Keabsahan Data DINAMIKA KEPRIBADIAN ANAK JALANAN PEREMPUAN YANG TERLIBAT PELACURAN DITINJAU DARI TEORI ALFRED ADLER (Studi Kasus pada Anak Binaan Yayasan Setara Semarang Tahun 2010)

63 berkenaan dengan subjek penelitian. Peneliti kemudian menyeleksi fakta-fakta relevan, atau dengan kata lain membuat catatan mengenai padatan fakta. Padatan- padatan fakta itu akan membawa kita pada tema atau kata-kata kunci. Kata-kata kunci dapat diambil dari istilah yang dipakai oleh responden sendiri, yang oleh peneliti dianggap benar-benar tepat dan dapat mewakili fenomena yang dijelaskan. Sementara itu, konsep yang diambil peneliti umumnya adalah konsep-konsep yang telah dikenal dan digunakan dalam literatur atau disiplin ilmu yang terkait. Proses interpretasi memerlukan distansi upaya mengambil jarak dari data, dicapai melalui langkah-langkah metodis dan teoretis yang jelas, serta melalui dimasukkannya data dalam konteks konseptual yang khusus. Interpretasi yang mengacu pada ‘pemahaman diri’ subjek penelitian harus divalidasi dalam kerangka subjek penelitian tersebut. Interpretasi ‘pemahaman umum’ harus divalidasi dalam kerangka pemahaman umum masyarakat atau kelompok, misalnya melalui konsensus atau pemahaman bersama. Sementara itu, interpretasi ditingkat pemahaman teoretis harus dilihat misalnya melalui apakah teori tersebut cocok untuk bidang yang dipelajari, apakah interpretasi yang dilakukan telah mengikuti logika teori yang dipakai dan sebagainya Kvale, 1996 dalam Poerwandari 2009: 194.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik Triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang 64 lain. Denzin 1978a dalam Patton 2006: 99 membedakan empat macam triangulasi, yaitu: Triangulasi Data Penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian, Triangulasi Investigator penggunaan beberapa evaluator atau ilmuan sosial yang berbeda, Triangulasi Teori penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal data, Triangulasi Metodologis penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau program tunggal. Penelitian ini menggunakan dua jenis triangulasi, yaitu triangulasi data dan triangulasi investigator. Triangulasi data digunakan dengan menvariasikan sumber-sumber data dari subjek utama dengan lima informan orangtua, pedagang kaki lima, calo angkutan malam, teman dekat, dan pendamping lapangan. Hal tersebut dapat membantu memperoleh konsistensi informasi yang diberikan subjek utama ataupun informasi yang tidak terungkap oleh subjek utama. Sedangkan Triangulasi investigator digunakan dengan cara mengadakan diskusi kelompok dengan beberapa rekan peneliti untuk membahas temuan-temuan yang ada. Triangulasi investigator ini dapat meminimalisasi adanya bias subjektif. Istilah keabsahan data sering sering disebut kredibilitas. Kredibilitas menjadi istilah yang paling banyak dipilih untuk mengganti konsep validitas Poerwandari, 2009: 207, dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Langkah-langkah meningkatkan kredibilitas penelitian dapat dilakukan melalui Patton 1990 dalam Poerwandari 2009: 220-222: 65 1. Mencatat bebas hal-hal penting serinci mungkin, mencakup catatan pengamatan objektif terhadap setting, partisipan ataupun hal lain yangg terkait. Peneliti juga perlu menyediakan catatan khusus yang memungkinkan menuliskan berbagai alternatif konsep, skema, atau metafor yang terkait dengan data. Catatan ini sangat penting dalam memudahkannya mengembangkan analisis dan interpretasi. 2. Mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang terkumpul, proses pengumpulan data maupun strategi analisisnya. 3. Memanfaatkan langkah-langkah dan proses yang diambil peneliti-peneliti sebelumnya sebagai masukan bagi peneliti untuk melakukan pendekatan terhadap, dan menjamin pengumpulan data yang berkualitas untuk penelitiannya sendiri. 4. Menyertakan partner atau orang-orang yang dapat berperan sebagai “setan” atau pengkritik yang memberikan saran-saran dan pembelaan ‘devil’s advocate’ yang akan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap analisis yang dilakukan peneliti. 5. Melakukan upaya konstan untuk menemukan kasus-kasus negatif: pemahaman kita tentang pola dan kecenderungan yang telah kita identifikasi akan meningkat bila kita memberikan pula perhatian pada kasus-kasus yang tidak sesuai dengan pola umum tersebut. Tentang manfaatnya, Patton 1990: 463 menjelaskannya sebagai berikut: where patterns and trends have been identified, our understanding of those patterns and trends is increased by considering the instances and cases that do not fit within the pattern. These 66 may be exceptions that prove the rule. They may also broaden the ‘rule’, change the ‘rule’, or cast doubt on the ‘rule’ altogether. 6. Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali checking dan rechecking data, dengan usaha menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda. Peneliti perlu mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data. Patton 1990 mengistilahkannya sebagai ‘testing rival explanations’. Peneliti didorong mencoba cara-cara berbeda dalam mengorganisasi data, karena hal tersebut dapat mengarah pada temuan yang berbeda. 67 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian