Flavonoid Tanin Fitokimia Ekstrak Kasar Daun Katang-katang

relatif kecil, karena hanya dua dari tiga pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif. Keterangan : A = Ekstrak heksana 1 = Pereaksi Dragendorff B = Ekstrak kloroform 2 = Pereaksi Mayer C = Ekstrak etil asetat 3 = Pereaksi Wagner D = Ekstrak aseton E = Ekstrak metanol Gambar 12. Hasil pengamatan uji fitokimia alkaloid. Pada ekstrak kloroform B 1 , B 2 , B 3 , dan ekstrak metanol E 1 , E 2 , E 3 menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid dengan kuantitas tinggi, karena dengan penggunaan ketiga pereaksi menunjukkan hasil positif. Hasil penelitian Souza et al. 1999 menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki kandungan senyawa alkaloid, sedangkan ekstrak metanol dan air menunjukkan hasil negatif yang berbeda dengan hasil penelitian ini. Perbedaan hasil tersebut disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah asal sampel, umur sampel, jumlah sampel, dan perlakuan proses ekstraksi.

4.3.2 Flavonoid

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun katang-katang memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dominan, terbukti dalam pemeriksaan secara kualitatif sederhana menggunakan pereaksi NaOH dan H 2 SO 4 pekat semua ekstrak dari daun katang-katang membentuk endapan berwana merah, meskipun pada ekstrak etil asetat membentuk endapan yang tipis pada penambahan pereaksi NaOH dan tidak ada endapan pada pereaksi H 2 SO 4 pekat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 13. E 1 E 2 E 3 B 1 B 2 B 3 D 2 D 3 A 1 A 2 A 3 C 1 C 2 C 3 Keterangan : 1= Ekstrak heksana A = NaOH 10 2 = Ekstrak kloroform B = H 2 SO 4 pekat 3 = Ekstrak etil asetat 4 = Ekstrak aseton 5 = Ekstrak metanol Gambar 13. Hasil pengamatan uji fitokimia flavonoid. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Agustiningrum 2004 yang menduga ekstrak kloroform dari daun katang-katang memiliki senyawa kumarin yang termasuk ke dalam golongan fenilpropanoid. Souza et al. 1999 juga membuktikan bahwa ekstrak etil asetat daun katang-katang memiliki kandungan senyawa flavonoid. Dengan adanya senyawa flavonoid ini diharapkan daun katang-katang dapat dijadikan bahan baku antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker.

4.3.3 Tanin

Tanin merupakan salah satu golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan yang masuk ke dalam senyawa polifenol. Senyawa ini cenderung mudah larut dalam air karena umumnya sering berikatan dengan gula sebagai glikosida. Sebagian besar tumbuhan yang banyak bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Tanin dapat dideteksi langsung dengan mendidihkan ekstrak dan menambahkan FeCl 3. Pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa dari kelima ekstrak katang-katang hanya ekstrak metanol yang memiliki senyawa tanin. Ini terbukti terbentuknya warna hitam kehijauan pada ekstrak yang dilarutkan dalam pelarut metanol 30. Hal ini didukung oleh penelitian Souza et al. 1999 yang melaporkan bahwa daun katang-katang yang diekstrak menggunakan air memiliki kandungan senyawa tanin. Senyawa tanin dalam dunia kedokteran tidak banyak digunakan sebagai A B 1 2 3 4 5 bahan baku obat, namun senyawa tanin juga memiliki khasiat astringent yang dapat mengurangi pembengkakan, radang, dan antidiare Stahl 1985. Keterangan : A = Ekstrak heksana D = Ekstrak aseton B = Ekstrak kloroform E = Ekstrak metanol C = Ekstrak etil asetat Gambar 14. Hasil pengamatan uji fitokimia tanin.

4.3.4 Saponin