Pencucian ekstrak kasar Uji fitokimia

Setelah mendapatkan ekstrak, dilakukan pengukuran rendemen. Contoh pengukuran rendemen disajikan pada Lampiran 2. Rendemen diperlukan untuk mengetahui dan membandingkan jumlah senyawa atau ekstrak yang dapat terambil oleh pelarut. Banyak ekstrak dihitung berdasarkan rumus:

3.3.2 Pencucian ekstrak kasar

Ekstrak dicuci untuk menghilangkan bahan-bahan pengotor yang terdapat dalam ekstrak kasar dan zat yang tidak larut dalam pelarut aslinya. Ekstrak kasar dicuci dengan merendam ekstrak dengan pelarut aslinya dilanjutkan dengan pengocokan agar tercampur semua dan disimpan dalam lemari es selama semalam. Filtrat dipisahkan dengan supernatan atau endapan yang terbentuk, selanjutnya filtrat dipekatkan dengan cara evaporasi. Proses ini dilanjutkan beberapa kali sampai tidak terjadi endapan.

3.3.3 Uji fitokimia

Analisis fitokimia merupakan uji untuk mengetahui keberadaan senyawa kimia spesifik seperti alkaloid, senyawa fenol termasuk flavonoid, steroid, saponin, dan terpenoid. Uji fitokimia yang dilakukan berdasarkan pada reaksi yang menghasilkan warna atau endapan Harborne 1987. Prinsip kerja reaksi terjadinya warna dan endapan dapat dilihat dalam Lampiran 3.

A Alkaloid

Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambah 10 ml heksana dan beberapa tetes amoniak. Fraksi heksana dipisahkan dan diasamkan dengan 10 tetes H 2 SO 4 2 M. Fraksi asam diambil kemudian ditambahkan pereaksi Dragendorff, Mayer, dan Wagner. Adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih oleh pereaksi Mayer, endapan merah oleh pereaksi Dragendorff, dan endapan cokelat oleh pereaksi Wagner. B Flavonoid dan Fenolik Hidrokuinon Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambahkan metanol 30 sampai terendam lalu dipanaskan. Filtratnya ditaruh ke dalam spot plate papan uji dan kemudian Rendemen 100 sampel bobot ekstrak bobot x = ditambahkan NaOH 10 bv atau H 2 SO 4 pekat. Terbentuknya warna merah karena penambahan NaOH menunjukkan adanya senyawa fenolik hidrokuinon sedangkan warna merah yang terbentuk akibat penambahan H 2 SO 4 pekat menunjukkan adanya flavonoid.

C Saponin

Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambah air secukupnya dan dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit. Larutan tersebut didinginkan kemudian dikocok. Timbulnya busa yang bertahan lebih dari 10 menit menunjukkan adanya saponin. D Tanin Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambahkan air kemudian didihkan selama beberapa menit, lalu disaring. Filtratnya ditambahkan FeCl 3 bv. Warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan adanya tanin. E Triterpenoid dan Steroid Sebanyak 1 gram ekstrak kasar ditambahkan 25 ml etanol 30 lalu dipanaskan dan disaring. Filtratnya diuapkan kemudian ditambah eter. Lapisan eter dipipet dan diujikan pada papan uji dengan menambahkan pereaksi Liebermen Buchard 3 tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes H 2 SO 4 pekat. Warna merah atau ungu menunjukkan adanya triterpenoid dan warna hijau menunjukkan adanya steroid.

3.3.4 Uji aktivitas inhibitor topoisomerase I TopoGen 2006