33
Kondisi peralatan kegiatan pemeliharaan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman cukup baik untuk digunakan. Peralatan yang digunakan dalam
pekerjaan pemeliharaan sangat mempengaruhi hasil pekerjaan tersebut. Kadang- kadang peralatan yang digunakan dalam pekerjaan terbatas atau mengalami
kerusakan sehingga mengakibatkan kurangnya efektivitas kerja yang dilakukan dalam kegiatan pemeliharaan. Untuk itu perlu dilakukan pemeliharaan peralatan
dengan baik dan pergantian peralatan yang digunakan jika masa pakainya telah habis atau rusak agar pekerjaan yang dilakukan efektif dan juga efisien dalam
penggunaan peralatan. Tabel 6. Jenis, jumlah, kondisi, dan masa efektif peralatan pemeliharaan
No. Jenis Peralatan Jumlah
1
Kondisi
2
Masa Efektif
3
1. Mesin Pemotong Rumput Gendong 3 Baik 3 tahun
2. Sapu Lidi 5 Baik 1 bulan
3. Cangkul, pacul 3 Baik 6 bulan 4. Gunting stek 4 Baik 6 bulan
5. Koret 6 Baik 6 bulan 6. Gunting Pangkas semak 3
Baik 6 bulan 7. Truk Pengangkut Sampah 1 Baik 5 tahun
8. Mobil Tanki air 2 Baik 4 tahun
9. Seragam pekerja pemeliharaan 20 Baik 6 bulan 10. Golok, parang untuk pemangkasan 2
Baik 6 bulan
Sumber: Dinas Pertamanan DKI Jakarta 2008
1
, Pengamatan Langsung 2008
2
Arifin dan Arifin 2005
3
4.10. Pengelolaan Administrasi
Untuk kegiatan administrasi yang berkaitan dengan jalur hijau jalan dilakukan oleh staf teknis dan administrasi. Pada Seksi Jalur Hijau Jalan staf
tehnik dan administrasi berjumlah 4 orang, 3 orang staf administrasi yang bertugas membuat laporan kegiatan pemeliharaan jalur hijau jalan seperti surat
perintah tugas, surat pertanggu jawaban, laporan inventarisasi kondisi alat, serta laporan keuangan biaya pemeliharaan, absensi pengawas lapangan dan karyawan
jalur hijau jalan, dan dokumentasi untuk kegiatan pelaksanaan pemeliharaan serta membuat rencana kegiatan pemeliharaan jalur hijau jalan bersama seksi jalur hijau
jalan dan pengawas lapangan. Sedangkan 1 orang staf teknis bertugas membuat gambar jalur hijau jalan, perencanaan jalur hijau jalan dan desain ulang jalur hijau
jalan yang ada di DKI Jakarta.
34
4.11. Pemeliharaan Fisik Jalur Hijau Jalan Jendral Sudirman
Pemeliharaan fisik dilakukan untuk mempertahankan kondisi elemen lanskap agar tetap menampilkan sifat fisiknya seperti keadaan awal, sehingga
aspek estetika dan fungsi elemen tetap seperti semula. Secara umum, pemeliharaan fisik lanskap adalah pemeliharaan elemen lunak soft material
seperti tanaman dan elemen keras hard material seperti paving, kolam air mancur, pagar dan lain sebagainya.
4.11.1. Pemeliharaan Elemen Lunak Soft material
Pemeliharaan fisik Elemen Lunak soft material tanaman yang dilakukan
terdiri dari pembabatan rumput, pengetrikan rumput, penyapuanpembersihan sampah atau rumput, penyiraman rumput, pohon, tanaman hias, dan tanaman
perdu, pendangiran pohon, tanaman hias dan tanaman perdu, pemangkasan tanaman perdu, pengangkutan dan pembuangan sampah Tabel 7.
Tabel 7. Jenis kegiatan, frekuensi, alat, dan jumlah tenaga kerja
No. Uraian Pekerjaan Frekuensi
1
Alat
1
Jumlah Tenaga
2
Kerja 1. Pemangkasan rumput
1 kali MPR 2 2. Pengetrikan rumput
1 kali Koret,cangkul 3 3. Penyapuanpembersihan 10 kali Sapu lidi,karung 6
sampahrumput 4. Penyiraman rumput 10 kali Sprinkler, Mobil tanki 2
5. Penyiraman pohon 10 kali Sprinkler , Mobil tanki 2
6. Penyiraman tanaman hias 10 kali Sprinkler, Mobil tanki 2 7. Penyiraman tanaman perdu 10 kali Sprinkler, Mobil tanki 2
8. Pendangiran Pohon 1 kali Koret,cangkul
6 9. Pemangkasan tanaman hias
1 kali Gunting pangkas 4 10. Pendangiran tanaman hias 1 kali Koret,cangkul 6
11. Pendangiran tanaman perdu 1 kali Koret, cangkul 6
12. Pemangkasan tanaman perdu 1 kali Golok,guntingpangkas 4
13. Angkutan sampah 1 kali Truk sampah
2
Sumber:
1
Dinas pertamanan DKI Jakarta 2008,
2
Pengamatan langsung 2008
4.11.1.1.PembabatanPemangkasan Rumput
Kegiatan pekerjaan pembabatan rumput pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan 1 kali dalam 1 bulan selama masa kontrak pekerjaan
pemeliharaan, Jumlah tenaga kerja 2 orang, dan alat yang digunakan adalah mesin pemotong rumput. Pekerjaan ini sudah maksimal dan sudah sesuai dengan
35
kebutuhan pemeliharaan di mana kegiatan pemangkasan rumput frekuensi pemeliharaannya dilakukan secara bulanan Arifin dan Arifin 2005. Kegiatan
pemangkasan yang dilakukan juga sudah efektif dan sudah sesuai dengan kapasitas kerja lanskap. Hal ini disebabkan oleh tenaga kerja yang sudah terampil
mengerjakannya, pekerja yang cukup rajin dan disiplin, dan juga kondisi mesin pemotong rumput yang cukup baik
Penggunaan mesin pangkas gendong ini sudah tepat untuk kegiatan pekerjaan karena kondisi jalur hijau jalan yang cukup luas. Selain itu juga disain
jalur yang tidak terlalu rumit dan topografi yang datar pada jalur median dan separator Jalan Jenderal Sudirman sehingga tidak mempersulit pekerja dalam
melakukan pekerjaan. Pembabatan rumput yang dilakukan di Jalur Hijau Jalan Jenderal
Sudirman bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan rumput agar tetap indah dan rapi. Ukuran tanaman rumput yang baik adalah 3 – 5 cm agar tidak kelihatan
terlalu panjang dan rimbun serta tidak menutupi kanstin pembatas jalan. Kondisi jalur hijau jalan baik dibagian separator jalan maupun median
jalan yang berbatu sedikit mempersulit pekerja dalam melakukan pembabatan rumput. Kondisi tersebut juga dapat berbahaya bagi pekerja maupun pengguna
jalan yang melewati jalur hijau tersebut karena batu yang terdapat di jalur tersebut dapat mengenai pekerja dan kendaraan pengguna jalan. Oleh sebab itu perlu
kehati-hatian dalam mengerjakan kegiatan pemangkasan rumput untuk menjaga keselamatan pengguna jalan selama melakukan kegiatan pemangkasan Gambar
6.
Gambar 6. Kegiatan pemangkasan rumput pada jalur separator Jalan Jenderal Sudirman
36
4.11.1.2. Pengetrikan Rumput
Selain kegiatan pembabatanpemangkasan rumput terdapat juga kegiatan pengetrikan rumput. Kegiatan ini dilakukan di pinggir tanaman, sekeliling
tanaman hias, dan kanstin. Kegiatan pengetrikan dilakukan 1 kali dalam satu bulan selama masa kontrak pekerjaan pemeliharaan, dengan jumlah tenaga kerja 3
orang dan alat yang digunakan adalah cangkul kecil, dan koret. Untuk kegiatan pengetrikan hasilnya sudah cukup baik dan maksimal. Untuk efektifitas kegiatan
pengetrikan masih kurang efektif hal ini disebabkan oleh tenaga kerja yang kurang disiplin seperti cepat istirahat, dan faktor usia di mana terdapat tenaga kerja yang
usianya sudah cukup tua, tapi untuk hasil kegiatan pengetrikan rumput sudah cukup baik karena tenaga kerja sudah memiliki pengalaman dalam melakukan
pekerjaan. Hasil pengetrikan rumput dapat dilihat di salah satu contoh pekerjaan pengetrikan yang dilakukan disekitar air mancur patung pemuda di mana hasil
pengerjaan yang dilakukan sudah cukup rapi dan teratur Gambar 7. Kegiatan pengetrikan dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan
rumput yang berada di pinggir kanstin jalan agar kelihatan lebih rapi. Keterlambatan pengetrikan rumput dapat tumbuh dan menjalar melewati kanstin
sehingga memberikan kesan tidak terawat pada jalur hijau jalan tersebut, untuk itu perlu diperhatikan jadwal pengetrikan rumput agar sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
a b
Gambar 7. Hasil kegiatan pengetrikan rumput, a pinggir kanstin, b pinggir tanaman di Jalan sekitar Air Mancur Patung Pemuda
4.11.1.3. PenyapuanPembersihan Sampah atau Rumput
Pembersihanpenyapuan sampah atau rumput ini dibagi dua yaitu penyapuan rumput dilakukan terhadap hasil pemangkasan rumput dan penyapuan
37
sampah yaitu pembersihan sampah lainnya seperti daun, kertas, plastik dan lain sebagainya yang berada di area Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman. Untuk
penyapuan sampah rumput dilakukan ketika ada kegiatan pemangkasan rumput dengan membersihkan hasil pemangkasan rumputnya.
Kegiatan penyapuan sampah lainnya seperti kertas, plastik, dan daun dilakukan 10 kali dalam 1 bulan sesuai dengan jadwal pekerjaan selama masa
kontrak pekerjaan pemeliharaan, tenaga kerja berjumlah 6 orang. Setelah sampah disapu, kemudian dimasukan ke dalam karung sampah untuk selanjutnya diangkut
dengan truk sampah. Alat yang digunakan untuk kegiatan penyapuan adalah sapu lidi dan karung tempat sampah. Kegiatan penyapuanpembersihan ini masih
kurang maksimal dan frekuensi kegiatan masih kurang dari kebutuhan pemeliharaan di mana untuk pembersihanpenyapuan area seharusnya lebih baik
dilakukan secara harian agar kebersihan tetap terjaga Arifin dan Arifin, 2005. Untuk efektifitas kegiatan yang dilakukan masih kurang efektif, hal ini disebabkan
karena tenaga kerja yang lambat dalam melakukan kegiatan, dan sering beristirahat.
Untuk pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan di dalam karung dilakukan pada malam hari dengan menggunakan truk sampah dan kemudian
dibuang ke tempat pembuangan sampah. Hal ini dilakukan ketika arus lalu lintas sudah mulai sepi sehingga tidak mengganggu selama kegiatan pengangkutan
sampah dilakukan. Untuk kegiatan penyapuan sampah di sepanjang jalur hijau jalan dapat dilihat pada Gambar 8.
Kebersihan area Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman merupakan salah satu tujuan kegiatan pemeliharaan. Jalur hijau yang bersih akan menambah keindahan
sehingga menjadi daya tarik bagi pengguna jalan yang melewati jalan tersebut. Selain itu juga dapat menghilangkan kejenuhan, lelah setelah bekerja bagi
pengguna jalan ketika melewati jalur hijau jalan yang bersih dan indah.
4.11.1.4. Pemangkasan Nonrumput
Kegiatan pemangkasan nonrumput pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan 1 kali dalam satu bulan selama masa kontrak kegiatan
pemeliharaan, jumlah tenaga kerja 4 orang, alat yang digunakan adalah gunting
38
pangkas, golok, gunting stek. Untuk frekuensi kegiatan yang dilakukan sudah maksimal dan sudah sesuai dengan kebutuhan pemeliharaan lanskap. Untuk
pemangkasan semak dan perdu sebaiknya dilakukan sekali dalam satu bulan Sulistyantara, 2006. Untuk efektifitas kerja ada yang sudah efektif dan masih
ada yang kurang efektif. Kegiatan yang sudah cukup efektif adalah pemangkasan perdu, tetapi untuk pemangkasan semak masih kurang efektif. Hal ini disebabkan
karena pekerja yang agak lambat dalam melakukan pekerjaan, cepat lelah dan sering beristirahat.
Gambar 8. Kegiatan pembersihan sampah di area rumput di jalur separotor Jalan Jenderal Sudirman
Pemangkasan nonrumput adalah kegiatan pemangkasan terhadap tanaman hias seperti semak, dan tanaman perdu. Kegiatan pemangkasan ini bertujuan
untuk mengontrol pertumbuhan tanaman sesuai dengan kebutuhan agar memberikan penampilan tenaman tersebut secara estetis keindahan dan
memberikan kenyamanan terhadap pengguna jalan. Selain itu pemangkasan ini juga dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman yang biasanya dilakukan pada
cabang, dahan, ranting yang retak, patah, mati, dan berpenyakit Arifin dan Arifin, 2005. Menurut Sulistyantara 2006, pemangkasan tanaman dilakukan untuk
memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman, yaitu mengatur penerimaan sinar matahari, temperatur dan kelembaban.
Sebelum melakukan pemangkasan ada beberapa cara pemangkasan yang baik dan benar sehingga hasil yang dicapai bagus, tanaman kelihatan rapi dan
indah. Adapun beberapa cara pemangkasan tanaman perdu dan semak adalah sebagai berikut :
39
1 Dilakukan miring 45 dan rata agar air hujan tidak tergenang dan dapat
mengakibatkan pembusukan batang. 2 Arah memangkas dari bawah ke atas, dan setelah tanaman dipangkas
sebaiknya dilakukan pemupukan agar tunas yang baru dapat terbentuk kembali.
Gambar 9. Hasil pemangkasan tanaman semak di Jalan sekitar Air Mancur Patung Pemuda
4.11.1.5. Pemeliharaan Pohon Pelindung
Kegiatan pemeliharaan pohon pelindung pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman seperti pemangkasan bertujuan agar jalur hijau jalan tetap aman,
nyaman, mempertahankan ukuran dari pertumbuhan yang berlebihan, dan memiliki keindahan secara visual. Kegiatan pemangkasan pohon pada Jalur Hijau
Jalan Jenderal Sudirman dilakukan sekali dalam satu tahun. Alat yang digunakan untuk pemangkasan pohon adalah gergaji dan golok.
Berdasarkan hasil pengamatan pemangkasan pohon pelindung di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman masih kurang tepat dan tidak sesuai dengan aturan
yang sebenarnya. Masih terdapat cara pemangkasan dengan langsung memotong cabang dari atas ke bawah secara langsung, tidak membuangmemotong bekas
percabangan pohon yang dipangkas dan bekas luka pada pohon hasil pemangkasan juga tidak di semprot atau diolesi desinfektan. Bekas luka pada
tanaman yang tidak diolesi desinfektan dapat menjadi penyebab utama kematian pada tanaman tersebut karena sangat rentan terhadap serangan hama dan jamur.
Menurut Carpenter et al., 1975, pemangkasan tanaman bertujuan untuk mengurangi ukuran tanaman dari pertumbuhan yang berlebihan dan
mempertahankan bentuk tajuk yang diinginkan serta merangsang pertumbuhan
40
baru yang lebih baik. Pemangkasan pohon pelindung biasanya dilakukan terhadap pohon yang percabangannya telah mengganggu fasilitas umum seperti lampu
jalan, telepon dan lainnya serta percabangannya yang telah mengganggu keamanan bagi pengguna jalan. Untuk Jalan mobil, minimal 4,5-5 meter dari
permukaan tanah harus bebas dari cabang dan dahan pohon Arifin dan Arifin, 2005. Selain itu untuk pemangkasan pohon lebih baik dilakukan sekali enam
bulan untuk menjaga pertumbuhan ranting pohon tetap teratur dan tidak mengganggu pengguna jalan Arifin dan Arifin, 2005.
Untuk cabang yang mempunyai diameter lebih dari 2,5 cm sebaiknya dipangkas dengan menggunakan Double cut Method untuk mencegah terjadinya
kerusakan kayu dan mempercepat pertumbuhan Carpenter et al., 1975. Cara pemangkasan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1 Pemotongan pertama dilakukan pada cabang pohon bagian bawah, 15 cm dan batang pohon utama.
2 Pemotongan kedua dilakukan pada cabang pohon bagian atas, 17,5-20 cm dari batang pohon utama. Setelah cabang pohon tersebut berhasil
dipotong, sisa cabang yang belum terpotong dipotong melingkar dengan menggunakan pisau tajam sampai bersih rata.
Selain itu menurut Arifin dan Arifin 2005 pemangkasan pohon secara umum dapat dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini:
1 Potong dahan dari atas ke bawah, untuk menghindari kerusakan kulit batang, bagian bawah lebih dahulu dipotong sebagian.
2 Potong sisa dahan hingga bersih dan rata, cara ini dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah kerusakan kayu.
3 Bersihkan dan potong secara melingkar bekas potonganluka yang menonjol dengan pisau yang tajam.
4 Semprot atau olesi semua bagian yang luka dengan desinfektan untuk mencegah serangan jamur dan hama. Namun pada prakteknya hanya pada
luka yang berdiameter besar atau sama dengan 5 cm yang disemprot dengan bahan pengaman.
41
Gambar 10: Pohon Pelindung jalur separator Jalan Jenderal Sudirman
4.11.1.6. Penyiraman Tanaman
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah air. Kegiatan penyiraman terhadap tanaman di Jalur Hijau Jalan Jenderal
Sudirman sangat penting dilakukan agar pertumbuhan tanaman tetap terjaga dengan baik. Hal ini dilakukan karena salah satu faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah air sehingga tanaman tersebut tidak mati kekeringan.
Untuk kegiatan penyiraman di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan dengan menggunakan sprinkler dan mobil tanki air. Untuk penyiraman
dengan menggunakan sprinkler sangat baik dilakukan karena Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan protokol di mana kendaraan yang melewati jalan
tersebut sangat padat dan dengan kecepatan yang cukup kencang sehingga lebih mudah dilakukan dari pada dengan menggunakan mobil tangki air yang dapat
mengganggu dan menghambat arus lalu lintas khususnya di area jalur median dan jalur separator. Selain itu dengan menggunakan sprinkler kegiatan penyiraman
tidak membutuhkan tenaga kerja yang terlalu banyak sehingga dapat dialokasikan pada kegiatan pemeliharaan lainnya.
Penyiraman yang dilakukan menggunakan sistem sprinkler di area Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman yaitu jalur median dan separator jalan. Sprinkler
dapat secara otomatis menyala dan menyiram tanaman berdasarkan mekanisme tekanan air. Penyiraman dengan sprinkler sudah di program untuk menyala pada
pagi hari pukul 07.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB setiap harinya. Lama
42
waktu penyiraman dengan menggunakan sprinkler 15 menit dan menyala secara bergantian di area yang berbeda. Jenis sprinkler yang dipakai di Jalur Hijau Jalan
Jenderal Sudirman adalah sprinkler yang ditanam di permukaan tanah secara permanen. Kondisi sprinkler untuk penyiraman cukup baik walaupun ada
beberapa yang tidak berfungsi, sehingga perlu dilakukan perbaikan agar waktu penyiraman semua tanaman tersiram semua dengan baik dan merata.
Untuk penyiraman dengan mobil tanki bermuatan air sebanyak 5000 Liter dilakukan di area Jalan sekitar Air Mancur Patung Pemuda, Pulau Jalan depan
BNI 45, Pulau Jalan dekat F.0 Karet, dan Pulau Jalan Segitiga ex Bakin. Pada area ini tidak menggunakan sprinkler dan penyiraman di area ini tidak terlalu
mengganggu arus kendaraan dengan menggunakan mobil tanki. Kegiatan penyiraman dilakukan dua kali yaitu pada pagi hari jam 07.00WIB dan sore hari
pada pukul 16.00 WIB setiap harinya. Karena selama kegiatan magang terjadi musim hujan dan hampir setiap hari hujan sehingga area jalur hijau tersebut cukup
basah maka jarang dilakukan kegiatan penyiraman baik dengan menggunakan sprinkler maupun dengan mobil tanki air. Hal ini dapat dilihat selama melakukan
kegiatan magang dan pengamatan di jalur tersebut jarang dilakukan kegiatan penyiraman. Frekuensi kegiatannya penyiraman tanaman tergantung pada musim
yang terjadi, pada waktu musim hujan penyiraman jarang dilakukan, sedangkan pada musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari.
Menururt Nasrullah 2008, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman adalah:
1 Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari 2 Penyiraman pada daerah berkelembaban tinggi dilakukan pagi hari untuk
menghindari perkembangan jamur atau cendawan 3 Intensitas penyiraman disesuaikan dengan porousitas media tanam
4 Banyaknya air siraman tidak melebihi kemampuan maksimal penyerapan dan meminimalkan pengikisan
5 Jika menggunakan air ledeng untuk penyiraman, air sebaiknya diendapkan terlebih dahulu selama semalam. Tujuan agar kandungan Cl-nya berkurang
dan airnya bersuhu kamar.
43
Gambar 11. Sprinkel untuk penyiraman tanaman rumput di jalur separator Jalan Jenderal Sudirman
4.11.1.7. Pemupukan
Sebagian besar tanah yang digunakan untuk pertamanan di Jakarta baik itu untuk taman maupun untuk jalur hijau telah mengalami penggalian dan
penimbunan cut and fill, sehingga tidak lagi memiliki top soil dan bahan organik yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Kadang tingkat kesuburan dan
kandungan bahan organik top soil dari tempat yang berbeda juga sangat beragam, sehingga diperlukan pupuk untuk memperbaiki keadaan tersebut.
Begitu juga tanah yang terdapat di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman di mana di sepanjang area jalur hijau ini juga mengalami penggalian dan
penimbunan cut and fill sehingga perlu juga diperhatikan pemupukan untuk menjaga kondisi tanah tersebut. Tanah yang digunakan di sepanjang jalur hijau
jalan ini adalah jenis tanah latosol merah, sebelum ditimbun dengan tanah latosol merah tanah di jalur hijau tersebut digali terlebih dahulu untuk membuang bagian
tanah yang kurang baik dan subur kemudian ditimbun dengan tanah latosol merah.
Adapun kegiatan pemupukan tanaman yang biasa sering dilakukan adalah:
1 Pada pemeliharaan pasca tanam untuk mempercepat pertumbuhan akar dan pertumbuhan vegetatif seperti daun dahan.
2 Pada pemeliharaan rutin untuk : a. Menambah kesuburan tanah dengan memberi tambahan pupuk
organik dan anorganik b. Memperbaiki keadaan fisika tanah antara lain kedalaman efektif
tanah yaitu dalamnya lapisan tanah di mana perakaran tanaman
44
dapat berkembang dengan bebas, tekstur, kelembab, dan tata udara tanah.
c. Memperbaiki keadaan kimia tanah antara lain melakukan pemupukan, mengamati reaksi tanah dan tersedianya unsur hara
bagi pertumbuhan tanaman dan untuk memperbaiki pH tanah sehingga mencapai pH sekitar 6,5 pH netral.
d. Memperbaiki keadaan biologi tanah yaitu keadaan mikrobia tanah sebagai bahan organik tanah, humifikasi, mineralisasi, dan
pengikatan nitrosin udara. Menurut Nasrullah 2008, hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
pupuk adalah: 1 Pupuk mudah menguap pada siang hari atau cuaca panas
2 Malam hari tanaman juga mampu menyerap hara 3 Bunga mekar, tunas daun, dan kuncup bunga akan mudah rusak jika
terkena pupuk 4 Kekurangan atau kelebihan dosis pupuk akan mengakibatkan pertumbuhan
yang abnormal pada tanaman 5 Pemupukan umumnya dilakukan 3 minggu setelah penanaman dan
dilakukan 2 sampai 3 bulan sekali secara teratur 6 Jenis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan dan fase pertumbuhan tanaman
7 Pemberian pupuk pada daun, akar, dan batang sebaiknya dilakukan pada pukul 8 sampai 10 pagi atau sore hari
8 Waktu, dosis, dan cara pemakaian pupuk pada kemasan sebaiknya diperhatikan
Berdasarkan keterangan yang didapatkan, pemupukan tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan dengan menggunakan pupuk organik
pupuk kandang dan pupuk anorganik NPK. Pupuk kandang biasanya digunakan pada awal tanam atau tanaman yang baru ditanam, jika terjadi
pergantian tanaman di jalur hijau tersebut. Pupuk kandang yang diberikan untuk tanaman dengan dosis 5 kgm
2
untuk tanaman semak dan perdu. Pemberian pupuk kandang untuk tanaman yang akan ditanam dilakukan dengan cara ditaburkan ke
dalam lubang tanam kemudian di campurkan dengan tanah penimbun lubang
45
tanam tersebut. Untuk tanaman yang sudah ditanam pemupukan pupuk kandang dilakukan tiga bulan sekali.
Pemupukan dengan menggunakan NPK 15-15-15 dilakukan setiap tiga bulan sekali terhadap tanaman hias dan rumput. Sedangkan untuk pohon
pemberian pupuk NPK 15-15-15 dilakukan enam bulan sekali dengan dosis 25 grampohon. Untuk pemupukan rumput dilakukan dengan cara ditebar di
permukaan tanaman secara merata dengan dosis 10 gm
2
. Pemupukan rumput ini cukup hanya dengan memberikan pupu N saja, karena hanya dibutuhkan untuk
menyuburkan dan menghijaukan daun Arifin dan Arifin, 2005. Menurut Arifin dan Arifin 2005, cara pemupukan tanaman rumput dapat dilakukan dengan
disebar dipermukaan tanaman atau dilarutkan terlebih dahulu dengan air dan kemudian disiramkan pada tanaman rumput. Untuk cara ditebar pada tanaman
dapat menyebabkan tanaman rumput berubah warna walaupun nanti akan menjadi hijau kembali setelah beberapa waktu. Cara melarutkan pupuk terlebih dahulu ke
dalam air lebih baik dilakukan dari pada dengan cara ditaburkan pada tanaman karena tidak menyebabkan tanaman rumput berubah warna, kering atau gosong.
Untuk pemupukan tanaman hias seperti semak dan juga tanaman perdu pemupukan dilakukan dengan pemberian dosis 10gm
2
. Tanaman semak atau perdu yang ditanam secara massal dilakukan dengan cara membuat paritan
trenching, kemudian pupuk ditebar ke dalam parit tersebut dan ditimbun kembali dengan tanah. Untuk pemupukan tanaman semak atau perdu yang
ditanam secara tunggal dilakukan dengan sistem bokoran, yaitu pupuk diberikan secara melingkar disekitar batang dengan radius yang hapir sama dengan radius
tajuknya. Menurut Arifin dan Arifin 2005 pemupukan tanaman secara massal dilakukan dengan cara membuat paritan treching disekitar pinggir tanaman agar
dapat dimanfaatkan tanaman dengan baik. Sedangkan untuk penanaman tunggal seperti tanaman perdu dilakukan dengan cara sistem bokoran.
Kegiatan pemupukan yang dilakukan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman sudah cukup bagus dan sesuai dengan tata cara pemupukan, namum
untuk pelaksanaan pemupukan di lapangan pada kenyataannya kegiatan pemupukan tidak sesuai dengan yang direncanakan seperti tidak dilakukan
pemupukan tiga bulan sekali. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan dan
46
keterlambatan dana yang dikeluarkan oleh pihak Dinas Pertamanan sehingga pelaksanaan kegiatan pemupukan juga menjadi terhambat dan tidak sesuai dengan
yang direncanakan.
4.11.1.8. Pendangiran dan Penyiangan Gulma
Kegiatan pendangiran dan penyiangan gulma yang dilakukan pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan 1 kali dalam satu bulan selama masa
kontak, alat yang digunakan adalah koret, cangkul dengan jumlah tenaga kerja di lapangan 6 orang. Untuk kegiatan pendangiran kebutuhan pemeliharaannya sudah
cukup baik dan hasil pemeliharaan juga baik tetapi masih kurang efektif dalam melakukan pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh pekerja yang agak lambat dalam
melakukan pekerjaan, area yang sedikit sulit karena berada di bawah tanaman sehingga perlu berhati-hati dalam melakukan pekerjaan agar tanaman tidak
diinjak. Untuk kegiatan dan hasil pendangiran dan penyiangan gulma pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 11.
Kegiatan pendangiraan merupakan kegiatan penggemburan, membalik dan merapikan tanah dengan menggunakan alat cangkul besar, cangkul kecil, arit,
koret dan lainnya. Kegiatan pendangiran dan penyiangan gulma ini dilakukan untuk memperbaiki granulasi tanah, aerasi tanah, keadaan air tanah dan untuk
meminimalkan gangguan dari tanaman gulma yang menjadi pesaing tanaman utama. Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan manual yaitu dicabut, baik
menggunakan tangan maupun alat dan biasanya dilakukan apabila ukuran lahannya tidak terlalu luas. Selain itu juga dapat dilakukan dengan dengan
herbisida atau bahan kimia dan biasanya dilakukan apabila ukuran lahan tersebut cukup luas. Menurut Arifin dan Arifin 2005, Kegiatan pendangiran dan
penyiangan gulma sebaiknya jangan dilakukan pada musim kemarau atau ketika panas terik matahari, dan juga jangan sampai merusak perakaran karena dapat
menyebabkan mempercepat laju evaporasi sehingga menyebabkan tanaman menjadi stres.
Terdapat beberapa cara pendangiran dan penyiangan gulma agar hasil yang dicapai maksimal, adapun caranya adalah sebagai berikut :
47
1 Tanaman liar harus dicabut sampai ke perakarannya dan penggemburan tanahnya harus dilaksanakan sedemikian rupa agar tidak merusak
perakaran tanaman. 2 Pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1 bulan sekali.
3 Pekerjaan ini tidak perlu dilakukan apabila: Tanaman mempunyai perakaran dalam, terutama jenis pohon, pada lokasi yang curam lereng
karena pekerjaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya erosilongsor. Untuk tanaman pohon pendangiran dilakukan dengan membuat bongkaran
dengan radius 50 cm disekeliling pangkal pohon, tergantung ukuran pangkal pohon. Selain tanaman pohon pendangiran dengan pembuatan bongkaran ini juga
dilakukan terhadap tanaman perdu tunggal, sedangkan untuk tanaman perdu yang ditanam secara massal dan tanaman hias dilakukan dengan cara membuat bedeng.
Saat pendangiran selain menggemburkan tanah juga dilakukan pembersihan dan membuang
kotoran sampah,
rumput liar,
dan semak
liar guma.
Penyianganpencabutan gulma dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan, pacul, sekop kecil dan menggunakan kape sebagai alat bantu. Penyiangan
gulma dimaksudkan agar tanaman terhindar dari gangguan gulma dalam berkompetisi memanfaatkan faktor-faktor lingkungan.
Gambar 12. Kegiatan Pendangiran dan penyiangan gulma tanaman semak pada jalur median Jalan Jenderal Sudirman
4.11.1.9. Penyulaman dan Penggantian Tanaman
Penyulaman dan penggantian tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan terhadap semua jenis tanaman. Kegiatan penyulaman ini
bersifat nonperiodik dan dilakukan pada waktu tertentu yang disebabkan jika suatu tanaman mati, rusak, dan diserang hama penyakit. Ada beberapa hal yang
48
perlu diperhatikan ketika melakukan penyulaman tanaman Arifin dan Arifin, 2005, yaitu :
1 Tersedianya tanaman pengganti yang kondisinya harus lebih baik dari pada tanaman yang digunakan.
2 Tanaman rusak atau mati seharusnya dicabut terlebih dahulu dengan tidak mengganggu tanaman lain yang masih baik dan sehat.
3 Persiapkan kembali lubang tanaman bekas tanaman yang mati untuk dapat ditanami kembali, dan pastikan lubang tersebut bebas dari gangguan
patogen yang ada dalam tanah. 4 Lubang tanam tersebut dibiarkan beberapa saat dan diberi pupuk kandang
jika diperlukan. 5 Tanaman baru dilepaskan dari kontainernya pot, karung, polibag, dan
kemudian ditanam. 6 Penyiraman dilakukan secara rutin
4.11.1.10. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Pengendalian secara
mekanik dilakukan dengan cara membuang bagian yang terserang hama agar tidak menyebar ke bagian lain tanaman yang diserang. Pengendalian secara kimiawi
yaitu pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti pestisida. Jika tanaman yang diserang penyakit sudah terlalu parah maka tanaman
tersebut dicabut atau dibuang dan digantikan dengan tanaman yang baru. Jenis hama yang menyerang tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal
Sudirman adalah serangga, ulat dan rayap. Hama serangga dan ulat biasanya menyerang daun tanaman, sedangkan rayap biasanya menyerang sistem perakaran
tanaman. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara kimawi pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan dithane M-45, basudin
dan bayrusil. Alat yang digunakan untuk pengendalian hama yaitu alat semprot hand sprayer. Dithane M-45 digunakan untuk megendalikan hama seperti rayap
pada tanaman, sedangkan basudin dan bayrusil digunakan untuk mengendalikan ulat dan serangga yang menyerang tanaman. Untuk dosis yang digunakan, dithane
49
M-45 memakai dosis 2 gramliter air, sedangkan basudin dengan dosis 2 ccliter air. Dosis yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman ini
sudah baik dan sesuai dengan ketentuan dosis yang biasa digunakan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman yang dilakukan pada jalur hijau ini kurang baik,
karena pekerjan yang dilakukan kurang teratur dan tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Menurut Arifin dan Arifin 2005, pengendalian hama dan
penyakit tanaman ini biasanya dilakukan secara bulanan. Namun pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman ini sangat jarang dilakukan pengendalian hama dan
pengendalian penyakit tanaman, hal ini disebabkan oleh dana yang tersedia terbatas dan juga dikeluarkan Dinas Pertamanan tidak tepat waktu yang
direncanakan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan waktu pemeliharaan menyebabkan tanaman makin lama
semakin rusak dan mati diserang hama dan penyakit tanaman. Menurut Arifin dan Arifin 2005 pengendalian hama dan penyakit
tanaman dapat dilakukan dengan cara karantina, mekanis dan fisik, teknik budidaya, biologi, dan kimiawi dengan menggunakan pestisida. Pengendalian
secara karantina dilakukan dengan cara mencegah keluar-masuknya hama dan penyakit yang sangat berbahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Pengendalian
secara budidaya yaitu dengan cara menggemburkan tanah dan pengolahan tanah yang baik. Pengendalian secara mekanik dilakukan dengan cara mengambil hama
yang menyerang tanaman dan kemudian dibunuh dengan menggunakan tangan atau alat tertentu. Pengendalian secara fisik merupakan cara dengan memanipulasi
faktor fisik suhu, kelembaban, cahaya. Pengendalian secara biologis merupakan cara yang paling baik dilakukan dalam usaha pengendalian hama dan penyakit
tanaman. Cara ini agak sulit diterapkan secara buatan, tetapi pada ekosistem yang relatif stabil hal ini terjadi secara alami. Pengendalian secara kimiawi dilakukan
dengan cara penyemprotan dengan menggunakan pestisida. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan, penginjeksian, dan penaburan
pestisida. Untuk kegiatan penyemprotan harus memperhatikan arah angin karena
sangat berpengaruh terhadap jatuhnya semprotan pada tanaman dan juga keselamatan pekerja. Untuk itu tenaga kerja perlu menggunakan alat pengaman
50
selama kegiatan penyemprotan seperti masker, sarung tangan dan perlengkapan lainnya.
4.11.2. Pemeliharaan Elemen Keras Hard Material
Pemeliharaan elemen keras pada jalur hijau jalan juga salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan, baik Seksi Jalur Hijau Jalan maupun
Seksi Ornamen kota di mana saling keterkaitan untuk menciptakan suatu lanskap jalan yang fungsional dan estetis. Pemeliharaan elemen keras ini sangat penting
dilakukan untuk menunjang fungsi dan nilai estetika jalur hijau jalan. Beberapa elemen keras yang terdapat di jalur tersebut seperti paving, pagar busway, patung
Jenderal Sudirman, Patung Air Mancur Pemuda, lampu jalan dan lain sebagainya yang menambah keindahan kota sehingga sangat penting diperhatikan
pemeliharaan yang teratur sehingga dapat menjaga dan mempertahankan keindahannya.
Pemeliharaan elemen keras biasanya ada yang bersifat nonperiodik atau bersifat insidential yaitu jika tedapat beberapa elemen yang rusak pada jalur hijau
jalan tersebut seperti pegantian bola lampu yang putus, pagar yang rusak, halte yang rusak, dan juga pedestrian yang rusak. Ada kegiatan pemeliharaan elemen
keras yang terjadwal bulanan, semesteran dan tahunan seperti pengecetan ulang kanstin, pembersihan patung, pengecetan pagar busway, pengecetan halte,
pembersihan patung Jenderal Sudirman, pembersihan kolam air mancur, dan pembersihan pedestrian. Pengecetan ulang kanstin jalan, halte dan pagar busway
dilakukan satu kali dalam setahun. Pembersihan pedestrian jalan dilakukan secara harian untuk menjaga kebersihan area pedestrian jalan tersebut. Pembersihan
patung Jenderal Sudirman dan kolam air mancur patung pemuda dilakukan sekali dalam satu bulan. Penampilan elemen keras yang baik, bersih serta berfungsi
dengan baik pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman akan menambah nilai keindahan, kenyamanan dan keamanan jalur hijau jalan tersebut.
Kegiatan pemeliharaan di sepanjang Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman yang dilakukan oleh Seksi Ornamen Kota dilakukan dengan kurang teratur,
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan jadwal. Dapat dilihat masih terdapat beberapa elemen keras yang terabaikan dari kegiatan pemeliharaan, seperti
51
disekitar Air Mancur Pemuda di mana perkerasannya mengalami kerusakan seperti paving yang sudah pecah tetapi belum dilakukan pergantian perkerasan
yang baru. Selain itu juga pagar pembatas busway yang bengkok, sudah terkelupas catnya namun belum dilakukan penggantian atau pengecetan ulang
sehingga mengurangi keindahan jalan tersebut. Belum adanya tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan ini disebabkan dana yang tersedia atau
disetujui dan dikeluarkan oleh pihak Dinas Pertamanan tidak tepat waktu sehingga kegiatan pemeliharaan elemen keras tidak bisa dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan Gambar 13.
a b
Gambar 13. a Perkerasanpaving yang rusak di Jalan sekitar Air Mancur Patung Pemuda, b kanstin yang rusak dan cat yang terkelupas di jalur
median Jalan Jendral Sudirman
4.12. Efektivitas Kegiatan Pemeliharaan
Efektivitas kerja para operator atau pekerja yang dilakukan pada suatu taman akan menentukan efisiensi biaya pemeliharaan yang dilakukan. Efektivitas
kerja pemeliharaan sangat ditentukan oleh beberapa hal berikut: 1 Motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki operatorpekerja
2 Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan 3 Ketersedian alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan
4 Tingkat pengawasan pekerjaan di lapang 5 Kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor dan antara
mandor dengan operatorpekerja pemeliharaan di lapangan Waktu efektif adalah waktu yang dipergunakan pekerja untuk melakukan
pekerjaan pemeliharaan secara produktif. Waktu kerja yang telah ditetapkan untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan dimulai dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan
52
jam istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB. Waktu efektif pekerja pemeliharaan tersebut berkisar 6 – 7 jam setiap harinya. Biasanya mulai dari jam 13.00 – 15.00
WIB pekerja sudah mulai tidak efektif lagi, hal ini disebabkan karena kondisi Jakarta yang sangat panas pada siang hari sehingga para pekerja sudah mulai
merasa lelah dan bermalas-malasan untuk melakukan pekerjaan. Kapasitas kerja kegiatan pemeliaharaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Luas Area m
2
Kapasitas Kerja m
2
jam = Jumlah Tenaga Kerja Orang x Waktu Jam
Tabel 8 merupakan perbandingan kapasitas kerja beberapa hasil pengamatan kegiatan pemeliharaan di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dengan
standar kapasitas kerja Arifin dan Arifin 2005. Untuk peningkatan kinerja dan efektifitas pekerja perlu diperhatikan faktor-faktor seperti ketersediaan jadwal
dengan baik, komitmen pekerja, keterampilan dalam melakukan pekerjaan. Tabel 8. Perbandingan kapasitas kerja kegiatan pemeliharaan
No. Jenis Pemeliharaan Kapasitas Kerja
1
KapasitasPemeliharaan
2
di lapanganjam Lanskapjam 1. Penyapuanpembersihan sampah
325 m
2
400 m
2
2. Pemangkasan rumput dengan mesin gendong 250 m
2
250 m
2
3. Pemangkasan semak dengan gunting pangkas 7,5 m
2
10 m
2
4. Pemangkasan perdu dengan gunting pangkas 5 pohon 5 pohon
5. Pendangiran dan penyiangan gulma dengan koret 24 m
2
40 m
2
6. Pengetrikan rumput 30 m
2
-
Sumber: Pengamatan langsung
1
, Arifin dan Arifin
2
2005
4.13. Hari Bebas Kendraan Bermotor Free Car Day