Saponin Fitokimia Ekstrak Kasar Daun Katang-katang

etil asetat daun katang-katang memiliki kandungan senyawa saponin. Perbedaan hasil tersebut disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah asal sampel, umur sampel, jumlah sampel, dan perlakuan proses ekstraksi.

4.4 Aktivitas Ekstrak Kasar Sebagai Inhibitor Topoisomerase I

Ekstrak kasar yang sudah dibersihkan dalam proses pencucian diuji aktivitas inhibitor enzim topoisomerase I dengan konsentrasi ekstrak sebesar 50 µgml. Uji ini dilakukan terhadap empat ekstrak bioaktif terpilih yang rendemennya relatif besar yaitu ekstrak heksana, kloroform, aseton, dan metanol dengan kontrol positif senyawa kamptotekin. Adanya aktivitas inhibitor ditandai dengan perubahan bentuk substrat DNA supercoil menjadi bentuk DNA nick complex, dan band dari DNA hasil reaksi dapat dicocokkan dengan band kontrol Topo I + DNA, Marker DNA supercoil, Topo I + DNA + Pelarut, Marker DNA relaks, Topo I + DNA + kamptotekin. Hasil positif sebagai inhibitor enzim topoisomerase I ditandai dengan cocoknya bentuk band dari hasil ekstrak dengan band Marker DNA supercoil aktivitas bersifat katalitik dan band Topo I + DNA + kamptotekin aktivitas bersifat poison. Keempat ekstrak yang diujikan pada konsentrasi 50 µgml terhadap aktivitas enzim topoisomerase I menunjukkan hasil positif menghambat aktifitas enzim topoisomerase I Tabel 6. Ekstrak etil asetat dari daun katang-katang tidak diuji karena pada uji fitokimia ekstrak etil asetat memiliki kuantitas rendah pada senyawa golongan alkaloid dan flavonoid, sedangkan pada senyawa golongan tanin, saponin, dan triterpenoidsteroid menunjukkan hasil negatif. Selain itu ekstrak etil asetat memiliki rendemen paling kecil di antara kelima ekstrak daun katang-katang. Hal ini dilakukan karena dengan jumlah ekstrak yang banyak akan lebih mudah melakukan pengujian lanjut. Tabel 6 Hasil uji inhibitor enzim topoisomerase I dari ekstrak heksana, kloroform, aseton dan metanol pada konsentrasi 50 µgml Sampel Aktivitas Inhibitor Topoisomerase I Ekstrak heksana + Ekstrak kloroform + Ekstrak aseton + Ekstrak metanol + 1 9 8 7 6 5 4 3 2 Keterangan : 1.Relaks DNA hasil reaksi Topo I + DNA, 2. Marker DNA supercoil, 3. Relaks DNA hasil reaksi Topo I + DNA + DMSO, 4. Marker DNA relaks, 5. Topo I + DNA + kamptotekin, 6. Ekstrak Heksana, 7. Ekstrak Kloroform, 8. Ekstrak Aseton, 9 . Ekstrak Metanol Gambar 16. Hasil elektroforesis uji inhibitor enzim topoisomerase I dari berbagai ekstrak. Gambar 16 menunjukkan ekstrak heksana sumur no 6, ekstrak kloroform sumur no 7, ekstrak aseton sumur no 8, dan ekstrak metanol sumur no 9 mampu menghambat aktivitas katalitik topo I, terlihat dengan tidak terbentuknya relaks DNA seperti pada kontrol sumur no 2 Marker DNA supercoil. Hal ini menunjukkan enzim topoisomerase I tidak dapat bekerja karena dihambat oleh senyawa ekstrak daun katang-katang. Aktivitas keempat ekstrak daun katang- katang sebagai inhibitor topoisomerase I diduga karena adanya senyawa fitokimia yang terkandung di dalam daun katang-katang dalam hal ini adalah alkaloid, flavonoid, dan tanin. Seperti yang dinyatakan oleh Sukardiman et al. 2002 bahwa senyawa golongan alkaloid, glikosida, dan flavonoid memiliki aktivitas antikanker dengan salah satu target molekul enzim DNA topoisomerase. Salah satu obat antikanker komersial dari jenis alkaloid dengan aktivitas inhibitor topoisomerase I adalah kamptotekin Gambar 2. Proses selanjutnya adalah penentuan konsentrasi penghambatan minimum aktivitas senyawa inhibitor topoisomerase I, dalam hal ini ekstrak yang digunakan adalah ekstrak kasar bersih kloroform. Alasan menggunakan ekstrak kasar bersih kloroform karena ekstrak kloroform memiliki rendemen yang besar setelah ekstrak metanol, selain itu juga berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustiningrum 2004 ekstrak kloroform memiliki aktivitas