Sikap Subjek terhadap Cita-cita

129

4.4.3 Sikap Subjek terhadap Cita-cita

Pada saat kecil, PT memiliki cita-cita menjadi seorang Polisi Wanita Polwan, tetapi saat ini keinginan itu sudah lenyap. Kemudian pada saat wawancara ketiga, PT juga mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang penyanyi. PT sangat suka bernyanyi, dan ia memiliki suara yang bagus. Walaupun PT mengungkapkan ingin menjadi penyanyi, namun tidak ada usaha untuk meraih mimpinya itu. Hal ini dikarenakan tidak ada orang yang mengajaknya bekerja atau sesuatu yang membuat dia harus terlibat dalam dunia musik selain mengamen. Keinginan lain yang PT miliki adalah kembali berkumpul dengan keluarganya. Tetapi ia tidak ingin pulang tanpa membawa uang. Ia menginginkan suatu saat pulang dengan membawa materi yang cukup untuk diberikan pada ibunya. Adler 1997: 27 menjelaskan bahwa perasaan dan emosi mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap mimpinya. Setiap mimpi mempunyai tujuan yang bisa jadi tidak disadari sebelumnya. Tujuan mimpi bersifat umum serta dipengaruhi oleh perasaan dan emosi yang dapat mengubah gambaran pada setiap mimpi. Bermimpi merupakan suatu cara melatih sikap dan perencanaan sebagai wujud tindakan menuju ke arah penyempurnaan superioritas walaupun tindakan tersebut tidak diwujudkan oleh subjek, tetapi efek emosional yang terjadi memberikan sensasi seperti menjalankan tindakan meskipun tanpa suatu tindakan yang nyata. Teori tersebut dapat menjelaskan mengenai sikap PT terhadap cita-citanya. Pada saat peneliti menanyakan impian PT saat kecil, ia menyampaikan ingin 130 menjadi seorang polisi wanita, PT sempat diam cukup lama hingga kemudian mengatakan hal tersebut. Menurut analisis peneliti jawaban atas pertanyaan mengenai cita-cita yang dijawab dengan membutuhkan waktu cukup lama mengisyaratkan bahwa soal cita-cita telah lama tidak terpikirkan sehingga memerlukan usaha untuk memanggil lagi memori lamanya. Keadaan emosi dan perasaan PT berdasarkan hasil interpretasi gambar DAM dan HTP menunjukkan bahwa ia berada dalam keadaan takut, tertekan, ragu-ragu, malu, dan tidak percaya diri. Keadaan tersebut mempengaruhi sikap PT terhadap mimpi-mimpinya. Emosi dan perasaan yang negatif itu seakan mengikis mimpi-mimpi PT sehingga ia takut untuk membuat sebuah perencanaan masa depan dan bertanggungjawab terhadap hidupnya sendiri.

4.4.4 Perjuangan menuju Superioritas