c. Faktor Situasional
Variabelvariabel yang membentuk faktor situasional adalah pikiran X
3
, aksi X
4
, dan hubungan X
5
. Ketiga variabel tersebut mempunyai korelasi positif terhadap faktor ini dengan
kontribusi keragaman data sebesar 10,64 persen. Ketiga variabel ini memiliki nilai communality sebesar 63,0 persen, 55,0 persen
dan 64,9 persen ; yang artinya sekitar 63,0 persen dari variabel pikiran, 55,0 persen dari variabel aksi dan 64,9 persen dari variabel
hubungan dapat dijelaskan oleh tiga faktor yang terbentuk.
Nilai Loading pada Tabel 12 menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai peranan dari yang terbesar sampai yang terkecil
dalam mempengaruhi loyalitas konsumen adalah variabel pikiran, aksi dan hubungan. Ketiga variabel ini saling berkorelasi positif.
Interpretasi pada korelasi positif untuk ketiga variabel tersebut menunjukkan jika aktivitas atau program perusahaan yang
berkaitan dengan ketiga variabel tersebut ditingkatkan maka akan berbanding lurus dengan peningkatan loyalitas konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden terhadap variabel pikiran diwakili dengan
pernyataan ; Slogan “Taste The Haritage of Indonesian Coffee” sangat sesuai. Dimana strategi pemasaran ini mempengaruhi
pelanggan dengan tujuan untuk menciptakan kognitif.
Strategi pemasaran dalam variabel aksi bertujuan untuk mempengaruhi pengalamanpengalaman secara lahiriah, gaya
hidup, dan berbagai interaksi pelanggan. Strategi ini juga memperkaya kehidupan pelanggan melalui peningkatan
pengalamanpengalaman fisik, menunjukkan cara alternatif dalam melakukan berbagai hal dan berbagai interaksi. Variabel ini
diwakili oleh pernyataan ”Coffee shop de Koffie Pot membuat saya memiliki tempat alternatif untuk melakukan aktivitas yang
biasanya saya lakukan di rumah atau di kantor”. Peran dari tempat dan promosi untuk variabel ini sangat penting; Menambah fasilitas
de Koffie Pot yang dapat mendukung kegiatan kerja ataupun bersantai; beriklan di radio ataupun website dengan materi iklan
yang menonjolkan sisi emosional.
4.7.2. Penentuan Faktor Score NilaiSkor Faktor
Penentuan nilai atau skor faktor dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan validasi analisis faktor. Kriteria valid dilihat
berdasarkan hasil masingmasing sampel dipertimbangkan, dengan ketentuan apabila sebuah faktor stabil maka hasilhasil yang ada
relatif tidak jauh berbeda, baik jumlah faktor atau angkaangka pada component matrix Santoso dalam Sutisna 2005.
Berdasarkan hasil component matrix menunjukkan bahwa semua faktor tetap stabil valid karena telah mengacu pada hasil tiga
faktor komponen utama dengan korelasi yang cukup kuat antara faktor dengan variabel yaitu diatas 0,55. Selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 4.
Skor faktor pada dasarnya adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel yang lebih sedikit dan berfungsi untuk
menggantikan variabel asli yang sudah ada. Penentuan skor faktor ini akan berguna apabila akan dilakukan analisis lanjutan, dalam
penelitian ini akan dilanjutkan dengan analisis diskriminan.
Setelah diketahui variabel independen bebas satu sama lain, tidak terjadi multikolinearitas yang disebut sebagai faktor
komponen utama, dan hasilnya akan dipergunakan dalam analisis lanjutan analisis diskriminan dengan terlebih dahulu dihitung skor
faktor bagi setiap responden. Untuk mempermudah perhitungan, skor faktor diolah dengan menggunakan program komputer SPSS
versi 13,0.
4.8. Pelaksanaan Prinsipprinsip Experiential Marketing pada Coffee Shop de Koffie Pot