Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

20 kehidupan bagi sekitar 11 juta manusia di Daerah Aliran Sungai DAS, kebutuhan air ribuan industri, 300 ribu hektar sawah, serta tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA yang memasok kebutuhan energi di Jawa dan Bali. Sungai tersebut mengalir sampai ke pantai Utara Jawa Barat, sehingga perlu perhatian yang sangat khusus untuk menjaga baik keamanannya maupun kelestariannya sehingga didaerah tersebut terdapat beberapa instansi terkait seperti: PLTA, BP DAS ,BKSDA, Magma Nusantara Ltd., PTPN VIII, dan lain lain. .

B. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Wilayah BKPH Pangalengan secara administratif terletak di Kecamatan Kertasari yang berjumlah 11 desa hutan dan Kecamatan Pangalengan sebanyak 5 desa hutan. Beriklim dingin dengan suhu udara rata-rata 20°C dan Ketinggian 1.400 m dpl serta mempunyai kesuburan tanah pegunungan yang memadai untuk pertanian dan perkebunan.Tersebarnya kawasan hutan di daerah tersebut dan banyaknya jumlah desa sekitar hutan maka keadaan sosial ekonomi masyarakat cenderung berpengaruh terhadap hutan di sekitarnya dan perlu mendapat perhatian khusus. PHBM kopi pangalengan berada di Desa Pulosari yang dibatasi oleh: Sebelah Utara : Desa Lamajang Sebelah Selatan : Desa Margamekar Sebelah Barat : Desa Warnasari Sebelah Timur : Desa Pangalengan Desa Pulosari memiliki luas wilayah 511.814,7 ha dengan ketinggian mencapai 1.200-1.500 m dpl dengan bentang wilayah datar, curah hujan rata- rata mencapai 1.000-2.000 mmtahun, suhu udara rata-rata 15°-20°C. Jumlah penduduk mencapai 8.188 orang, dengan wilayah hutan seluas 4.125 ha terdiri dari hutan Perum Perhutani, hutan BKSDA, dan perkebunan Pasir Malang. Kegiatan sehari-hari masyarakat desa Pulosari diantaranya bertani, beternak, berdagang dan jasa. 21 1. Pola Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan di Desa Pulosari pada umumnya digunakan untuk pertanian yaitu tanah sawah seluas 44,55 ha, tanah kering seluas 469,392 ha, tanah perkebunan meliputi perkebunan rakyat 154,000 ha, tanah perkebunan negara 353,300 ha dan tanah hutan meliputi hutan lindung seluas 412,5 ha. 2. Kependudukan Desa Pulosari hingga Desember 2005 memiliki jumlah penduduk sebanyak 9.193 jiwa, yang terdiri dari 4.894 jiwa penduduk laki-laki dan 4.299 jiwa penduduk perempuan, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.645 KK. 3. Pendidikan Tingkat pendidikan di Desa Pulosari tergolong baik karena jumlah penduduk yang tidak tamat SD sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang tamat SD 4.457 orang, SMP 1.579 orang, dan SMA 1.043 orang selain itu, juga terdapat beberapa orang yang memiliki jenjang pendidikan Perguruan Tinggi yaitu D1 14 orang, D3 3 orang dan S1 13 orang. Secara umum jenjang pendidikan penduduk terbanyak berada pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Selain itu di daerah tersebut juga tidak terdapat penduduk yang buta huruf. 4. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Pulosari sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani yaitu sebanyak 2.739 orang, sedangkan mata pencaharian lainnya adalah: petani 426 orang, buruh swasta 379 orang, pegawai negeri 49 orang, pengrajin 7 orang, pedagang 183 orang, peternak 400 orang, dan lain-lain. Mata pencaharian di daerah tersebut dipengaruhi oleh kondisi geografis daerah tersebut. 5. Potensi Produksi Pertanian Potensi Produk pertanian di Desa Pulosari cukup beragam, dengan iklim yang mendukung maka untuk produksi sayuran sangat menguntungkan. Diantara penduduk Pulosari terdapat sebagian penduduk yang bekerja sebagai petani kopi dalam program PHBM di perum Perhutani. Produk pertanian yang 22 cukup potensial yaitu komoditas sayuran dan buah-buahan, diantaranya: Jagung 21 tonha, Cabe 9 tonha, Tomat 21 tonha, Sawi 26 tonha, Kentang 20 tonha, Kubis 25 tonha, Labu siam 27 tonha, Buah-buahan 58,7 tonha, dan Kopi 20 tonha.

C. Latar Belakang PHBM Kopi Pangalengan

Dokumen yang terkait

ANALISIS DAMPAK PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) TERHADAP TINGKAT KESUBURAN LAHAN DAN PENDAPATAN PESANGGEM RKPH SEKAR BKPH NGANTANG KPH MALANG

1 5 2

Curahan Teuaga Kerja Pesanggem Kayu Putih dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Pesanggem di BKPH Sukun KPH Madiun

0 7 150

Kontribusi pendapatan penyadap getah pinus terhadap kebutuhan rumah tangga masyarakat sekitar hutan di RPH Gombeng, BKPH Ketapang, KPH Banyuwangi Utara, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 3 51

Analisis gender dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) kasus di Desa Pulosari, RPH Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 19 56

Kemandirian masyarakat desa sekitar hutan dalam melakukan usaha agroforestri: studi kasus usaha agroforestri tanaman kopi di BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 12 453

Kontribusi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Hutan Lindung Terhadap Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Desa Criwik BKPH Gunung Lasem KPH Kebonharjo

1 6 55

Persepsi, Motivasi, dan Partisipasi Masyarakat terhadap Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di RPH Dayeuhluhur BKPH Wanareja KPH Banyumas Barat

2 12 54

Kontribusi Phbm Terhadap Perubahan Luas Hutan Dan Pendapatan Rumah Tangga Di Kph Ngawi, Jawa Timur

1 9 57

AGRIBISNIS KOPI LUWAK ARABIKA ( Studi Kasus Asosiasi Petani Kopi Luwak Three Mountain, Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung ).

0 10 30

Implementasi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di KPH Pasuruan BKPH Lawang Barat

1 1 4