Kemajuan Penelitian Katang-katang TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kemajuan Penelitian Katang-katang

Katang-katang merupakan tumbuhan pesisir yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional di berbagai belahan dunia dan telah banyak diteliti sebagai bahan baku obat modern karena khasiat yang terkandung di dalamnya masih merupakan misteri yang perlu diungkap. Bahan yang memiliki khasiat sebagai bahan baku obat tersebut biasanya sering disebut sebagai zat bioaktif. Zat bioaktif adalah zat yang termasuk metabolit sekunder yang bersifat aktif secara biologi dan memiliki aktivitas sebagai zat yang dapat dijadikan sebagai obat maupun bahan tambahan pada pembuatan makanan suplemen. Menurut Vickery 1981 zat bioaktif dari tumbuhan dapat berasal dari golongan terpenoid, fenolik dan alkaloid. Beberapa tahun lalu telah banyak yang meneliti kandungan dan manfaat dari tumbuhan katang-katang. Souza et al. 1999 mengemukakan bahwa tumbuhan katang-katang mengandung senyawa aktif steroid, alkaloid, terpenoid, dan flavonoid yang dihasilkan oleh fraksi dari ekstrak etil asetat, sedangkan ekstrak air mengandung saponin dan tanin. Tumbuhan ini memiliki aktivitas antinociceptive yang menghambat neurogenic dan inflamasi pada ekstrak metanol sedangkan ekstrak etanol memiliki aktivitas hypoglycemic dan insulinogenic. Menurut kamus Dorland 2000 antinociceptive adalah suatu zat yang mempunyai efek analgesik; menurunkan sensitivitas terhadap stimulus nyeri. Neurogenic adalah berkenaan dengan pembentuk jaringan saraf yang berasal dari dalam sistem saraf. Hypoglycemic adalah 1 berkenaan dengan, ditandai denganmenimbulkan hipoglikemia, 2 agen yang bekerja untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. Hipoglikemia adalah fenomena penurunan konsentrasi glukosa dalam darah secara abnormal, yang dapat menimbulkan gemetar, keringat dingin, hipotermia, dan sakit kepala. Insulinogenic adalah berkenaan dengan, ditandai oleh, atau memacu insulinogenesis. Insulinogenesis adalah pembentukan dan pelepasan insulin oleh pankreas. Hasil penelitian Agustiningrum 2004, menunjukkan bahwa berbagai ekstrak kasar daun katang-katang memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda. Ekstrak kloroform, ekstrak etil asetat dan metanol memiliki aktivitas antioksidan berturut-turut sebesar 78.09, 61.42, dan 58.33. Hasil fraksinasi dengan kromatografi kolom menghasilkan tiga kelompok fraksi. Fraksi I diduga pigmen antrakuinon golongan pigmen kuinon, fraksi II diduga kumarin, dan fraksi III diduga furanokumarin dengan aktivitas antioksidan berturut-turut adalah 47.04, 68.52, dan 60.00. Pada tahun yang sama Hardjito dan Kingston 2004 membuktikan bahwa ekstrak aseton dari tumbuhan katang-katang daun memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker rahim A2780 dengan IC 50 sebesar 18 μgml, namun belum diketahui jenis zat aktif tersebut. Teramachi et al. 2005 mengemukakan bahwa ekstrak dari daun katang- katang memiliki aktivitas inhibitor enzim kolagenase tipe V EC 3.4.21.7, senyawa tersebut adalah caffeoyl dan coumaroyl yang didapatkan dari proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Senyawa ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat modern karena memiliki nilai IC 50 di bawah 35 μMmL.

2.3 Enzim Topoisomerase