4.6 Genotoksisitas Ekstrak Kloroform dari Daun Katang-katang
Uji genotoksisitas merupakan salah satu cara untuk melihat kerusakan genetik genotoksisitas, mutagenisitas pada organisme dan untuk menentukan
apakah dapat diteruskan dengan uji pada manusia Sukandar 2006. Hasil penyegaran bakteri S. marcescens dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Bakteri Serratia marcescens Dokumentasi pribadi Dari Gambar 18 terlihat bahwa bakteri S. marcescens tumbuh dengan
baik, hal ini terbukti dengan terbentuknya koloni yang rapi dan berwarna merah, yang artinya kondisi bakteri S. marcescens sangat baik dan sudah bisa digunakan
pada uji genotoksisitas terhadap ekstrak kasar kloroform. Sama halnya dengan uji aktivitas inhibitor topoisomerase I, alasan menggunakan ekstrak kasar bersih
kloroform pada uji genotoksisitas karena ekstrak kloroform memiliki rendemen yang besar setelah ekstrak metanol dan juga memiliki aktivitas sebagai inhibitor
topoisomerase I. Selain itu juga berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustiningrum 2004 ekstrak kloroform memiliki aktivitas
antioksidan tertinggi dibandingkan dengan ekstrak etil asetat dan metanol. Hasil uji genotoksisitas ekstrak kloroform dengan konsentrasi 20, 200, 2000, 20 000,
30 000, 40 000, 50 000 μgml dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Hasil uji genotoksisitas bakteri Serratia marcescens.
Keterangan : A = 0 μgml D = 2000 μgml G = 40 000 μgml
B = 20 μgml E = 20 000 μgml H = 50 000 μgml
C = 200 μgml F = 30 000 μgml
Hasil pengujian genotoksisitas ekstrak klorofom katang-katang dengan konsentrasi 20, 200, 2000, 20 000, 30 000
μgml terhadap bakteri S. marcescens menunjukkan bahwa bakteri tetap tumbuh dan tetap memproduksi pigmen
prodigiosin. Hal ini menunjukkan ekstrak kloroform tidak mempengaruhi pertumbuhan bakteri secara genetik mutasi gen, karena bakteri S. marcescens
tetap memproduksi pigmen berwarna merah. Pada konsentrasi 40 000 μgml
bakteri tumbuh namun tidak berkembang dengan baik dan sebagian koloni ada yang berwarna putih dan transparan mutasi genetik, hal ini dikarenakan pada
konsentrasi tersebut ekstrak diduga mempengaruhi produksi pigmen prodigiosin. Sebaliknya pada konsentrasi 50 000
μgml bakteri tidak dapat tumbuh, hal ini diasumsikan bahwa ekstrak kloroform dengan konsentrasi 50 000
μgml sudah A
B C
D E F
G H
bersifat racun terhadap bakteri sitotoksik. Dari hasil uji genotoksisitas dapat disimpulkan bahwa nilai MIC untuk uji genotoksisitas adalah 40 000
μgml.
4.7 Fraksi Senyawa Inhibitor Topoisomerase I