Kerangka Berpikir Jenis Penelitian

46 Hasil penelitian Debora.B Hubarat dkk 2004 mengungkapkan bahwa kenyataan mereka menjadi pekerja seks, membuat mereka telah menentukan tujuan hidup mereka sekarang dan selanjutnya secara realistis. Namun dalam interaksinya sehari-hari dengan lingkungan, kelima subjek berusaha menutupi pekerjaannya sebagai pekerja seks dari orang lain di lingkungan tempat mereka berada. Hasil penelitian Arif Wahyunadi, dkk UNICEF, 2004 mengungkapkan bahwa hubungan pelacur anak dengan pekerja seks komersial di Surakarta terkadang terjadi persaingan. Tetapi hal ini tidak terjadi pada pelacur anak di Indramayu, hubungan yang terjalin dapat dikatakan cukup baik bahkan sebagian PSK dewasa sering memberi saran pada anak yang dilacurkan untuk mencari jodoh dan menikah saja persaingan antara mereka tidak terlihat nyata. Hubungan pelacur anak dengan orangtua maupun saudara-saudaranya pada dua kota tersebut tergolong baik, karena pelacur anak dianggap sebagai pahlawan keluarga, atau ketika mereka mempunyai uang tidak lupa dengan orangtua dan saudara- saudaranya.

2.3 Kerangka Berpikir

Kasus pelacuran anak menurut Kartini Kartono 2009: 245-248 memiliki tiga motif yaitu tekanan ekonomi, disentegrasi kehidupan keluarga, adanya pengalaman traumatis sehingga muncul kematangan seks yang terlalu dini dan abnormalitas seks. Hal-hal tersebut dalam teori Adler dinamakan keadaan yang inferior lemah, seseorang tidaklah mungkin bertahan lama dengan keadaan 47 yang seperti itu. Maka untuk menghilangkan inferioritas inilah, anak akan menetapkan tujuan dan berjuang agar dirinya superior menuju kearah kesempurnaan dengan reaksinya dengan lingkungan, pengaruh keturunan dan nilai subjektifitas. Setiap orang melakukannya dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu dimana dia berada. Pada saat perjuangan menuju superioritas akan diwarnai tidak diwarnai usaha superiornya dengan minat sosial. Minat sosial yang membuat orang mampu berjuang mengejar superioritas dengan cara yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai: semua kegagalan neurotik, psikotik, kriminal, pemabuk, anak bermasalah, bunuh diri, menyeleweng, menurut Adler prostitusi adalah kegagalan karena mereka kurang memiliki minat sosial. Mereka menyelesaikan masalah pekerjaan, persahabatan, dan seks tanpa keyakinan bahwa itu dapat dipecahkan dengan kerjasama. 48 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ”Dinamika Kepribadian Anak Jalanan Perempuan yang Terlibat Pelacuran Ditinjau dari Teori Alfred Adler” Perjuangan menuju Superioritas Rendah Terlibat dalam prostitusi Tinggi Gaya Hidup Minat Sosial Berhasil menuju superioritas dan dapat menetapkan tujuan selanjutnya Inferiorita s Finalisme Semu Anak Jalanan Perempuan Diri Kreatif 49 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono 2009: 1 penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah sebagai lawan dari eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Poerwandari 2009: 50 menyatakan bahwa penelitian kualitatif yang baik akan menampilkan kedalaman dan detail, karena fokusnya memang penyelidikan yang mendalam pada sejumlah kecil kasus. Kasus dipilih sesuai dengan minat dan tujuan khusus yang diuraikan dalan tujuan penelitian. Studi kasus sangat bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami suatu kasus spesifik, orang- orang tertentu, ataupun situasi unik secara mendalam. Poerwandari 2009: 125 menguraikan tiga macam tipe pendekatan studi kasus, yaitu: 1. Studi Kasus Intrinsik Penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus. Penelitian dilakukan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsepteori ataupun tanpa 50 adanya upaya menggeneralisasi 2. Studi Kasus Instrumental Penelitian pada suatu kasus unik tertentu, dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus teori. 3. Studi Kasus Kolektif Studi kasus instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa kasus. Tujuannya adalah untuk mempelajari fenomenapopulasikondisi umum dengan lebih mendalam. Karena menyangkut kasus majemuk dengan fokus baik di dalam tiap kasus maupun antar kasus, studi kasus ini sering juga disebut studi kasus majemuk, atau studi kasus komparatif. Penelitian ini menggunakan tipe studi kasus instrumental karena ketertarikan peneliti untuk memahami secara utuh mengenai kepribadian anak jalanan perempuan yang terlibat pelacuran dan memahami perasaan mereka sebagaimana manusia lain yang memerlukan perhatian melalui pandangan mereka sebagai manusia seutuhnya. Peneliti akan melakukan penelitian di lokasi secara langsung, dalam situasi alamiah, yaitu di kawasan binaan Yayasan Setara Semarang. Diharapkan melalui penelitian dengan metode kualitatif ini peneliti akan mendapatkan data yang akurat, mendalam dan apa adanya.

3.2 Unit Analisis