hanya merupakan gambar kabur, usaha – usaha untuk melukiskan dorongan kuat ke atas Adler 1930: 398 dalam Hall and
Lindzey, 1993:245
Adler menyatakan bahwa perjuangan ini bersifat bawaan; bahwa ia merupakan bagian dari hidup; malahan hidup itu sendiri. Dari lahir sampai mati
perjuangan kearah superioritas itu membawa sang pribadi dari satu tahap perkembangan ke tahap – tahap perkembangan berikutnya yang lebih tinggi. Ia
merupakan prinsip prepoten. Dorongan-dorongan tidak terpisah, Karena masing- masing dorongan mendapatkan dayanya dari perjuangan kearah kesempurnaan.
Adler mengakui bahwa dorongan kearah superioritas itu menjelma dengan beribu- ribu cara yang berbeda-beda gaya hidup, dan bahwa setiap orang mempunyai
cara kongkret masing-masing untuk mencapai atau berusaha mencapai kesempurnaan.
2.1.1.4 Minat Sosial Social Interest
Adler 1997: 154 mengartikan minat sosial sebagai bagian dari hakekat manusia dan dalam besaran yang berbeda muncul pada tingkah laku setiap orang-
18
kriminal, psikotik, atau orang yang sehat. Mereka menjadi superior dan dominan ketika mereka melakukan hubungan seksual dengan banyak orang sexual
poligamously, mereka dengan sengaja mengumbar overstress hasrat seksualnya dengan alasan psikologis yaitu mengenai kompensasi terhadap inferioriti
kompleks.
Many people believe that they are superior and dominant when they express their sexual instict polygamously. They therefore have they
therefore have sexual relationships with many partners, and it is easy to see that they deliberately overstess their sexual desires for psychological
reasons. The resultant illution that they are conquerors serves as a compensation for an inferiority complex. It is the inferiority complex that
is at the core of sexual abnormalities.
A
person who suffers from an inferiority complex is always looking for the easiest way out, and
sometimes finds this by excluding most aspects of life and exaggerating sexuality. Adler,1997: 154
Lebih lanjut, Adler 1997: 155 menjelaskan Inferiority kompleks merupakan inti abnormalitas seksual. Seseorang yang menderita inferiority kompleks selalu
terlihat paling mudah keluar jalur, dan hal ini ditemukan tidak termasuk aspek lain yang paling banyak dari kehidupan dan hiperseksualitas. Pada anak-anak kami
sering menemukan kecenderungan ini diantara anak yang sangat membutuhkan perhatian dari yang lain. Mereka memonopoli perhatian orangtua dan gurunya dengan
membuat kesulitan untuk mereka, dan kemudian mereka mencoba mendominasi yang lain dan berharap dapat menjadi superior secara seksual.
Anak-anak tersebut tumbuh dalam kebingungan hasrat seksual dengan hasrat untuk menakhlukkan dan menjadi superior. Kadang-kadang, dalam beberapa
kemungkinan penolakan dan masalah hidup, mereka dapat menolak seluruh jenis kelamin lain dan terlatih untuk menjadi seorang homoseksual. Sebuah tekanan
seksualitas sering digunakan untuk melindungi terhadap perlawanan masalah untuk
19
mengembalikan pada kehidupan seks yang semestinya
Minat sosial yang membuat orang mampu berjuang mengejar superioritas dengan cara yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai: semua kegagalan neurotik,
psikotik, kriminal, pemabuk, anak bermasalah, bunuh diri, menyeleweng, menurut Adler prostitusi adalah kegagalan karena mereka kurang memiliki minat sosial.
Mereka menyelesaikan masalah pekerjaan, persahabatan, dan seks tanpa keyakinan bahwa itu dapat dipecahkan dengan kerjasama. Makna yang diberikan
kepada kehidupannya adalah nilai privat. Tidak ada orang lain yang mendapat keuntungan berkat tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan mereka adalah
superioritas personal, dan kejayaankeberhasilan mereka hanya berarti bagi mereka sendiri.
2.1.1.5 Gaya Hidup Life Style