35 per tahun. Biaya usaha tani non PHBM pada strata I lebih tinggi dibandingkan
kedua strata lainnya hal ini disebabkan hampir seluruhnnya petani pada strata I memiliki lahan diluar PHBM, selain itu pada lahan tersebut dilakukan
intensifikasi penanaman 3-4 kali dalam setahun, juga petani lebih banyak menggunakan tenaga buruh untuk mengelola lahannya. Sedangkan pada strata
II dan III hanya sebagian kecil saja petani yang memiliki lahan milik sendiri selain itu, petani hanya menggunakan tenaga sendiri atau keluarga untuk
mengerjakan lahannya hal tersebut dikarenakan luasan lahan yang relatif kecil. Biaya usaha tani PHBM rata-rata sebesar Rp. 1.386.583,- per tahun,
sedangkan utuk biaya usaha tani non PHBM sayuran adalah sebesar Rp. 24.230.418,- per tahun. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa biaya usaha
tani non PHBM jauh lebih besar dibanding biaya usaha tani PHBM. Tingginya biaya usaha tani non PHBM disebabkan oleh intensitas pengelolaan
lahan yang dilakukan untuk memberikan hasil yang diharapkan. Tanaman pada lahan usaha tani non PHBM merupakan tanaman yang cepat
memberikan hasil sehingga membutuhkan kondisi kesuburan tanah yang tetap terjaga dan pemeliharaanya yang rutin untuk menghindari resiko kegagalan
yang cukup tinggi akibat serangan hama dan penyakit, selain itu pemberian pupuk juga dilakukan secara bertahap. Jenis komoditi yang di budidayakan
pada lahan usaha tani non PHBM diantaranya tomat, wortel, kentang, cabe, kol, kacang dan sampo. Pada lahan usaha tani PHBM, pengelolaan hanya
dilakukan seperlunya saja karena tanamannya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memberikan hasil dan petani cenderung untuk tidak perlu
melakukan pengelolaan secara intensif. Hal ini yang menyebabkan biaya pengelolaan pada lahan usaha tani PHBM lebih rendah dibanding pada lahan
usaha tani non PHBM.
2. Pendapatan Usaha Tani PHBM dan Non PHBM
Pendapatan usaha tani adalah seluruh masukan yang dihasilkan dari memproduksi hasil komoditi yang ditanam sebelum dikurangi oleh berbagai
macam biaya yang dikeluarkan untuk produksi.
36 Perbandingan pendapatan yang dihasilkan dari usaha tani PHBM dan usaha
tani non PHBM tersaji dalam Tabel 9 Tabel 9. Pendapatan usaha tani PHBM dan Non PHBM
Strata Penguasaan Lahan ha
Usaha Tani PHBM
Rpth Usaha Tani
Non PHBM Rpth
Total Rpth
Total
1 2
1 2
Strata I 0,5 10.273.043 310.418.667 320.691.710
3,20 96,80 100
Strata II 0,25-0,5 2.314.947
8.191.111 10.506.058
22,03 77,97
100 Strata III 0,25
1.053.333 483.750
1.537.083 68,53
31,47 100
Rata-rata 4.547.108 106.364.509 110.911.617
4,01 95,99 100
Dari Tabel 9 terlihat bahwa strata I pada masing-masing usaha tani memiliki pendapatan lebih besar dibanding pada strata lainnya. Hal ini
berkaitan dengan luasan lahan yang dimiliki semakin luas lahan yang dikuasai semakin besar pula pendapatan yang dihasilkannya.
Pendapatan kotor yang dihasilkan usaha tani PHBM lebih kecil dibanding usaha tani non PHBM hal tersebut dikarenakan periode panen yang terjadi
pada usaha tani non PHBM sayuran mencapai 3-4 kali dalam setahun, selain itu banyaknya jumlah komoditi sayuran yang ditanam juga mempengaruhi
besarnya pendapatan yang dihasilkan. Perioditas panen pada tanaman sayuran berbeda dengan tanaman kopi, Sayuran merupakan tanaman musiman yang
dapat langsung dipanen rata-rata setiap 3-4 bulan sekali atau dapat mencapai 3-4 kali dalam setahun. Berbeda dengan tanaman kopi yang merupkan
tanaman tahunan, kopi baru akan terasa hasilnya setelah mencapai umur 2,5-3 tahun.
3. Pendapatan Bersih Usaha Tani PHBM dan Non PHBM
Pendapatan bersih dari usaha tani PHBM dan non PHBM merupakan hasil dari pengurangan antara pendapatan kotor dengan biaya pengelolaannya.
Pendapatan bersih usaha tani PHBM dan non PHBM dapat dilihat pada Tabel 10
37 Tabel 10. Pendapatan Bersih Usaha Tani PHBM dan Non PHBM
Strata Penguasaan Lahan ha
Lahan PHBM
Rpth Lahan Non
PHBM Rpth
Total Rpth
Total
1 2
1 2
Strata I 0,5 5.205.950 239.559.278 244.765.228
2,13 97,87 100
Strata II 0,25-0,5 1.351.205
6.647.504 7.998.709
16,89 83,11
100 Strata III 0,25
878.222 195.493
1.073.715 81,79
18,21 100
Rata-rata 2.478.459 82.134.091
84.612.551 2,93
97,07 100
Dari tabel terlihat bahwa pendapatan bersih usaha tani PHBM pada strata I sebesar Rp. 5.205.950,-, pada strata II sebesar Rp. 1.351.205,-, dan pada
strata III sebesar Rp. 878.222,- per tahun.. Pendapatan bersih rata-rata per tahun mencapai nilai sebesar Rp. 2.478.459,-. Pendapatan bersih untuk usaha
tani non PHBM pada strata I sebesar Rp. 239.559.278,-, pada strata II sebesar Rp. 6.647.504,-, dan pada strata III sebesar Rp. 195.493,- per tahun.
Pendapatan bersih rata-rata per tahunnya mencapai Rp. 82.134.091,-. Secara umum semakin luas lahan usaha tani PHBM maupun non PHBM maka
pendapatan bersih yang diperoleh semakin besar. Dari tabel diatas terlihat pula bahwa pendapatan bersih usaha tani non
PHBM lebih besar dibanding dengan usaha tani PHBM yaitu rata-rata sebesar 97,07 dibanding usaha tani PHBM yaitu rata-rata hanya sebesar 2,93
terhadap total pendapatan usaha tani.
4. Pola Pengeluaran Rumah Tangga Responden