16
106 58
’
BT dengan ketinggian rata-rata kurang lebih 7 m di atas permukaan laut. Batas administrasi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa,
Sebelah Selatan dan Timur : Provinsi Jawa Barat,
Sebelah Barat : Provinsi Banten.
DKI Jakarta terbagi atas lima wilayah kota yang berkedudukan sebagai daerah tingkat dua di bawah pengawasan kantor Gubernur. Kelima walayah ini
masing-masing dipimpin oleh walikota. Kelima kota tersebut yaitu kota Jakarta Pusat 50,4 km
2
, kota Jakarta Utara 154,01 km
2
, kota Jakarta Selatan 145,73 km
2
, kota Jakarta Barat 126,25 km
2
, dan kota Jakarta Timur 187,73 km
2
. Lokasi magang adalah pada Jalan Jenderal Sudirman Jakarta yang terdapat
di Jakarta Pusat dengan panjang 3,05 km. Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan salah satu jalan protokol di wilayah Jakarta dan juga sebagai ruang
terbuka hijau kota sehingga perlu dijaga dan dilakukan pemeliharaan yang baik dan teratur. Luas jalur hijau pada Jalan Jenderal Sudirman Jakarta adalah
184.595,89 m
2
.
4.1.2. Iklim
Untuk data iklim DKI Jakarta diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG wilayah DKI Jakarta. Data iklim yang dipakai adalah data iklim
tahun 2007 dan dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan data iklim tahun 2007, Jakarta beriklim cukup panas di mana suhu rata-rata dalam 1 tahun 28,5
C, dengan suhu rata-rata maksimum kota Jakarta adalah 29
C terjadi pada bulan Oktober dan suhu rata-rata minimum 27,5
C pada bulan Februari. Kelembaban udara rata-rata dalam satu tahun sebesar 73,9, kecepatan angin rata-rata 3,0 knot
dan curah hujan rata-rata 11,1 mmhari dalam satu tahun.
4.1.3. Geologi dan Tanah
Jenis tanah di DKI Jakarta termasuk tanah mediteran merah sampai kuning jenis grumosol dari batu endapan berkapur pada daerah berbukit dan sebagian lagi
jenis latosol, podzolik merah kuning dari batu endapan bekuan. Apabila dilihat
17
dari bentuk fisiografinya, wilayah DKI Jakarta terdiri dari dataran alluvial, jalur aliran dataran, dan perbukitan.
Pada umumnya keadaan tanah di DKI Jakarta banyak yang telah mengalami penggalian dan penimbunan cut and fill. Begitu juga pada jalur hijau
jalan kota Jakarta sebagian besar tanahnya telah mengalami penggalian dan penimbunan. Jenis tanah yang ada di lokasi magang Jalan Jenderal Sudirman
merupakan tanah urugan tanah latosol merah.
4.1.4. Tata Guna Lahan
Akibat pertumbuhan dan perkembangan aktivitas sosial yang sangat pesat sedangkan lahan yang tersedia di Jakarta terbatas, sehingga perlu penggunaan
lahan yang efisien. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota terhadap ruang terbuka hijau kota maka pemerintah menetapkan rencana Tata
Ruang Wilayah Jakarta tahun 2010. Selain itu Dinas Pertamanan memiliki rencana strategis program-program unggulan tiap tahunnya seperti peningkatan
kuantitas taman, peningkatan kualitas taman, peningkatan kualitas jalur hijau, dan lainnya. Penggunaan ruang terbuka hijau pertamanan di seluruh DKI Jakarta
adalah untuk taman kota, jalur hijau jalan, taman bangunan umum, jalur tepian air, dan taman rekreasi Tabel 1. Taman kota merupakan taman umum pada skala
kota yang diperuntukan sebagai fasilitas untuk rekreasi, olah raga dan sosialisasi masyarakat dikota yang bersangkutan.
Tabel 1. Jenis dan luas ruang terbuka hijau DKI Jakarta No.
Variabel KondisiUnit
1. Taman kota
2..149.935 m
2
2. Jalur hijau jalan
5.626.313 m
2
3. Taman bangunan umum
3.690.346 m
2
4. Jalur tepian air
571.385 m
2
5. Taman rekreasi
8.723.170 m
2
Luas Total 20.761.151 m
2
Sumber: Dinas Pertamanan DKI Jakarta 2008 Jalur hijau kota adalah ruang terbuka hijau untuk keserasian lingkungan
dengan tujuan konservasi tanah, lingkungan, penyerapan air dan penyegaran udara. Jalur tepian air adalah bagian dari ruang terbuka hijau yang ditentukan
sebagai daerah pengaman, terdapat di sepanjang batas badan air kerah darat seperti badan sungai dan danau. Taman rekreasi adalah bagian dari ruang terbuka
18
hijau kota yang dapat digunakan untuk kegiatan rekreasi. Taman bangunan adalah taman yang terletak dalam kavling bangunan yang terdiri dari vegetasi atau unsur-
unsur estetis lainnya yang ditata dengan serasi dengan tetap memperhatikan fungsi bangunan dan ruang terbukanya.
4.1.5. Topografi