13
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan magang antara lain: Peta, kamera, alat tulis dan peralatan teknis lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan berupa
kuisioner pengamatan langsung ke lapangan dan survei serta studi pustaka.
3.3 Metode Magang
Ruang lingkup yang telah dilaksanakan pada kegiatan magang ini meliputi aspek teknik administrasi studio dan teknik lapangan. Teknik administrasi
mencakup pengenalan atas struktur organisasi Dinas, peraturan dan sistem pembagian kerja yang ada di dalam Dinas serta pekerjaan yang dilakukan di
studio. Teknik lapangan mencakup bentuk-bentuk pekerjaan pengelolaan serta pembagian kerja di lapangan.
Kegiatan magang yang telah dilaksanakan menggunakan metode survei, wawancara, partisipasi aktif baik di studio maupun di lapangan, dan mencari
berbagai sumber pustaka. Untuk metode survei dan wawancara digunakan angket untuk menanyakan kepada responden apakah jalur hijau jalan ini telah sesuai
dengan fungsinya dan bernilai estetika. Adapun responden yang akan ditanya yaitu pengguna jalur hijau jalan tersebut seperti pejalan kaki, pengendara
kendaraan bermotor di jalur hijau tersebut
.
Pada kegiatan magang yang telah dilaksanakan, aspek pengelolaan jalur hijau jalan kota menjadi kasus yang
diminati secara khusus untuk dipelajari dan dibahas. Sedangkan sebagai kegiatan pendukung atau partisipasi yang merupakan bagian dari kegiatan magang secara
keseluruhan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja praktis, dan dikaitkan dengan pengelolaan dilaksanakan di studio dan di lapangan.
3.4 Pengumpulan Data
Pengambilan data dan imformasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan, survei, wawancara dan studi pustaka. Data dan informasi yang
diperlukan meliputi data fisik, sosial ekonomi dan kelembagaan. Adapun data yang dibutuhkan antara lain:
1 Sumberdaya a. Peta penggunaan lahan.
14 2 Konsep dan Pelaksanaan Pengelolaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman
a. Tujuan umum kegiatan pengelolaan, b. Kegiatan pengelolaan ideal dan fisik,
c. Indikator dan standar kegiatan pengelolaan, d. Kegiatan pengelolaan untuk menciptakan keseimbangan ekologis.
3 Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman Jakarta a. Inventarisasi fasilitas dan peralatan untuk kegiatan pemeliharaan,
b. Rencana jadwal dan cara pemeliharaan c. Jadwal tanggung jawab penugasan untuk setiap pekerjaan
perorangan, kelompok, atau penyerahan tugas pada kontraktor, d. Anggaran
biaya kegiatan
pengelolaan, digunakan
untuk menganalisis :
1. Jenis kegiatan, 2. Biaya pembeliaan penyewaan peralatan dan bahan,
3. Luas area yang dikelola, 4. Jumlah tenaga kerja,
5. Upah tenaga kerja, 6. Kapasitas kerja,
7. Frekuensi kegiatan pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, tahunan insidential.
e. Kegiatan pemeliharaan Jalar Hijau Jalan Jenderal Sudirman Jakarta 1. Pemupukan pohon, semak, penutup tanah dan rumput,
2. Pemangkasan pohon, semak, penutup tanah dan rumput, 3. Penyiraman pohon, semak, penutup tanah dan rumput,
4. Penyiangan gulma, 5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
6. Penyulaman dan pemindahan tanaman serta pengadaan bibit tanaman.
4 Lembaga Pengelola a. Struktur Organisasi,
b. Jumlah pegawai Pemeliharaan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Umum DKI Jakarta
Kota Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia dan merupakan Ibu Kota Negara Indonesia. Dengan tingkat pertumbuhan kota yang begitu pesat,
ditambah dengan pengaruh sektor ekonomi dan perdagangan yang begitu kuat, sehingga pertumbuhan kota mengikuti pertumbuhan sektor-sektor tersebut
.
Jalan Jenderal Sudirman merupakan salah satu jalan protokol di DKI Jakarta dengan wilayah jalur yang cukup luas dan merupakan salah satu jalur jalan
terpanjang di Jakarta. Begitu juga dengan jalur hijau jalan tersebut menjadi salah satu ruang terbuka hijau kota yang dapat mengurangi tingkat pencemaran polusi
udara di mana kota menjadi tidak nyaman. Selain untuk mengurangi tingkat polusi kota Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman juga dapat menambah dan meningkatkan
keindahan kota. Untuk itu perlu diperhatikan pengelolaan pemeliharaan yang baik terhadap jalur hijau jalan tersebut sehingga keindahan jalur tersebut dapat
dipertahankan Gambar 3.
Gambar 3: Jalur hijau median, jalur separator Jalan Jenderal Sudirman dari arah patung Sudirman ke arah Jalan Semanggi
4.1.1. Letak Geografis dan Administratif
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta terdiri atas daratan dan lautan, sesuai SK Gubernur DKI Jakarta No. 1227 tahun 1989 di mana luas daratan 664,12 km
2
dengan tidak kurang dari 110 buah pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu, dan luas lautan. DKI Jakarta terletak pada posisi 6
5
’
LS – 6 23
’
LS dan 106 41
’
BT –
16
106 58
’
BT dengan ketinggian rata-rata kurang lebih 7 m di atas permukaan laut. Batas administrasi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa,
Sebelah Selatan dan Timur : Provinsi Jawa Barat,
Sebelah Barat : Provinsi Banten.
DKI Jakarta terbagi atas lima wilayah kota yang berkedudukan sebagai daerah tingkat dua di bawah pengawasan kantor Gubernur. Kelima walayah ini
masing-masing dipimpin oleh walikota. Kelima kota tersebut yaitu kota Jakarta Pusat 50,4 km
2
, kota Jakarta Utara 154,01 km
2
, kota Jakarta Selatan 145,73 km
2
, kota Jakarta Barat 126,25 km
2
, dan kota Jakarta Timur 187,73 km
2
. Lokasi magang adalah pada Jalan Jenderal Sudirman Jakarta yang terdapat
di Jakarta Pusat dengan panjang 3,05 km. Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan salah satu jalan protokol di wilayah Jakarta dan juga sebagai ruang
terbuka hijau kota sehingga perlu dijaga dan dilakukan pemeliharaan yang baik dan teratur. Luas jalur hijau pada Jalan Jenderal Sudirman Jakarta adalah
184.595,89 m
2
.
4.1.2. Iklim
Untuk data iklim DKI Jakarta diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG wilayah DKI Jakarta. Data iklim yang dipakai adalah data iklim
tahun 2007 dan dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan data iklim tahun 2007, Jakarta beriklim cukup panas di mana suhu rata-rata dalam 1 tahun 28,5
C, dengan suhu rata-rata maksimum kota Jakarta adalah 29
C terjadi pada bulan Oktober dan suhu rata-rata minimum 27,5
C pada bulan Februari. Kelembaban udara rata-rata dalam satu tahun sebesar 73,9, kecepatan angin rata-rata 3,0 knot
dan curah hujan rata-rata 11,1 mmhari dalam satu tahun.
4.1.3. Geologi dan Tanah
Jenis tanah di DKI Jakarta termasuk tanah mediteran merah sampai kuning jenis grumosol dari batu endapan berkapur pada daerah berbukit dan sebagian lagi
jenis latosol, podzolik merah kuning dari batu endapan bekuan. Apabila dilihat
17
dari bentuk fisiografinya, wilayah DKI Jakarta terdiri dari dataran alluvial, jalur aliran dataran, dan perbukitan.
Pada umumnya keadaan tanah di DKI Jakarta banyak yang telah mengalami penggalian dan penimbunan cut and fill. Begitu juga pada jalur hijau
jalan kota Jakarta sebagian besar tanahnya telah mengalami penggalian dan penimbunan. Jenis tanah yang ada di lokasi magang Jalan Jenderal Sudirman
merupakan tanah urugan tanah latosol merah.
4.1.4. Tata Guna Lahan
Akibat pertumbuhan dan perkembangan aktivitas sosial yang sangat pesat sedangkan lahan yang tersedia di Jakarta terbatas, sehingga perlu penggunaan
lahan yang efisien. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota terhadap ruang terbuka hijau kota maka pemerintah menetapkan rencana Tata
Ruang Wilayah Jakarta tahun 2010. Selain itu Dinas Pertamanan memiliki rencana strategis program-program unggulan tiap tahunnya seperti peningkatan
kuantitas taman, peningkatan kualitas taman, peningkatan kualitas jalur hijau, dan lainnya. Penggunaan ruang terbuka hijau pertamanan di seluruh DKI Jakarta
adalah untuk taman kota, jalur hijau jalan, taman bangunan umum, jalur tepian air, dan taman rekreasi Tabel 1. Taman kota merupakan taman umum pada skala
kota yang diperuntukan sebagai fasilitas untuk rekreasi, olah raga dan sosialisasi masyarakat dikota yang bersangkutan.
Tabel 1. Jenis dan luas ruang terbuka hijau DKI Jakarta No.
Variabel KondisiUnit
1. Taman kota
2..149.935 m
2
2. Jalur hijau jalan
5.626.313 m
2
3. Taman bangunan umum
3.690.346 m
2
4. Jalur tepian air
571.385 m
2
5. Taman rekreasi
8.723.170 m
2
Luas Total 20.761.151 m
2
Sumber: Dinas Pertamanan DKI Jakarta 2008 Jalur hijau kota adalah ruang terbuka hijau untuk keserasian lingkungan
dengan tujuan konservasi tanah, lingkungan, penyerapan air dan penyegaran udara. Jalur tepian air adalah bagian dari ruang terbuka hijau yang ditentukan
sebagai daerah pengaman, terdapat di sepanjang batas badan air kerah darat seperti badan sungai dan danau. Taman rekreasi adalah bagian dari ruang terbuka
18
hijau kota yang dapat digunakan untuk kegiatan rekreasi. Taman bangunan adalah taman yang terletak dalam kavling bangunan yang terdiri dari vegetasi atau unsur-
unsur estetis lainnya yang ditata dengan serasi dengan tetap memperhatikan fungsi bangunan dan ruang terbukanya.
4.1.5. Topografi
Wilayah DKI Jakarta memiliki Luas 65.000 Ha. Ketinggian rata-rata wilayah DKI Jakarta berada 7 m di atas permukaan laut, dan sekitar 40 24.00
Ha wilayah DKI Jakarta merupakan dataran rendah di bawah laut pasang yaitu 1 m sampai dengan 1,5 m, sehingga ketika terjadi air pasang dataran tersebut
tergenang air atau banjir. Selain itu akibat pembangunan lahan yang terus terjadi menyebabkan area resapan semakin sedikit ketika terjadi air laut pasang.
4.1.6. Kualitas Udara
Kota yang padat penduduknya, pembangunan permukiman semakin banyak, sumber polusi yang semakin meningkat pula sedangkan ruang terbuka
hijau kota yang semakin berkurang menyebabkan kualitas udara semakin menurun. Kualitas udara yang berkurang akibat polusi yang terjadi menyebabkan
berkurangnya kenyamanan dan keamanan kota terhadap penduduk kota yang tinggal dan beraktivitas pada kota tersebut, seperti terjadinya gangguan kesehatan
sehingga menimbulkan penyakit pada manusia. Selain itu kualitas udara yang tidak nyaman dapat mengganggu manusia ketika melakukan aktivitas.
Begitu juga untuk kualitas udara di kota Jakarta, di mana penduduknya yang semakin padat, pembangunan semakin meningkat, sehingga terjadi
penurunan kualitas udara akibat kurangnya kawasan ruang terbuka hijau kota sedangkan sumber polusi seperti kendaraan bermotor, pabrik industri semakin
banyak dan meningkat. Jumlah kendaraan bermotor di Jakarta tahun 2008 lebih kuran 5,7 juta unit kendaraan, dengan jumlah mobil 2,2 juta unit dan jumlah
sepeda motor 2,5 juta unit. Jumlah kendaraan di Jakarta cukup banyak sehingga zat-zat polusi yang dikeluarkan juga banyak yang menyebabkan keamanan dan
kenyamanan kota semakin berkurang. Zat-zat yang dikeluarkan oleh sumber pencemar ini antara lain Nitrogen Oksida NO
X
, Sulfur Dioksida SO
2
, debu
19
serta kandungan Timah Hitam Pb dalam debu. Zat-zat ini dapat menyebabkan lapisan ozon menjadi rusak, mengganggu atau menurunkan jarak pandang dan
juga dapat mengganggu kesehatan tubuh manusia. Untuk itu sangat penting keberadaan ruang terbuka hijau di kota Jakarta baik itu taman kota, hutan kota,
jalur hijau kota untuk mengurangi polusi udara yang terjadi akibat zat-zat yang dikeluarkan oleh sumber pencemaran tersebut. Dengan semakin meningkatnya
ruang terbuka hijau suatu kota akan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas udara kota Jakarta.
4.1.7. Vegetasi
Jalur hijau jalan kota Jakarta memiliki beragam vegetasi yang ditanam di sepanjang jalan seperti pohon, palem, perdu, semak, herba, rumput-rumputan dan
tanaman merabat. Vegetasi tersebut ditanam dan ditata sedemikan rupa dan juga pemeliharaan yang dilakukan dengan baik dan maksimal sehingga menambah
kenyamanan, keamanan, dan keindahan kota. Pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman juga memiliki bermacam-macam tanaman yang ditanam dan ditata
dengan baik dan teratur, dengan kondisi yang cukup baik, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan, keamanan dan keindahan kota umumnya dan jalur
hijau tersebut khususnya. Beberapa jenis tanaman khususnya pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman Jakarta dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Jenis tanaman di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman
Nama Latin Nama Lokal
Kondisi Pohon
Cassia multijuga Kasia
Baik Delonix regia
Flamboyan Baik
Swietenia mahagonii Mahoni
Tidak semua baik Plumeria spp.
Kamboja Baik
Pterocarpus indicus Angsana
Baik Pithecolobium dulce
Lamtoro Baik
Cerbera odollam Bintaro
Baik Cordia sebestana
Jati mas Baik
Polyalthia longifolia Glodogan tiang
Tidak semua baik Ficus benyamina
Beringin Baik
Manilkara kauki Sawo kecik
Baik Lagerstroemia indica
Bungur Baik
Bignoniaceae Tabe buya
Baik
20
Tabel 2. Lanjutan
Pohon
Teminalia catappa Ketapang
Baik Mimusops elengi
Tanjung Baik
Samanea saman Kihujan
Baik Albizia falcataria
Sengon Baik
Palem
Roystonea regia Palem raja
Baik Chrysalidocarpus lutescens
Palem kuning Baik
Rhapis excelsa Palem wregu
Baik Elaeis guinensis
Kelapa Sawit Baik
Perdu
Adenium cutanium Kamboja jepang
Baik Cordyline terminalis
Hanjuang merah Baik
Jantropa sp. Batavia
Baik
Semak
Ixora javanica Soka
Baik Rora sp.
Mawar Baik
Mussaendah sp. Nusa Indah
Baik Neoregelia sp.
Nanas hias Baik
Iresine herbstii Bayam merah
Baik Bougenvillea sp.
Bugenvil Baik
Arachis pintoii Kacang-kacangan
Baik Codeaum variegatum
Puring Baik
Allium tuberosum Kucai
Baik Adiantum cuneatum
Suplir Baik
Dracaena sp. Drasena
Baik Pandanus pygmaeus
Pandan variegata Baik
Hibiscus rosasinensis Kembang sepatu
Baik
Herba
Hyppeastrum sp. bakung
Baik Canna indica
kana merah Baik
Zephyranthes candida Bawang-bawangan
Baik Chlorophytum comosum
Lili paris Baik
GrassesRumput-rumputan
Zoysia matrella Rumput Peking
Baik Axonopus compressus
Rumput gajah Baik
Merambat Ipomoea batatas
Telo-telo Baik
Scindapsus aureus Sirih belanda
Baik
21
4.1.8. Sosial Ekonomi dan Demografi
Kota Jakarta yang merupakan sebagai Ibukota Republik Indonesia menjadikan kota ini menjadi pusat dari segala aktivitas. Banyaknya masyarakat
Indonesia baik itu dari pulau jawa, sumatera, kalimantan, sulawasi, hingga Indonesia bagian timur yang tergiur untuk datang dan bekerja karena banyaknya
lapangan kerja yang tersedia baik itu dalam pemerintahan, perdagangan, industri dan lain sebagainya.
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan dari tahun ke tahun, menunjukan hasil bahwa penduduk Jakarta terus mengalami peningkatan sehingga
dapat mengakibatkan berbagai masalah di berbagai bidang seperti permukiman, pendidikan, kesehatan, dan juga ketenagakerjaan. Dengan meningkatnya jumlah
penduduk sehingga terjadi pembangunan permukiman, sarana dan prasarana umum, fasilitas pendidikan, kesehatan dan lainnya yang menyebabkan ruang
terbuka hijau kota yang berfungsi sebagai paru-paru kota semakin sempit dan berkurang yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan kota Jakarta.
Berdasarkan data bulan Januari 2008 jumlah penduduk Jakarta adalah 8.489.910 jiwa. Jumlah penduduk ini terbagi atas lima wilayah kota dan satu kabupaten yang
terdiri atas warga negara Indonesia dan warga negara asing Tabel 3. Untuk sosial ekonomi masyarakat Jakarta khususnya pengguna Jalur Hijau
Jalan Jenderal Sudirman bermacam ragam mulai dari pelajar, mahasiswa, pedagang, tukang ojek, karyawan perkantoran dan perbankan, pegawai negeri dan
lain sebagainya. Tabel 3. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Januari 2008
No Wilayah
Jumlah Jiwa WNI
WNA Total 1.
Jakarta Pusat 930.674
831 931.505
2. Jakarta Utara
1.420.388 884
1.421.272 3.
Jakarta Selatan 1.885.302
1.163 1.886.465
4. Jakarta Barat
1.634.781 586
1.635.367 5.
Jakarta Timur 2.592.940
922 2.593.862
6. Kepulauan Seribu
21.425 14
21.439 Total
8.485.510 4.400 8.489.910
Sumber:
Suku Dinas
Kependudukan dan
Catatan Sipil
Kotamadya http:www.kependudukancipil.go.idindex.phpstatistikpenduduk-
dki-jakarta42-statistik4-jumlah-penduduk-provinsi-dki-jakarta
22
4.2. Organisasi Dinas Pertamanan DKI Jakarta
Dinas Pertamanan adalah salah satu unit kerja pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai tugas dan wewenang untuk membangun dan mengelola
ruang terbuka hijau kota. Dinas Pertamanan ini terbentuk pada tahun 1970 melalui Keputusan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor Cd3.111970 dan
semenjak itu tugas dan wewenang Dinas Pertamanan resmi dijalankan. Dinas Pertamanan awalnya diprakarsai oleh DPRD Provinsi Jakarta pada
tahun 1961 yang merekomendasikan perlunya penataan pertamanan kota Jakarta agar dapat setara dengan Ibukota negara lain di dunia. Pada tahun 1962
Pemerintah DKI Jakarta mendirikan Akademi Pertamanan AKAP yang para lulusannya dapat langsung bekerja di Seksi Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi DKI Jakarta. Pada awal keberadaannya, Dinas Pertamanan memberikan perubahan yang
cukup signifikan terhadap wajah kota Jakarta. Wajah Jakarta yang dulunya gersang telah berubah menjadi kota yang hijau. Hingga tahun 2005 peran Dinas
Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas visual dan lingkungan kota Jakarta telah berkembang dengan ditanganinya beberapa program
baru seperti penataan koridor jalur busway, penambahan ruang terbuka hijau di kawasan pemukiman kumuh padat, peningkatan kuantitas dan kualitas ornamen
ruang kota dan penataan jalur pedestrian pada koridor-koridor utama kota. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 8 Tahun 2002 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Dinas
Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dikepalai oleh satu Kepala Dinas, yang membawahi satu bagian Tata Usaha, empat Subbagian, enam Subdinas, dua puluh
satu Seksi, lima Suku Dinas, lima Subbagian Tata Usaha, tiga puluh Seksi Suku Dinas dan empat puluh tiga Seksi Dinas Pertamanan Kecamatan Lampiran 2.
Berdasarkan data tahun 2007 Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta memiliki 253 orang pegawai yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil PNS, Pegawai Tidak
Tetap menurut SK Gubernur DKI Jakarta dan Pegawai Tidak Tetap Non SK Gubernur DKI Jakarta Lampiran 3.
23
4.2.1. Tugas Pokok
Adapun tugas pokok Dinas Pertamanan DKI Jakarta adalah menyelenggarakan penataan dan pengelolaan ruang terbuka hijau, ruang terbuka
kota, keindahan dan tata hias kota serta penyelenggaraan pelayanan di bidang pertamanan.
4.2.2. Fungsi
Adapun fungsi Dinas Pertamanan DKI Jakarta antara lain : 1 Perumusan kebijakan teknis di bidang pertamanan dan keindahan kota
2 Pemberian perizinan atau rekomendasi, legalisasi, dan sertifikasi di bidang pertamanan dan keindahan kota
3 Pemungutan retribusi di bidang pertamanan dan keindahan kota 4 Pemeliharaan, pengelolaan, dan pengamanan di bidang pertamanan dan
keindahan kota 5 Pemberdayaan usaha dan peran serta masyarakat di bidang pertamanan
dan keindahan kota 6 Pelayanan perencanaan teknis pertamanan dan keindahan kota
7 Pelayanan dan penyediaan tamantanaman untuk masyarakat 8 Pengelolaan dukungan teknis dan administratif
9 Pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan Subdinas
4.2.3. Visi
Visi dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta adalah mewujudkan tertatanya ruang terbuka hijau dan keindahan Kota Jakarta.
4.2.4. Misi
Adapun misi dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta antara lain: 1 Membangun ruang terbuka hijau sesuai kebutuhan kota Jakarta
2 Melaksanakan penghijauan di seluruh ruang terbuka kota Jakarta 3 Meningkatkan keindahan kota melalui penataan elemen sarana dan
ornamen kota 4 Menggalang peran serta aktif masyarakat di bidang Pertamanan dan
Keindahan kota
24
4.2.5. Sasaran Program
Sasaran program Dinas Pertamanan DKI Jakarta antara lain: 1 Meningkatkan kuantitas dan kualitas RTH Kota melalui :
a. Pembangunan taman kota dan jalur hijau kota b. Penanamanpenghijauan pohon
c. Pengembalian fungsi taman dan jalur hijau 2 Meningkatkan keindahan kota, melalui penataan elemen sarana dan
ornamen kota 3 Menyediakan panduan yang berkaitan dengan ruang terbuka hijau
pertamanan 4 Menyediakan bibit tanaman dan melakukan pembesaran tanaman
5 Meningkatkan peran serta masyarakat di bidang pertamanan dan keindahan kota.
4.2.6. Program Unggulan
Selain sasaran program, Dinas Pertamanan DKI Jakarta mempunyai program unggulan, yaitu:
1 Penyediaan taman RTH di kawasan padat penduduk 2 Penataan koridor jalur transportasi busway, monorail dan kanal
3 Pengembalian fungsi taman dan jalur hijau dari penggunaan di luar peruntukannya
4 Peningkatan fungsi dan penampilan taman kota 5 Peningkatan kuantitas dan kualitas fasilitas ruang publik seperti
penyediaan pedestrian dan pembangunan ornamen kota 6 Penyediaan bibit tanaman pelindung bagi masyarakat untuk percepatan
penghijauan kota 7 Peningkatan kualitas jalur hijau tepian air dan penyempurna
4.3. Subdinas Jalur Hijau Dinas Pertamanan
Subdinas Jalur Hijau merupakan salah satu bagian dari Dinas Pertamanan Jakarta. Subdinas Jalur Hijau terdiri dari Seksi Jalur Hijau Jalan, Seksi Jalur Hijau
Tepian Air, Seksi Jalur Hijau Penyempurna, dan Seksi Perencanaan Jalur Hijau.
25
Subdinas Jalur Hijau bertugas untuk melaksanakan pemantauan, perencanaan, pemeliharaan, pengendalian dan pemanfaatan jalur hijau kota, jalur hijau jalan,
jalur hijau tepian air, dan jalur hijau penyempurna. Dalam kegiatan magang yang dilakukan di Dinas Pertamanan, Mahasiswa berada di bawah Subdinas Jalur Hijau
pada bagian Seksi Jalur Hijau Jalan. Subdinas Jalur Hijau memiliki tugas yaitu : 1 Perencanaan, pemeliharaan, pengendalian, pengelolaan jalur hijau yang
meliputi jalur hijau jalan, tepian air, hijau penyempurna, dan jalur hijau lainnya.
2 Pembinaan dan konsultasi terhadap seluruh kegiatan jalur hijau kota. 3 Inventarisasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan jalur hijau kota
4 Pelaksanaan penghijauan pada seluruh jalur hijau kota Jalur hijau jalan yang merupakan salah satu bentuk jalur hijau yang
dikelola oleh Seksi Jalur Hijau Jalan yang berada di bawah Subdinas Jalur Hijau. Seksi Jalur Hijau Jalan memiliki 35 pegawai yang terdiri atas seorang Kepala
Seksi, 4 orang staf teknis dan administrasi, dan 30 orang pengawas lapangan Lampiran 4. Seksi Jalur Hijau Jalan ini memiliki tugas sebagai berikut :
1 Menyusun dan melaksanakan rencana kerja seksi jalur hijau jalan 2 Melakukan pendataan, monitoring, dan inventarisasi jalur hijau jalan.
3 Melakukan pembangunan, penataan, dan pembinaan jalur hijau jalan 4 Melaksanakan pengelolaan, pengembangan dan pemekaran jalur hijau
jalan 5 Melaksanakan koordinasi penghijauan, dan pengindahan di areal jalur
hijau jalan. 6 Melakukan pengelolaan jalur hijau jalan
Struktur oganisasi pengelolaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman terdiri atas pengawas lapang dan tenaga pemeliharaan yang bertanggung jawab kepada
kepala Seksi Jalur Hijau. Pengawas lapangan bertugas untuk mengawasi dan mengontrol kegiatan pemeliharaan di lapangan. Tenaga pemeliharaan bertugas
dalam melakukan dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan di lapangan Gambar 4. Tenaga pemeliharaan bertugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan yang telah diberikan dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
26
Gambar 4. Struktur organisasi pengelolaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman 4.4. Zonasi Pemeliharaan
Pemda DKI Jakarta melalui Dinas Pertamanan DKI Jakarta membagi Jalur hijau jalan ke dalam 8 zonasi atau blok berdasarkan letaknya di masing-masing
wilayah di lima wilayah Kota, yaitu kota Jakarta Pusat, kota Jakarta Utara, kota Jakarta Selatan, kota Jakarta Timur dan kota Jakarta Barat. Seksi Jalur Hijau Jalan
juga melakukan kegiatan pemeliharaan di 8 zonasi atau blok tersebut. Dalam kegiatan magang yang telah dilakukan pengelolaan pemeliharaan jalur hijau jalan
ini mengambil zona atau bagian di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta yang merupakan areazona Blok V. Pada areazona Blok V ini kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan dibagi ke dalam 5 bagian, yaitu sekitar Air Mancur Patung Pemuda, Pulau Jalan sekitar FO.Karet, Jalur Jalan Jenderal Sudirman, Pulau Jalan
depan BNI 45, Pulau Jalan Segitiga ex Bakin Gambar 5. Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman terbagi atas bagian median jalan,
bagian separator, taman air mancur patung pemuda, dan taman pulau jalan yang dapat menambah nilai estetika lanskap jalan yang juga mempunyai fungsi dengan
tujuan untuk melestarikan lingkungan. Bagian median jalan merupakan jalur hijau
Kepala Dinas Pertamanan
Kepala Subdinas Jalur Hijau
Kepala Seksi Jalur Hijau Jalan
Pengawas lapang Pemeliharaan Jalur Hijau
Tenaga pemeliharaan tanaman
Tenaga Pemeliharaan Areal
Jalur Hijau
27
jalan yang berada pada bagian tengah jalan yang memisahkan dua jalur jalan yang berlawanan arah. Jalur separator merupakan bagian jalur hijau jalan yang
memisahkan jalur cepat dan jalur lambat Lampiran 5.
a b
c
d e
Gambar 5: Zonasi Kegiatan Pemeliharaan, a Jalan sekitar Air Mancur Patung Pemuda, b Jalur Jalan Jenderal Sudirman, c Pulau Jalan depan
BNI 45, d Pulau Jalan sekitar F.O Karet, e Pulau Jalan segita ex Bakin
4.5. Sistem Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jendral Sudirman