Alkaloid Fitokimia Ekstrak Kasar Daun Katang-katang

4.3 Fitokimia Ekstrak Kasar Daun Katang-katang

Pengujian fitokimia dilakukan terhadap kelima ekstrak daun katang-katang untuk menelusuri golongan senyawa metabolit sekunder yang dikandungnya. Pengujian ini hanya memperlihatkan hasil kualitatif berdasarkan warna dan endapan yang terbentuk. Hasil rekapitulasi uji fitokimia terhadap kelima ekstrak daun katang-katang ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5 Kandungan fitokimia ekstrak kasar daun katang-katang JenisEkstrak Heksana Kloroform Etil asetat Aseton Metanol Alkaloid - Dragendorff + + + + + - Mayer - + - - + - Wagner ++ ++ + ++ ++ Flavonoid a Fenolik Hidrokuinon b ++ a + b ++ a + b + a - +++ a + b +++ a ++ b Tanin - - - - + Saponin - - - - - Triterpenoid c Streroid d - - - - - Keterangan : - = tidak ada endapan a = Flavonoid + = endapan tipis b = Fenolik Hidrokuinon ++ = endapan agak tebal c = Triterpenoid +++ = endapan tebal d = Streroid

4.3.1 Alkaloid

Pemeriksaan kualitatif uji alkaloid terhadap ekstrak heksana, kloroform, etil asetat, aseton, dan metanol daun katang-katang menunjukkan adanya endapan berwarna merah, cokelat, dan putih yang bervariasi. Hasil pengamatan secara visual uji alkaloid dapat dilihat pada Gambar 12. Hasil dari uji alkaloid daun katang-katang Gambar A 1 , A 2 , dan A 3 ekstrak heksana menunjukkan bahwa ekstrak heksana memiliki kandungan alkaloid karena pada pengujian terbentuk endapan merah setelah direaksikan dengan Dragendorff A 1 dan endapan cokelat setelah direaksikan dengan Wagner A 3 , namun ekstrak yang direaksikan dengan Mayer tidak menunjukkan ada endapan putih, yang artinya senyawa alkaloid negatif untuk pereaksi Mayer. Hal ini sama dengan ekstrak etil asetat C 1 , C 2 , C 3 , dan ekstrak aseton D 1 , D 2 , D 3 . Ketiga ekstrak tersebut dapat dikatakan memiliki kandungan alkaloid secara kuantitas relatif kecil, karena hanya dua dari tiga pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif. Keterangan : A = Ekstrak heksana 1 = Pereaksi Dragendorff B = Ekstrak kloroform 2 = Pereaksi Mayer C = Ekstrak etil asetat 3 = Pereaksi Wagner D = Ekstrak aseton E = Ekstrak metanol Gambar 12. Hasil pengamatan uji fitokimia alkaloid. Pada ekstrak kloroform B 1 , B 2 , B 3 , dan ekstrak metanol E 1 , E 2 , E 3 menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid dengan kuantitas tinggi, karena dengan penggunaan ketiga pereaksi menunjukkan hasil positif. Hasil penelitian Souza et al. 1999 menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki kandungan senyawa alkaloid, sedangkan ekstrak metanol dan air menunjukkan hasil negatif yang berbeda dengan hasil penelitian ini. Perbedaan hasil tersebut disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah asal sampel, umur sampel, jumlah sampel, dan perlakuan proses ekstraksi.

4.3.2 Flavonoid