Kebiasaan Berbohong Subjek Pembahasan Hasil Penelitian

146 dari Karangayu. Hanya saja PT sering tidak mengindahkan panggilan dari mucikarinya ketika dihubungi via telepon. Tetapi PT akan datang pada mucikari saat memerlukan uang. MD pun pernah mempertanyakan pada PT mengenai perasaanya melihat teman-temannya yang sudah sukses karena melacur. PT hanya menjawab ia tidak ingin seperti teman-temannya. Ia lebih senang di jalanan, tidur di trotoar atau di emperan warung. Informasi-informasi mengenai ketidakseriusan PT bekerja sebagai pelacur berkenaan dengan tujuan awal PT di jalan, yaitu karena ingin hidup bebas, serta tidak ada yang mengekang. Tujuan hidup PT bukan kesenangan materi, tetapi kesenangan dan kebebasan S3-W99: 261110. Ini merupakan bentuk kompensasi dari pengekangan orang tua PT ketika PT masih kecil.

4.4.10 Kebiasaan Berbohong Subjek

Pada saat wawancara dengan informan, peneliti seringkali mendengar pernyataan-pernyataan mengenai kebiasaan bohong yang dilakukan oleh PT. Mereka menyatakan dengan bahasa masing-masing. Seperti ICH yang menyatakan dengan istilah PT pintar berpolitik, pintar berbicara untuk menutupi kepribadiannya. AG yang menyatakan bahwa PT pintar “mengarang” atau berpura-pura, dan MD yang mengatakan bahwa PT menjadikan bohong sebagai suatu kebiasaan. PT pun pernah menceritakan mengenai hukuman yang diberikan padanya. Pada saat itu ia mengatakan NR menangisinya, menghubungi SM melalui pesan singkat short message servicesms kemudian SM datang dengan kemarahan dan 147 membawa pisau. Pada kunjungan pertama peneliti ke rumah NR 7 November 2010, peneliti sempat meminta NR untuk mencatatkan nomornya untuk peneliti, dan ia mengatakan bahwa ia tidak bisa menggunakan layanan pesan singkat sms. Selain penuturan dari subjek serta informan diatas, peneliti mendapat pengakuan PT mengenai ketidakbenaran informasi pencurian handphone yang tengah menimpanya CL 10: 251110. Padahal sudah sangat jelas bahwa PT memang mencuri handphone tersebut karena peneliti dan pendamping lapangan diminta langsung oleh korban penjual susu untuk mencari PT. Pada tiga kali sesi wawancara, PT menceritakan bahwa ia memiliki anak dari hasil hubungannya dengan BW. Anak tersebut berada di Klaten, bersama nenek orangtua dari pihak ibu. Pada catatan yang dibuat oleh PT pun ia menulis bahwa pernah memiliki anak pertama yang akhirnya meninggal pada usia tiga bulan. Tetapi, pada wawancara kedua 5 November 2010 dan wawancara ketiga 26 November 2010 terdapat perbedaan informasi mengenai jenis kelamin anak pertama dari PT. Informasi yang diberikan oleh pasangan suami istri ICH menyatakan ketidakyakinan mengenai kehamilan PT tersebut, mereka sudah 10 tahun berdagang di Krapyak dan tidak pernah melihat PT hamil. Mereka mengakui bahwa PT sempat menghilang, tapi hanya sekitar sebulan atau dua bulan saja. Pernyataan suami istri ICH diperkuat oleh MD. Pada wawancara yang dilakukan pada tanggal 6 Desember 2010, MD mengatakan bahwa PT mengatakan hamil dengan temannya ketika mereka bersama-sama masuk penjara. 148 Pada saat itu PT mendapatkan kebebasan lebih cepat daripada pacarnya. Setelah MD melihat PT keluar dari penjara, ia lihat perutnya masih langsing. Selain itu, terdapat perbedaan informasi mengenai keberadaan anak PT. pada pacarnya PT menggaku anaknya telah meninggal, tetapi pada MD ia mengakui bahwa anaknya berada bersama nenek di Klaten IF 4a-W23:061210. Ketidakjelasan informasi mengenai kehamilan dan anak yang dimilikinya juga diperlihatkan dari tanggapan NR ketika peneliti menanyakan hal ini padanya. Ia terlihat kaget dan tidak banyak membahas hal tersebut, ia hanya meminta peneliti menceritakan apa yang telah PT sampaikan. Catatan lapangan yang berkenaan dengan pengakuan PT hamil dan memiliki anak mengarah pada suatu analisis peneliti mengenai ketidaklogisan PT dalam memberikan estimasi waktu saat ia melakukan hubungan seks pertama, kehamilan pertama, dan kehamilan kedua. Saat peneliti mencoba memperkirakan waktu ketika PT melakukan hubungan seks pertama pada usia 15 tahun, kemudian pada usia 16 tahun dia hamil anak yang pertama 9 bulan. Maka PT akan melahirkan pada usia 17 tahun. Kemudian anak pertamanya meninggal pada usia 3 bulan dan peneliti memperkirakan waktu yang paling singkat PT langsung hamil anak kedua 9 bulan. Maka ia akan melahirkan saat usia 18 tahun dan apabila PT mengaku anaknya sekarang berusia 9 bulan maka ia saat ini memiliki usia 19 tahun. Tetapi kenyataannya, PT lahir pada 1 Januari 1993, sehingga usianya pada saat ini tahun 2010 masih 17 tahun. Pengakuan PT yang lain mengenai pekerjaannya sebagai pengamen. Sejak wawancara pertama, PT tidak mengakui bahwa ia bekerja sebagai pelacur. 149 Namun, ia pernah mengalami slip of tongue mengatakan hal dengan serta mertakeceplosan pada wawancara pertama S1-W11:261010. Ketika peneliti menegaskan hal tersebut, ia berkelit bahwa kata lonte pelacur diucapkan BW ketika ia sedang marah. Begitupula ketika peneliti kembali menanyakan mengenai pengalaman PT bekerja di Tegal Panas mereka menyebutnya gal panas atau biasa disingkat GP. Ia menceritakan bahwa ia harus bersembunyi di GP karena kasus NV. Pernyataan PT tersebut disanggah oleh AG dan MD, di tempat dan waktu yang berbeda mereka mengatakan bahwa PT pernah bekerja di GP. Bahkan AG mengatakan bahwa PT pernah bekerja di Gambilangu Panundan GBL Panundan, Kendal. Di sebuah pangkalan truk IF 3a-W16:171110. Frekuensi kebohongan yang relatif banyak disebut pseudologia fantastica. Adapun kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut mythomania. Para penderita mythomania memiliki kecenderungan sangat kuat untuk membuat cerita bohong pada orang lain namun bukan karena ingin membohongi. Mereka berbohong lebih karena keinginan mendapatkan perhatian lebih besar. http:psikologi-online.comapa- sebab-orang-berbohong Saat PT mengatakan bahwa ia pernah hamil dan memiliki anak, dan ketika pernyataan tersebut di cross-check dengan informan yang satupun belum pernah melihatnya hamil. Maka pernyataan PT dianggap bohong. Tetapi apabila PT memang pernah hamil, tetapi anak yang ia kandung meninggal sebelum dilahirkan karena kelalaiannya sendiri atau ada unsur kesengajaan untuk menggugurkan 150 kandungannya. Maka pernyataan PT tersebut adalah benar, dan pengakuannya memiliki anak sebagai bentuk dari perasaan bersalah feeling guilty karena ia telah membunuh anaknya sendiri. Kasus PT yang hamil dan memiliki anak, sampai saat ini masih belum jelas kebenarannya. Tidak ada satupun informan yang dapat dimintai keterangan secara lengkap. Sedangkan kasus pencurian handphone yang dilakukan PT dapat disebut sebagai kasus kebohongan karena banyak saksi yang mengarah akan bukti-bukti PT melakukan pencurian, peneliti pun sempat melihat handphone yang dimaksud saat kami piknik ke Tambra. Namun, saat ini PT sudah kembali ke Krapyak tanpa ada lagi teman-temannya yang mengungkit pencurian handphone yang dilakukan PT. Suasana yang peneliti rasakan seolah-olah seperti tidak ada kasus pencurian yang terjadi. Keadaan kembali normal. Kasus terakhir yang sempat menjadi kejanggalan peneliti adalah pengakuan PT yang menyangkal kalau dirinya seorang pelacur jalanan. Pernyataan informan dapat dikatakan tidak benar mispersepsi manakala PT memang bukan seorang pelacur, ia hanya seseorang yang berada di tempat yang tidak tepat saat kasus NV berlangsung. Tetapi PT dapat dikatakan bohong karena informan mengarahkan informasi mengenai kebenaran PT bekerja sebagai pelacur jalanan. Baik karena PT melacurkan diri dengan anak jalanan untuk mendapatkan perlindungan diri atau kebutuhan fisiologis maupun melacurkan diri dengan orang lain yang memang ia mengharapkan imbalan darinya. Peneliti mendapatkan informasi yang kuat dari para informan yang mengarahkan pada pernyataan yang kedua. 151 Sedangkan mengenai PT yang tidak mengakui profesinya sebagai pelacur jalanan disebut sebagai kecenderungan pengamanan safeguarding. Adler 2007: 34 menjelaskan bahwa kecenderungan pengamanan dalam bentuk yang ringan dilakukan semua orang, tetapi melakukannya berlebihankaku merupakan gejala neurotik. Orang yang peka menciptakan kecenderungan pengamanan untuk bertahan dari ketakutan tidak dihargai, membatasi perasaan inferior yang berlebihan, agar memperoleh harga diri.

4.4.11 Bias Agama