Batasan Penelitian METODE PENELITIAN

13 Gambar 1. Kerangka Berfikir C. Alat dan Bahan Penelitian ini dilakukan terhadap rumah tangga yang mengelola agroforestry kopi dibawah tegakan dalam program PHBM yang sekaligus menjadi anggota KTH. Alat-alat yang digunakan untuk keperluan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Alat tulis. 2. Kuisioner. 3. Kalkulator. 4. Alat dokumentasi berupa kamera.

D. Batasan Penelitian

1. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat adalah suatu sistem pengelolaan hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan atau Perum Perhutani dengan masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan Stakeholder dengan jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai kelanjutan fungsi Peningkatan kebutuhan masyarakat sekitar hutan Perambahan lahan hutan tekanan terhadap hutan Pengelolaan hutan Manfaat Sosial Manfaat ekonomi Manfaat konservasi Program PHBM Peningkatan pendapatan Peningkatan Kesejahteraan dan Pengurangan Tekanan Terhadap Hutan 14 dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional. 2. Agroforestri adalah sebuah nama kolektif untuk sistem dan teknologi penggunaan lahan dimana tanaman keras berkayu pohon-pohon, perdu, palmae, bambu dan sebagainya ditanam bersama dengan tanaman pertanian dan atau hewan dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal dan didalamnya terdapat interaksi-interaksi ekologi dan ekonomi diantara berbagai komponen yang bersangkutan. 3. PHBM yang menjadi obyek analisis dalam penelitian ini adalah PHBM dengan pola Agroforestri yaitu pengelolaan tanaman Kopi di bawah tegakan. 4. Pengelolaan Kopi di bawah tegakan meliputi pengolahan tanah, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen, dan pemasaran. 5. Kelompok Tani Hutan KTH adalah perkumpulan orang yang tinggal di sekitar hutan yang menyatukan diri dalam usaha-usaha dibidang sosial ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan ikut serta dalam melestarikan hutan dengan prinsip kerja dari, oleh dan untuk anggotanya. 6. Responden terpilih adalah responden yang memiliki lahan garapan dan merupakan anggota KTH. 7. Rumah tangga dalam hal ini dibedakan menjadi dua macam yaitu rumah tangga biasa dan rumah tangga khusus. Rumah tangga biasa adalah seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan pada umumnya makan bersama dalam satu dapur. Sedangkan rumah tangga khusus adalah sekelompok orang yang tinggal di asrama, hotel, rumah sakit, penjara, dan sebagainya. Dalam hal ini konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep rumah tangga biasa. 8. Tingkat pendapatan adalah seluruh pendapatan yang diterima responden dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan lainnya yang dihitung dalam waktu satu tahun. 15 9. Pendapatan dari suatu bidang usaha adalah pendapatan yang diperoleh suatu bidang usaha tertentu setelah dikurangi dengan pengeluaran untuk bidang usaha tersebut. 10. Pengeluaran rumah tangga adalah biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk konsumsi rumah tangga tersebut. Dalam penelitian ini yang dihitung merupakan pengeluaran pangan dan non pangan pendidikan, kesehatan, bahan bakar, dsb. 11. Pengukuran tingkat kesejahteraan diukur melalui pengeluaran rumah tangga dengan berpedoman kepada garis kemiskinan.

E. Data dan Informasi yang Diperlukan

Dokumen yang terkait

ANALISIS DAMPAK PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) TERHADAP TINGKAT KESUBURAN LAHAN DAN PENDAPATAN PESANGGEM RKPH SEKAR BKPH NGANTANG KPH MALANG

1 5 2

Curahan Teuaga Kerja Pesanggem Kayu Putih dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Pesanggem di BKPH Sukun KPH Madiun

0 7 150

Kontribusi pendapatan penyadap getah pinus terhadap kebutuhan rumah tangga masyarakat sekitar hutan di RPH Gombeng, BKPH Ketapang, KPH Banyuwangi Utara, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 3 51

Analisis gender dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) kasus di Desa Pulosari, RPH Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 19 56

Kemandirian masyarakat desa sekitar hutan dalam melakukan usaha agroforestri: studi kasus usaha agroforestri tanaman kopi di BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 12 453

Kontribusi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Hutan Lindung Terhadap Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Desa Criwik BKPH Gunung Lasem KPH Kebonharjo

1 6 55

Persepsi, Motivasi, dan Partisipasi Masyarakat terhadap Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di RPH Dayeuhluhur BKPH Wanareja KPH Banyumas Barat

2 12 54

Kontribusi Phbm Terhadap Perubahan Luas Hutan Dan Pendapatan Rumah Tangga Di Kph Ngawi, Jawa Timur

1 9 57

AGRIBISNIS KOPI LUWAK ARABIKA ( Studi Kasus Asosiasi Petani Kopi Luwak Three Mountain, Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung ).

0 10 30

Implementasi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di KPH Pasuruan BKPH Lawang Barat

1 1 4