Gambaran Umum Lokasi Penelitian

74 bertugas melakukan pendampingan secara rutin ke lapangan baik di basis kampung maupun basis jalanan. Formasi pengurus harian Yayasan Setara sebagai berikut: Pimpinan : Hening Budiyawati Staf keuangan : Tsaniatus Solikhah Staf perpustakaan dan dokumentasi : Hana Maria Ulfa Staf lapangan : 1. Yuli Sulistiyanto 2. Tri Putranti Novitasari 3. Iranita Wijayanti Pada mulanya Yayasan Setara hanya menangani pendampingan anak-anak jalanan. Tetapi pada prakteknya, berkembang menjadi penanganan anak yang dijual untuk tujuan eksploitasi seksual atau anak dilacurkan karena anak-anak jalanan khususnya rentan terhadap bahaya tersebut. Wilayah binaan yang dimiliki Yayasan Setara ada 11 wilayah antara lain Tugu Muda, Gunung Brintik, Demak, Tandang, Delikrejo, Johar, Metro, Poncol, Eka Karya, Siranda dan Simpanglima yang berbasis jalanan dan kampung. Namun, pada kenyataannya Yayasan Setara melakukan ekspansi dibeberapa wilayah seperti Gayamsari, Kalibanteng, dan Krapyak. Hal ini dilakukan karena mobilitas anak-anak jalanan yang sangat tinggi.

4.1.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian Dinamika Kepribadian Anak Jalanan yang Terlibat Pelacuran Ditinjau Dari Teori Alfred Adler ini mengambil titik di wilayah 75 Krapyak. Subjek dalam penelitian ini adalah anak jalanan bernama PT yang memiliki mobilitas tinggi. Namun demikian, walaupun subjek penelitian seringkali berpindah tempat ke Jalan Raya Arteri Utara Semarang arah Demak ia akan kembali ke Krapyak. Secara umum, Krapyak merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Jalan raya Krapyak, selalu ramai dilalui kendaraan roda dua, empat, atau lebih yang menuju ke barat Jakarta maupun dari barat ke timur Surabaya. PT tinggal di sebuah rumah kos yang terletak di Kelurahan Krapyak. Rumah kos PT tergolong sangat sederhana dan terletak di pinggiran sungai besar banjir kanal. Rumah kos yang ditempati PT berada di kawasan pemukiman penduduk yang memiliki standar kesehatan rendah. Rumah-rumah itu berukuran kecil dan beratap rendah. Bangunannya pun terlihat kotor, permukaan lantai ubin hitam dengan tanah yang menempel dibeberapa sisinya dan genting yang terkadang bocor apabila diterpa hujan lebat. Awalnya PT menyewa sebuah kamar seharga Rp 175.000.- per bulan yang berukuran cukup besar dengan jendela kayu yang menghadap ke arah sungai. Ia menyewa kamar tersebut bersama dengan pacarnya yaitu BW. Namun karena mereka sering terlambat membayar dan anak pemilik kos tidak menyukai mereka menyebabkan PT dan BW akhirnya memilih untuk pindah ke kamar lain. Kamar kos yang mereka sewa kini lebih kecil dari kamar kos yang mulanya mereka sewa. Kamar tersebut berukuran 1 x 2,5 meter yang hanya mampu memuat sebuah kasur ukuran 1 x 0,75 meter dan rak kayu ukuran 1 x 0,75. Kamar kos itu tidak 76 memiliki jendela sehingga ventilasi kamar tersebut hanya melalui pintu yang langsung mengarah ke sumur. Penghuni kos lain yang mengontrak di lingkungan PT tinggal kebanyakan berprofesi sebagai pengamen di bus maupun di jalan. Lingkungan kos tempat PT tinggal tidak mempermasalahkan ikatan pernikahan ketika seseorang menyewa kamar yang ditempati dengan lawan jenis. Tetangga lain yang tinggal di lingkungan tersebut acuh dan menganggap hal tersebut adalah yang yang biasa terjadi di lingkungan tersebut. Selama proses penelitian, peneliti melakukan wawancara dan observasi di rumah kos subjek, teras Masjid Jami’ Nurul Islam, pinggir jalan raya Krapyak, dan warung makan yang berada di sekitar Krapyak. Selain itu, peneliti juga mengajak subjek untuk jalan-jalan di luar wilayah itu misalnya ke Peleburan, Polder depan Stasiun Tawang, Pemancingan Tambra Kuningan, dan mengikuti kegiatan sosial bersama para pelacur di kawasan binaan Setara di Taman Lele.

4.2 Proses Penelitian

Pelaksanaan penelitian dinamika kepribadian anak jalanan perempuan yang terlibat pelacuran studi kasus pada anak jalanan perempuan di wilayah binaan Yayasan Setara Semarang tahun 2010 ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahapan prapenelitian, tahapan penelitian dan tahapan pasca penelitian. Pada tahap prapenelitian, peneliti melakukah studi pendahuluan ditempat- tempat yang diidentifikasi ada anak yang berusia dibawah 18 tahun yang bekerja sebagai pelacur. Tempat-tempat yang disurvei adalah kawasan binaan Setara,