Uji genotoksisitas dengan bakteri Seratia marcescens
Setelah diinkubasi 24 jam dilakukan pengamatan secara visual dengan melihat hasil goresan yang terbentuk. Apabila hasil goresan berwarna putih maka
ekstrak tersebut bersifat genotoksik, namun apabila tetap terbentuk warna merah sebagaimana warna bakteri S. marcescens maka ekstrak tidak bersifat genotoksik
atau aman untuk digunakan sebagai bahan obat.
3.3.6 Fraksinasi dan isolasi senyawa inhibitor topoisomerase I 3.3.6.1 Kromatografi Lapis Tipis KLT
Pemisahan senyawa inhibitor topoisomerase I dilakukan dengan kromatografi lapis tipis KLT dengan mencari eluen yang cocok untuk
pemisahan komponen aktif dari ekstrak kloroform daun katang-katang. Eluen yang terbaik dalam kromatografi lapis tipis akan digunakan dalam proses
kromatografi kolom. Proses awal KLT adalah persiapan lempeng lapis tipis silika gel 60 F
254
dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm, diberi tanda garis dengan pensil pada jarak 1 cm pada kedua ujung lempeng. Ekstrak katang-katang ditimbang
sebanyak 0.02 g dan dilarutkan dalam 0.5 ml pelarut asalnya. Eluen yang akan digunakan dimasukkan ke dalam tabung kromatografi hingga tingginya sekitar
1 cm dari dasar tabung dan ditutup rapat agar jenuh dengan uap eluen. Larutan ekstrak sampel diteteskan dengan pipa kapiler pada lempeng silika gel. Penetesan
dilakukan pada jarak 1 cm dari salah satu ujung tersebut. Ujung lempeng yang terdekat pada tempat penetesan dicelupkan ke dalam tabung kromatografi yang
sudah jenuh dengan eluen. Tabung kemudian ditutup rapat dan dibiarkan pelarut naik sampai batas yang ditentukan 1 cm dari batas atas Gambar 9.
Gambar 9. Teknik kromatografi lapis tipis.
Batas atas
Batas bawah
Setelah elusi pada batas tertentu, lempeng diangkat dan selanjutnya dikering udarakan selama beberapa menit, kemudian dideteksi dengan sinar ultraviolet
pada panjang gelombang 254 dan 365 nm. Pemilihan pelarut eluen pada proses KLT dilakukan dengan kombinasi
pelarut yang berbeda yaitu sistem B yang terdiri dari pelarut toluen : etil asetat 7 : 3. Terpilihnya sistem B dengan perbandingan tersebut didasarkan atas
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustiningrum 2004. Hasil KLT ekstrak kloroform dengan sistem B diamati dengan sinar UV pada panjang
gelombang 365 nm, selanjutnya dihitung nilai Rf dari masing-masing spot yang terbentuk.