47
1 Tanaman liar harus dicabut sampai ke perakarannya dan penggemburan tanahnya harus dilaksanakan sedemikian rupa agar tidak merusak
perakaran tanaman. 2 Pendangiran dan penyiangan dilakukan minimal 1 bulan sekali.
3 Pekerjaan ini tidak perlu dilakukan apabila: Tanaman mempunyai perakaran dalam, terutama jenis pohon, pada lokasi yang curam lereng
karena pekerjaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya erosilongsor. Untuk tanaman pohon pendangiran dilakukan dengan membuat bongkaran
dengan radius 50 cm disekeliling pangkal pohon, tergantung ukuran pangkal pohon. Selain tanaman pohon pendangiran dengan pembuatan bongkaran ini juga
dilakukan terhadap tanaman perdu tunggal, sedangkan untuk tanaman perdu yang ditanam secara massal dan tanaman hias dilakukan dengan cara membuat bedeng.
Saat pendangiran selain menggemburkan tanah juga dilakukan pembersihan dan membuang
kotoran sampah,
rumput liar,
dan semak
liar guma.
Penyianganpencabutan gulma dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan, pacul, sekop kecil dan menggunakan kape sebagai alat bantu. Penyiangan
gulma dimaksudkan agar tanaman terhindar dari gangguan gulma dalam berkompetisi memanfaatkan faktor-faktor lingkungan.
Gambar 12. Kegiatan Pendangiran dan penyiangan gulma tanaman semak pada jalur median Jalan Jenderal Sudirman
4.11.1.9. Penyulaman dan Penggantian Tanaman
Penyulaman dan penggantian tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan terhadap semua jenis tanaman. Kegiatan penyulaman ini
bersifat nonperiodik dan dilakukan pada waktu tertentu yang disebabkan jika suatu tanaman mati, rusak, dan diserang hama penyakit. Ada beberapa hal yang
48
perlu diperhatikan ketika melakukan penyulaman tanaman Arifin dan Arifin, 2005, yaitu :
1 Tersedianya tanaman pengganti yang kondisinya harus lebih baik dari pada tanaman yang digunakan.
2 Tanaman rusak atau mati seharusnya dicabut terlebih dahulu dengan tidak mengganggu tanaman lain yang masih baik dan sehat.
3 Persiapkan kembali lubang tanaman bekas tanaman yang mati untuk dapat ditanami kembali, dan pastikan lubang tersebut bebas dari gangguan
patogen yang ada dalam tanah. 4 Lubang tanam tersebut dibiarkan beberapa saat dan diberi pupuk kandang
jika diperlukan. 5 Tanaman baru dilepaskan dari kontainernya pot, karung, polibag, dan
kemudian ditanam. 6 Penyiraman dilakukan secara rutin
4.11.1.10. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Pengendalian secara
mekanik dilakukan dengan cara membuang bagian yang terserang hama agar tidak menyebar ke bagian lain tanaman yang diserang. Pengendalian secara kimiawi
yaitu pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti pestisida. Jika tanaman yang diserang penyakit sudah terlalu parah maka tanaman
tersebut dicabut atau dibuang dan digantikan dengan tanaman yang baru. Jenis hama yang menyerang tanaman pada Jalur Hijau Jalan Jenderal
Sudirman adalah serangga, ulat dan rayap. Hama serangga dan ulat biasanya menyerang daun tanaman, sedangkan rayap biasanya menyerang sistem perakaran
tanaman. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara kimawi pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan dithane M-45, basudin
dan bayrusil. Alat yang digunakan untuk pengendalian hama yaitu alat semprot hand sprayer. Dithane M-45 digunakan untuk megendalikan hama seperti rayap
pada tanaman, sedangkan basudin dan bayrusil digunakan untuk mengendalikan ulat dan serangga yang menyerang tanaman. Untuk dosis yang digunakan, dithane
49
M-45 memakai dosis 2 gramliter air, sedangkan basudin dengan dosis 2 ccliter air. Dosis yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman ini
sudah baik dan sesuai dengan ketentuan dosis yang biasa digunakan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman yang dilakukan pada jalur hijau ini kurang baik,
karena pekerjan yang dilakukan kurang teratur dan tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Menurut Arifin dan Arifin 2005, pengendalian hama dan
penyakit tanaman ini biasanya dilakukan secara bulanan. Namun pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman ini sangat jarang dilakukan pengendalian hama dan
pengendalian penyakit tanaman, hal ini disebabkan oleh dana yang tersedia terbatas dan juga dikeluarkan Dinas Pertamanan tidak tepat waktu yang
direncanakan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan waktu pemeliharaan menyebabkan tanaman makin lama
semakin rusak dan mati diserang hama dan penyakit tanaman. Menurut Arifin dan Arifin 2005 pengendalian hama dan penyakit
tanaman dapat dilakukan dengan cara karantina, mekanis dan fisik, teknik budidaya, biologi, dan kimiawi dengan menggunakan pestisida. Pengendalian
secara karantina dilakukan dengan cara mencegah keluar-masuknya hama dan penyakit yang sangat berbahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Pengendalian
secara budidaya yaitu dengan cara menggemburkan tanah dan pengolahan tanah yang baik. Pengendalian secara mekanik dilakukan dengan cara mengambil hama
yang menyerang tanaman dan kemudian dibunuh dengan menggunakan tangan atau alat tertentu. Pengendalian secara fisik merupakan cara dengan memanipulasi
faktor fisik suhu, kelembaban, cahaya. Pengendalian secara biologis merupakan cara yang paling baik dilakukan dalam usaha pengendalian hama dan penyakit
tanaman. Cara ini agak sulit diterapkan secara buatan, tetapi pada ekosistem yang relatif stabil hal ini terjadi secara alami. Pengendalian secara kimiawi dilakukan
dengan cara penyemprotan dengan menggunakan pestisida. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan, penginjeksian, dan penaburan
pestisida. Untuk kegiatan penyemprotan harus memperhatikan arah angin karena
sangat berpengaruh terhadap jatuhnya semprotan pada tanaman dan juga keselamatan pekerja. Untuk itu tenaga kerja perlu menggunakan alat pengaman
50
selama kegiatan penyemprotan seperti masker, sarung tangan dan perlengkapan lainnya.
4.11.2. Pemeliharaan Elemen Keras Hard Material