Pengaruh Experiential Marketing Coffee Shop de Koffie Pot Terhadap Loyalitas Konsumen Bogor Uji Variabel yang Layak

menurut Griffin 1995 didasarkan pada pertimbangan bahwa yang menjadi kajian dalam experiential marketing adalah ketiga jenis konsumen tersebut dan aspek­aspek yang terkait dengan experiential marketing lebih banyak dicari oleh konsumen tipe repeat customer, clients dan advocates. Berdasarkan hasil perhitungan dari Lampiran 4, dan mengacu pada Tabel 3 tentang kriteria loyalitas konsumen coffee shop de Kofie Pot menurut Griffin dari skor penilaian responden, diperoleh bahwa jumlah responden dari masing­masing kriteria tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 15. Jumlah Responden Dari Masing­Masing Kriteria Loyalitas Konsumen Coffee Shop de Koffie Pot Kriteria Jumlah Persentase Repeat customers 1 0,5 Clients 80 40 Advocates 119 59,5 Jumlah 200 100 Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa tingkat loyalitas konsumen coffee shop de Kofie Pot Bogor adalah sangat loyal. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya responden yang termasuk kriteria advocates 59,5, yakni konsumen yang menganjurkan dan merekomendasikan orang lain untuk berkunjung ke coffee shop de Kofie Pot. Sedangkan responden yang termasuk kriteria clients adalah sebanyak 40. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan perubahan konsumen dari clients menjadi advocates cukup besar apabila perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah bagi konsumen.

4.10 Pengaruh Experiential Marketing Coffee Shop de Koffie Pot Terhadap Loyalitas Konsumen Bogor

Pada bab ini akan dibahas faktor apa yang berpengaruh dominan terhadap loyalitas konsumen coffee shop de Koffie Pot. Pembahasan ini dilakukan dengan analisis diskriminan sehingga akan diperoleh komponen utama factor yang berpengaruh kuat terhadap loyalitas konsumen coffee shop de Kofiie Pot . 4.10.1. Analisis Diskriminan Analisis diskriminan merupakan alat analisis yang mampu mengelompokkan setiap objek ke dalam dua atau lebih kelompok berdasarkan pada kriteria sejumlah variabel bebas. Tahapan awal dalam analisis diskriminan sama dengan analisis faktor, yaitu memilih variabel­variabel yang layak valid untuk dianalisis lebih lanjut. Tahap ini dilakukan dengan cara menyaring seleksi variabel yang telah memenuhi asumsi­asumsi analisis diskriminan. Pada proses pengolahan dengan Principle Component Analysis dihasilkan tiga komponen utama yang kemudian dilanjutkan dengan analisis diskriminan. Setelah diolah menggunakan software SPSS versi 13.00 maka diperoleh hasil bahwa atribut yang memiliki pengaruh positif dalam mempengaruhi loyalitas konsumen coffee shop de Kofie Pot adalah faktor experience, faktor komunikasi dan faktor situasional. Dipilihnya ketiga atribut tersebut didasarkan kepada nilai hasil test of equality of means yang memiliki signifikansi kurang dari taraf nyata lima persen dan nilai F test yang lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 11,128 untuk faktor nilai produk, 27,664 untuk faktor komunikasi, dan 26,298 untuk faktor perilaku. Pada Lampiran 5 juga terlihat bahwa apabila dilihat dari nilai Chi Square yang diperoleh yaitu sebesar 147,770 dengan nilai Sig. sebesar 0,000 menunjukkan bahwa terdapat indikasi perbedaan yang nyata antara ketiga grup pada model diskriminan.

a. Uji Variabel yang Layak

Konsumen coffee shop de Koffie Pot yang puas dalam pembelian cenderung akan membeli ulang repeat customer, pelanggan tetap yang membeli makananminuman di coffee shop de Koffie Pot secara teratur Clients dan pelanggan tetap dan pendukung yang juga mengajak teman­teman mereka agar mengunjungi coffee shop de Koffie Pot Advocates. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap pengaruh faktor­ faktor Experiential Marketing terhadap loyalitas konsumen Coffee Shop de Koffie Pot Bogor. Untuk memenuhi asumsi­asumsi dalam analisis diskriminan, terhadap variabel terikat dan variabel bebas dilakukan beberapa pengujian untuk menetukan apakah variabel­ variabel tersebut layak untuk dilakukan analisis selanjutnya. Asumsi pertama ditujukan untuk melihat apakah variabel bebas terdistribusi normal. Uji normalitas metode Kolmogorov­ Smirnov dan Shapiro­Wilk digunakan untuk menguji asumsi ini. Berdasarkan uji Shapiro­Wilk dan Uji Kolmogorov­Smirnov menghasilkan tiga faktor yang signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti semua faktor berdistribusi normal. Dengan demikinan semua variabel dapat diikutsertakan dalam proses analisis berikutnya. Asumsi kedua ditujukan untuk melihat apakah matriks kovarians dari semua variabel dalam opulasi sama homoskedastisitas. Nilai signifikansi dari probabilitas F Box’s M digunakan untuk menguji asumsi ini. Asumsi kedua ini dapat dipenuhi karena nilai signifikan pada probabilitas kurang dari 0,05. Artinya jumlah varian dari variabel terikat grup repeat, clients dan advocates adalah sama. Demikian juga jumlah varian dari variabel bebas faktor komponen utama satu sampai komponen utama tiga adalah sama. Asumsi ketiga menunjukkan tidak terjadi korelasi antara variabel bebas secara signifikan multikolinearitas. Hal ini berarti analisis faktor metode analisis komponen utama dapat menghasilkan variabel­variabel yang saling bebas satu sama lain atau tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan tiga asumsi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini dapat dipenuhi dan untuk proses analisis data diskriminan selanjutnya dapat digunakan. b. Pengaruh Faktor­faktor Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Konsumen de Koffie Pot Berdasarkan hasil analisis diskriminan Lampiran 5 diketahui bahwa responden yang dianalisis valid untuk diproses lebih lanjut karena tidak ditemukannya data yang hilang missing pada tabel Analisys Case Processing Summary. Analisis diskriminan pada penelitian ini terdiri dari tiga grup konsumen tipe repeat, clients dan advocates. Nilai koefisien pada skor mean yang besar menunjukkan bahwa responden mempunyai penilaian yang positif terhadap variabel­variabel yang dianalisis. Hasil analisis berdasarkan pengujian WilksLambda, menunjukkan bahwa semua fungsi signifikan sebesar 0,000 sehingga layak dipercaya karena signifikan pada probabilitas lebih kecil dari 0,05. Tabel Wilks Lambda dapat digunakan untuk menentukan perilaku responden tipe repeat customer, clients dan advocates berbeda secara nyata. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Sig. Kurang dari 0,05 hasil Wilks Lambda menunjukkan bahwa terdapat yang secara nyata berbeda antara perlilaku responden repeat, clients dan advocates. Berdasarkan hasil korelasi structure matric, menunjukkan bahwa faktor yang signifikan di fungsi satu adalah faktor komunikasi. Sedangkan faktor yang signifikan di fungsi dua adalah faktor experience dan faktor situasional. Signifikansi variabel­ variabel dan fungsi diskriminan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan klasifikasi tersebut dan mengacu pada hasil faktor dan fungsi yang semuanya layak dipercaya Lampiran 5, maka dapat disimpulkan bahwa faktor situasional merupakan faktor yang paling berpengaruh dominan terhadap konsumen repeat dengan hubungan yang tidak searah tanda negatif. Sedangkan faktor komunikasi merupakan faktor yang paling berpengaruh dominan terhadap konsumen clients dan advocates dengan hubungan yang tidak searah tanda positif untuk advocates dan tanda negatif untuk clients. Faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Classification Function Coefficient. Variabel Bebas Perilaku Pasca Pembelian Repeat Customer Clients Advocates Faktor Experience ­1,292 ­0,794 0,544 Faktor Komunikasi ­2,714 ­1,160 0,803 Faktor Situasional ­3,336 ­1,117 0,779 Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa faktor situasional merupakan faktor dominan berpengaruh yang dapat dipakai sebagai indikator dalam menentukan perilaku konsumen repeat customer. Artinya bahwa dengan meningkatnya kepuasan konsumen terhadap faktor situasional pikiran, aksi, dan hubungan yang dilaksanakan oleh coffee shop de Koffie Pot, maka konsumen cenderung berperilaku untuk menjadikan de Koffie Pot sebagai pilihan pertama dan akan melakukan pembelian ulang pada kesempatan lain. Sedangkan factor komunikasi berpengaruh dan dapat dijadikan indikator dalam menentukan perilaku konsumen tipe clients dan advocates. Hal ini berarti konsumen akan senantiasa mengatakan hal­hal yang positif tentang coffee shop de Koffie Pot kepada orang lain dan mengajak ataupun merekomendasikan orang terdekat untuk mengunjungi coffee shop de Kofie Pot.

4.11. Rekomendasi Strategi Pemasaran