berturut-turut sebesar 78.09, 61.42, dan 58.33. Hasil fraksinasi dengan kromatografi kolom menghasilkan tiga kelompok fraksi. Fraksi I diduga pigmen
antrakuinon golongan pigmen kuinon, fraksi II diduga kumarin, dan fraksi III diduga furanokumarin dengan aktivitas antioksidan berturut-turut adalah 47.04,
68.52, dan 60.00. Pada tahun yang sama Hardjito dan Kingston 2004 membuktikan bahwa ekstrak aseton dari tumbuhan katang-katang daun memiliki
aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker rahim A2780 dengan IC
50
sebesar 18
μgml, namun belum diketahui jenis zat aktif tersebut. Teramachi et al. 2005 mengemukakan bahwa ekstrak dari daun katang-
katang memiliki aktivitas inhibitor enzim kolagenase tipe V EC 3.4.21.7, senyawa tersebut adalah caffeoyl dan coumaroyl yang didapatkan dari proses
ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Senyawa ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat modern karena memiliki nilai IC
50
di bawah 35
μMmL.
2.3 Enzim Topoisomerase
Enzim adalah molekul protein tak hidup yang dihasilkan oleh setiap sel hidup eukariota dan prokariota. Dapat dikatakan semua reaksi kehidupan hanya
bisa dimungkinkan oleh adanya enzim. Di dalam sel, protein enzim melangsungkan ribuan reaksi kimia yang membuat sel dapat hidup, mengekstrak
energi dari lingkungan, mengubah sumber energi menjadi molekul yang bermanfaat, memperbaiki dan membangun diri sendiri, melakukan pembuangan
hasil samping, dan melakukan replikasi diri Suhartono 1989. Salah satu aplikasi enzimologi dalam hubungannya dengan kesehatan
adalah pengukuran aktivitas enzim di dalam plasma maupun jaringan pada orang- orang yang mengalami gangguan fisiologis. Apabila terlihat perubahan aktivitas
secara nyata, kita dapat mencurigai adanya kelainan metabolisme di dalam jaringan Suhartono 1989. Salah satu enzim yang merupakan indikator adanya
gangguan fisiologis di dalam tubuh adalah enzim topoisomerase, dimana enzim ini banyak ditemukan dalam kelimpahan yang sangat tinggi pada sel kanker
dibandingkan sel sehatnormal.
Topoisomerase adalah enzim yang mengatur perubahan topologi DNA yang dilakukan dengan cara meningkatkan atau menurunkan jumlah pilinan pada heliks
ganda. Terdapat dua golongan topoisomerase, golongan I dan II yang berbeda pada fungsi dan mekanisme kegiatannya. Enzim golongan I topo I EC 5.99.1.2
bekerja dengan melakukan pemutusan sementara transient break dari satu utas DNA dalam DNA dan membebaskan tekanan pilinan, mengubah nomor mata
rantai dengan langkah satu. Enzim golongan II topo II EC 5.99.1.3 bekerja dengan melakukan pemutusan sementara kedua utas dari satu molekular DNA
yang tersedia pada bagian rangkap dua DNA melalui suatu celah, merubah nomor mata rantai dengan langkah ganda. Enzim-enzim ini penting sekali untuk proses
genetik sel seperti replikasi DNA, transkripsi, rekombinasi, dan pemisahan kromosom pada saat mitosis.
Enzim DNA topoisomerase dapat dijadikan target untuk penemuan beberapa antibiotik dan antikanker. Mekanisme atau cara kerja obat tersebut
adalah menghambat kerja dari DNA topoisomerase atau menginaktifkan enzim DNA topoisomerase dengan cara memutus atau membelah merusak sebelum
DNA melakukan replikasimemperbanyak diri Brutlag 2000.
2.4 Inhibitor Topoisomerase