Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Karakteristik Responden Coffee Shop de Koffie Pot

4.4. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 4.4.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan­pertanyaan yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel korelasi nilai r. Uji coba kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner memenuhi syarat sah atau tidak untuk dijadikan data utama penelitian. Sebagai penelitian awal, kuisioner disebarkan kepada 30 orang responden, setelah dilakukan uji validitas, didapat 16 pertanyaan yang sahih. Artinya seluruh pertanyaan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut r hitung r tabel, dimana r tabel = 0.361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan persen. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran 7.

4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Dari hasil perhitungan didapatkan 0,803 untuk variabel experiential marketing dan 0,844 untuk variabel loyalitas konsumen. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,60. Berdasarkan nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,60 maka kuesioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur pada penelitian ini. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 7.

4.5. Karakteristik Responden Coffee Shop de Koffie Pot

Demografi responden dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pendapatan per bulan, pengeluaran untuk konsumsi makanan dan minuman per bulan, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Hal ini dilakukan untuk melihat profil konsumen dari segi sosial ekonomi guna memperoleh gambaran yang menyeluruh. Profil konsumen ini dapat berguna bagi coffee shop de Koffie Pot guna menciptakan formulasi strategi pemasaran yang sesuai.

4.5.1. Usia dan Jenis Kelamin Responden

Dari hasil penelitian diketahui bahwa 68,5 persen responden berusia antara 16 hingga 25 tahun. Responden yang berusia 26 hingga 35 tahun memiliki persentase sebesar 19,5 persen. Sedangkan responden yang berusia 35 hingga 45 tahun dan berusia diatas 46 tahun masing­masing memiliki persentase sebesar 8,5 persen dan 3,5 persen. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa 55,5 persen responden berjenis kelamin wanita dan 44,5 persen berjenis kelamin pria. Menurut Kotler 1997 selera orang terhadap suatu barang atau jasa tergantung usia. Karena itu banyak para pemasar menggunakan variabel demografi usia sebagai salah satu cara untuk menentukan segmen pasar yang akan dimasuki oleh produknya. Meskipun secara statistik jumlah wanita lebih banyak daripada pria namun ini tidak mengindikasikan bahwa pasar potensial coffee shop de Kofie Pot didominasi oleh jenis kelamin tertentu. Sehingga strategi pemasaran, segmentasi dan targeting khususnya, tidak dapat difokuskan kepada satu jenis kelamin saja. Gambar 5. Diagram Usia Responden 68. 5 19. 5 8. 5 3. 5 15 tahun 16­25 tahun 26­35 tahun 36­45 tahun 46 tahun

4.5.2. Pendapatan

Produk yang dibeli oleh konsumen biasanya erat hubungannya dengan tingkat pendapatan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 33,5 persen responden memiliki rata­rata pendapatan dibawah Rp. 1.000.000, hal ini disebabkan karena sebagian besar konsumen adalah kalangan pelajar dan mahasiswa sehingga belum memiliki penghasilan tetap. Kemudian sebanyak 30,5 persen responden memiliki pendapatan rata­rata sebesar Rp. 1.000.001 – Rp. 3.000.000, sebanyak 18 persen responden berpendapatan rata­rata sebesar Rp. 3.000.001 – Rp. 6.000.000, berikutnya responden dengan pendapatan Rp. 6.000.001 – Rp. 9.000.000 dan diatas Rp. 9.000.001 masing­ masing sebesar 10,5 persen dan 7,5 persen. Pendapatan per Bulan 33.5 30.5 18 10.5 7.5 Rp.1.000.000 Rp.1.000.001­ Rp.3.000.000 Rp.3.000.001­ Rp.6.000.000 Rp.6.000.001­ Rp.9.000.000 Rp.9.000.001 Gambar 6. Diagram Pendapatan Responden 4.5.3. Pengeluaran untuk Konsumsi Berdasarkan pengeluaran untuk konsumsi pangan, mayoritas adalah tingkat pengeluaran Rp. 300.001 – Rp. 600.000 dengan persentase sekitar 37,5 persen, kemudian pengeluaran Rp. 100.001 – Rp. 300.000 sebesar 20,5 persen. Selain itu sebanyak 18 persen responden memiliki pengeluaran rata­rata konsumsi per bulan sebesar Rp. 600.001 – Rp. 900.000. Sedangkan responden dengan pengeluaran konsumsi rata­rata per bulan lebih dari Rp.900.001 dan kuarang dari Rp. 100.000 masing­masing adalah 15,5 persen dan 8,5 persen. Gambar 7. Pengeluaran Konsumsi MakananMinuman Responden per Bulan 4.5.4. Pekerjaan Responden pada penelitian ini memiliki latar belakang pekerjaan yang beragam. Sebanyak 42 persen responden adalah pelajarmahasiswa dan sebanyak 38,5 persen adalah pegawai swasta. Selain itu terdapat 8 persen responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta dan 7 persen sebagai pegawai negeri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat responden dengan status pekerjaan Ibu rumah tangga dan profesional masing­masing 2 persen dan 1,5 persen dan sisanya sebanyak 1 persen belum bekerja. Menurut Engel, et al. 1994 pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan kebutuhan akan penghargaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen adalah pelajar dan mahasiswa, hal ini dapat disebabkan karena pelajar dan mahasiswa memiliki waktu luang yang lebih banyak sehingga memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatanaktifitas diluar rumah maupun diluar sekolahkampus lebih tinggi. Pengeluaran untuk Konsumsi 8.5 20.5 37.5 18 15.5 Rp. 100.000 Rp.100.001­Rp. 300.000 Rp.300.001­Rp. 600.000 Rp.600.001­Rp. 900.000 Rp. 900.001 7 38.5 8 2 42 1.5 1 Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga PelajarMahasiswa Profesional Lain­lain Gambar 8. Diagram Pekerjaan Responden 4.5.5. Tingkat Pendidikan Menurut Kasali 2001 pasar dapat dikelompokkan menurut tingkatan yang di capai oleh konsumen. Pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh konsumen bisa menentukan tingkat intelektualitas seseorang. Pada gilirannya, tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang dalam pemilihan barang yang dikonsumsinya. Responden coffee shop de Koffie Pot didominasi oleh konsumen dengan tingkat pendidikan terakhir Sarjana S­1 sebesar 39 persen, yang diikuti oleh konsumen dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sebesar 36 persen. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan terakhir Diploma, S2S3, dan SLTP masing­masing memiliki persentase sebesar 13,5 persen, 9 persen, dan 2,5 persen. 36 13.5 39 9 0 2.5 SD SMPSederajat SMASederajat Diploma Sarjana S1 S2S3 Lain­lain Gambar 9. Diagram Pendidikan Responden 4.6. Perilaku Pembelian 4.6.1. Cara Responden Memperoleh Informasi Mengenai Coffee