50
adanya upaya menggeneralisasi 2.
Studi Kasus Instrumental Penelitian pada suatu kasus unik tertentu, dilakukan untuk memahami isu
dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus teori. 3.
Studi Kasus Kolektif Studi kasus instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa kasus.
Tujuannya adalah untuk mempelajari fenomenapopulasikondisi umum dengan lebih mendalam. Karena menyangkut kasus majemuk dengan fokus baik di dalam
tiap kasus maupun antar kasus, studi kasus ini sering juga disebut studi kasus majemuk, atau studi kasus komparatif.
Penelitian ini menggunakan tipe studi kasus instrumental karena ketertarikan peneliti untuk memahami secara utuh mengenai kepribadian anak jalanan
perempuan yang terlibat pelacuran dan memahami perasaan mereka sebagaimana manusia lain yang memerlukan perhatian melalui pandangan mereka sebagai
manusia seutuhnya. Peneliti akan melakukan penelitian di lokasi secara langsung, dalam situasi
alamiah, yaitu di kawasan binaan Yayasan Setara Semarang. Diharapkan melalui penelitian dengan metode kualitatif ini peneliti akan mendapatkan data yang
akurat, mendalam dan apa adanya.
3.2 Unit Analisis
Data yang diambil dari satuan kajian atau Unit of Analisys. Unit of Analisys dalam penelitian ini adalah
hal-hal yang mempengaruhi dinamika kepribadian
51
anak jalanan perempuan yang terlibat pelacuran ditinjau dari teori Alfred Adler. Keputusan tentang penentuan sample, besarnya dan strategi sampling, tergantung
pada penetapan suatu kajian, dimana kadang-kadang satuan kajian itu bersifat perseorangan. Sebagai sub unit analisys adalah anak jalanan perempuan yang
terlibat pelacuran PT, lima informan yang terdiri dari orangtua subjek NR dan SM, Pedagang Kaki lima yang mengenal subjek ICH, Seorang calo angkutan
malam AG, teman dekat subjek MD, dan pendamping lapangan orang yang ditunjuk Yayasan Setara.
Tabel 3.1
Unit Analisis dan Sub Unit Analisis Dinamika Kepribadian Anak yang dilacurkan
Unit Analisis Sub Unit Analisis
Informan Subjek
Utama Keluarga
teman Pendamping
lapangan
Dinamika Kepribadian
Anak Jalanan Perempuan
yang Terlibat Pelacuran
1. Latar belakang
anak:
a. Keluarga
b. Pendidikan
c. Lingkungansosial
9 9
2. Faktor-faktor
yang mendorong dalam pelacuran:
a. Ekonomi
b. Sosialbudaya
c. Biologis
9 9
3. Sikap anak
terhadap mimpi cita-cita:
a. Cita-cita disetiap
fase perkembangan b.
Rencana untuk masa depan.
9
52
Dinamika Kepribadian
Anak Jalanan Perempuan
yang Terlibat Pelacuran
4. Cara menuju
Superioritas:
a. Cara subjek
menghilangkan inferioritas
9
5. Cara anak
bertindak terhadap masalah
yang terjadi: a.
Strategi perenungan
b. Strategi pengalihan
c. Strategi
penghindaran negatif
d. Mencari dukungan
yang bersifat emosional
e. Pemaknaan positif
dan berkembang f.
Menolak kenyataan
g. Berpaling kepada
agama Maladaptif
9 9
6. Hubungan anak
dengan orang- orang terdekat:
a. Hubungan dengan
keluarga b.
Hubungan dengan pacar
c. Hubungan dengan
teman tetangga 9
9 9
3.3 Sumber Data
Penelitian kualitatif memiliki pedoman tentang bagaimana memilih subjek
53
atau sasaran penelitian, meski bukan dalam bentuk prosedur baku seperti yang terjadi pada penelitian kuantitatif. Dilihat dari kacamata kuantitatif-positivistik,
pengambilan sampel pada Penelitian kualitatif memang terkesan kurang terstruktur dan tidak mengikuti pedoman baku. Ini karena Penelitian kualitatif
memiliki dasar filosofis yang berbeda, tidak menekankan upaya generalisasi jumlah melalui perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut
pandang dan konteks subjek penelitian secara mendalam. Dikatakan oleh Strauss dan Corbin 1990 dalam Poerwandari 2009: 108
bahwa pengambilan sampel teoretis mengacu pada pengertian bahwa pengambilan sampel dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang telah terbukti relevan.
Relevansi tersebut mengindikasikan bahwa konsep-konsep tertentu menjadi sangat signifikan bagi penelitian yang sedang berlangsung, entah karena 1
konsep-konsep tersebut berulang kali muncul, atau meski dalam frekuensi terbatas, secara signifikan muncul ketika kita mencoba membanding-bandingkan
insiden, atau 2 dalam proses koding, konsep-konsep tersebut tampil dalam kategori. Penelitian kualitatif, karenanya, dijelaskan melalui karakteristiknya
untuk terus mencari unit-unit dan data baru yang relevan dengan topik penelitian. Pengambilan data mengarahkan pemilihan sampel. Pemilihan sampel, pada
gilirannya, juga mengarahkan peneliti pada data yang makin spesifik dalam menjawab permasalahan penelitian.
Subjek yang terlibat dalam penelitian ini hanya satu orang, yaitu PT. Subjek tunggal ini dikarenakan kasus PT yang tergolong unik dan memerlukan
penanganan khusus. Alasan memilih subjek PT karena dia seorang anak yang
54
cukup diperhitungkan dalam komunitasnya. Dia seorang anak yang sering membuat masalah antar anak jalanan laki-laki kebiasaan berganti-ganti
pasangan. PT berusia 17 tahun, ia mengaku turun ke jalan karena merasa dikekang oleh orang tuanya. Baginya, jalanan adalah tempat pencarian kebebasan
dan kesenangan. Peran lingkungan jalanan juga berpengaruh dalam kepribadian PT yang tertutup, suka berbohong, dan tidak mudah percaya dengan orang lain.
Ciri khas pelacuran anak jalanan dibandingkan dengan pelacuran jenis lain yaitu tidak money oriented. Subjek seringkali melakukan hubungan seksual
dengan sesama anak jalanan untuk mendapatkan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan fisiologis hidup sehingga ia tidak mempermasalahkan uang dari hasil
jasanya memuaskan nafsu biologis anak-anak jalanan laki-laki. Sedangkan untuk cross check data digunakan lima informan, yaitu orangtua
subjek, seorang penjual kaki lima, seorang calo angkutan malam, teman dekat subjek, dan pendamping lapangan yang ditunjuk Yayasan Setara. Pemilihan
informan didasarkan pada kedekatan atau kedalaman pengetahuan mengenai subjek.
3.4 Metode Pengumpulan Data