55
3.4.1 Observasi
Istilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau
pembuktian terhadap informasiketerangan yang diperoleh sebelumnya. Patton 1990 dalam Poerwandari 2009: 134 menjelaskan bahwa persepsi
selektif pada manusia menyebabkan munculnya keragu-raguan terhadap validitas dan reliabilitas observasi sebagai suatu metode pengumpulan data yang ilmiah.
Menanggapi keraguaan diatas, Patton 1990 dalam Poerwandari 2009: 135 mengingatkan bahwa persepsi selektif yang diwarnai bias-bias dan minat pribadi
tersebut sesungguhnya terjadi pada kebanyakan orang awam yang memang tidak terlatih untuk dapat disebut sebagai peneliti yang baik.
Patton 1990 dalam Poerwandari 2009: 136 mengatakan bahwa data hasil
observasi menjadi penting karena alasan berikut ini: 1.
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti ada atau terjadi.
2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada
penemuan daripada pembuktian, dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. Dengan berada dalam situasi lapangan
yang nyata, kecenderungan untuk dipengaruhi sebagai konseptualisasi yang
56
ada sebelumnya tentang topik yang diamati akan berkurang. 3.
Mengingat individu yang telah sepenuhnya terlibat dalam konteks hidupnya, seringkali mengalami kesulitan merefleksikan pemikiran mereka tentang
pengalamannya. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh partisipan atau subjek penelitian sendiri kurang disadari.
4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang
tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara karena berbagai sebab.
5. Jawaban terhadap pertanyaan akan diwarnai oleh persepsi selektif individu
yang diwawancarai. Berbeda dengan wawancara, observasi memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek
penelitian atau pihak-pihak lain. Peneliti berperan pasif dalam penelitian ini, subjek mengetahui keberadaan
peneliti tetapi sebisa mungkin peneliti tidak memperlihatkan kegiatan seperti merekam perekaman dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan menggunakan
ponsel ataupun mencatat agar subjek tetap berperilaku natural. Setelah selesai pengamatan, peneliti segera melakukan pencatatan hal-hal yang ditemui di
lapangan sebelum tertumpuk oleh informasi lainnya. Observasi dilakukan di lokasi secara langsung, yaitu di tempat-tempat
subjek berada. Hal-hal yang diamati oleh peneliti dalam kehidupan subjek penelitian antara lain adalah:
a Kondisi Umum Subjek
1 Kondisi fisik
57
2 Kondisi tempat tinggal
b Aktivitas Subjek
c Hubungan Subjek dengan orang-orang terdekat
1 Keluarga
2 Temanpacar
3.4.2 Wawancara