2 dapat meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan keindahan kota. Begitu juga
kota Jakarta yang juga memiliki jalur hijau kota yang cukup luas sebagai ruang terbuka hijau yang dapat meningkatkan keamanan, kenyamanan dan keindahan
kota. Jalur hijau jalan kota merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang
cukup luas di Jakarta sehingga perlu dilakukan pengelolaan dan pemeliharaan yang baik agar tetap terjaga kelestariannya. Jalur hijau jalan Jakarta dapat
berfungsi untuk keindahan kota yang dapat dinikmati oleh pengguna jalan yang melewati jalur tersebut, baik yang menggunakan kendaraan maupun pejalan kaki.
Jalur hijau jalan yang indah dapat digunakan pengguna jalan sebagai sarana untuk menghilangkan stres, rasa jenuh setelah bekerja, dan rasa lelah dengan menikmati
keindahan jalur hijau jalan ketika melewatinya. Selain itu secara fungsional, jalur hijau jalan kota Jakarta dapat mengurangi polusi kota, memberikan kenyamanan
bagi pengguna jalan, dan memperbaiki ekosistem lingkungan kota. Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman Jakarta merupakan salah satu ruang
terbuka hijau kota yang cukup luas dan dapat dimanfaatkan untuk menjaga kelestarian ekosistem lingkungan kota, meningkatkan keindahan kota dan dapat
mengurangi polusi kota. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan yang maksimal dan dengan rencana pengelolaan yang baik dan teratur untuk menjaga
keindahan dan kelestariannya sehingga dapat berfungsi dengan baik untuk menjaga kenyamanan dan keamanan lingkungan kota. Selain itu, Jalur Hijau Jalan
Jenderal Sudirman juga dapat dimanfaat sebagai sarana rekreasi bagi pengguna jalan seperti menghilangkan stres, rasa jenuh dan lelah setelah bekerja dengan
menikmati keindahan jalur hijau tersebut.
1.2 Tujuan Magang
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman keprofesian di bidang arsitektur lanskap.
Secara khusus tujuan dari kegiatan magang adalah : 1 mempelajari dan mengevaluasi suatu kasus jalur hijau jalan sebagai ruang
terbuka hijau kota dalam aspek pengelolaan, mengenal dan meningkatkan
3 keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan dan kendala, dan
pemanfaatan potensi yang ada. 2 menganalisis permasalahan-permasalahan di lapangan, baik yang bersifat
umum maupun yang khusus serta memberikan berbagai alternatif praktis untuk mengatasinya.
1.3 Kegunaan Magang
Kegunaan magang di Dinas Pertamanan DKI Jakarta adalah : 1 peningkatan pemantapan sikap akademik mahasiswa dalam menghadapi
persoalan dan tantangan di lapangan. 2 pengembangan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi
kondisi lapangan kerja sesungguhnya.
1.4. Kerangka Pikir
Proses magang dilakukan di Jalur Hijau Kota Jalan Jenderal Sudirman di bawah Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Proses magang ini meliputi aspek
pengelolaan lanskap. Seluruh hasil analisis dan sintesis yang diperoleh kemudian dirangkum secara deskriptif dan menghasilkan produk berupa rencana
pengelolaan lanskap jalur hijau kota yang berkelanjutan untuk menjaga kualitas estetika dan fungsonal Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman Gambar 1.
4
Gambar 1. Kerangka Pikir Magang
Jalur Hijau Kota Jalan Jendral Sudirman Jakarta
Jalur Hijau Kota yang Tetap Terjaga Secara Estetik dan Fungsional
Proses Magang
Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan
Ideal
Permasalahan
Solusi
Rekomendasi
Rencana Pengelolaan Lanskap Jalur Hijau Kota yang Berkelanjutan untuk Menjaga Kualitas Estetika dan
Fungsional Fisik
Biofisik Sosial
Ekonomi Budaya
Potensi Analisis
Evaluasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap dan Lanskap Kota
Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahantapak dan dengan segala sesuatu dengan apa yang ada di dalamnya baik
bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera
dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan yang memiliki keindahan secara estetika dan berdaya guna secara fungsional. Lanskap adalah
suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia Simonds dan Starke, 2006.
Ada bentukan-bentukan elemen lanskap yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Elemen-elemen lanskap alami yang dapat diubah yaitu bukit-bukit, semak
belukar dan lainnya. Sedangkan elemen-elemen lanskap yang tidak dapat diubah antara lain bentukan topografi seperti gunung, lembah, sungai, pantai dan lain
sebagainya. Lanskap kota merupakan lanskap buatan manusia sebagai akibat dari
aktivitas manusia dalam mengelolah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Simonds dan Starke, 2006. Lanskap kota terjadi karena adanya
pengorganisasian ruang yang mencerminkan kegiatan masyarakat setiap hari. Lanskap kota merupakan wajah bentang alam kota, tidak semata-mata lingkungan
pertamanan dalam arti sempit, tetapi mencakup segala hal ruang luar exterior, out door baik yang alami maupun yang buatan dengan segala elemennya, baik yang
keras hardscape maupun yang lunak softscape.
2.2 Ruang Terbuka Hijau