bahan baku obat, namun senyawa tanin juga memiliki khasiat astringent yang dapat mengurangi pembengkakan, radang, dan antidiare Stahl 1985.
Keterangan : A = Ekstrak heksana D = Ekstrak aseton B = Ekstrak kloroform E = Ekstrak metanol
C = Ekstrak etil asetat Gambar 14. Hasil pengamatan uji fitokimia tanin.
4.3.4 Saponin
Dalam penelitian ini uji saponin yang diamati secara visual terbentuk busa pada ekstrak yang dilarutkan dalam air yang dipanaskan. Hasil uji saponin dapat
dilihat pada Gambar 15.
Keterangan : A = Ekstrak heksana D = Ekstrak aseton B = Ekstrak kloroform E = Ekstrak metanol
C = Ekstrak etil asetat Gambar 15. Hasil pengamatan uji fitokimia saponin.
Gambar 15 menunjukkan bahwa kelima ekstrak kasar katang-katang tidak memiliki kandungan senyawa saponin, terbukti setelah dikocok tidak terlihat
adanya busa yang artinya kandungan senyawa saponinnya negatif. Hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Souza et al. 1999 yang mengatakan bahwa ekstrak
etil asetat daun katang-katang memiliki kandungan senyawa saponin. Perbedaan hasil tersebut disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah asal sampel, umur
sampel, jumlah sampel, dan perlakuan proses ekstraksi.
4.4 Aktivitas Ekstrak Kasar Sebagai Inhibitor Topoisomerase I
Ekstrak kasar yang sudah dibersihkan dalam proses pencucian diuji aktivitas inhibitor enzim topoisomerase I dengan konsentrasi ekstrak sebesar 50 µgml. Uji
ini dilakukan terhadap empat ekstrak bioaktif terpilih yang rendemennya relatif besar yaitu ekstrak heksana, kloroform, aseton, dan metanol dengan kontrol positif
senyawa kamptotekin. Adanya aktivitas inhibitor ditandai dengan perubahan bentuk substrat DNA supercoil menjadi bentuk DNA nick complex, dan band dari
DNA hasil reaksi dapat dicocokkan dengan band kontrol Topo I + DNA, Marker DNA supercoil, Topo I + DNA + Pelarut, Marker DNA relaks, Topo I + DNA +
kamptotekin. Hasil positif sebagai inhibitor enzim topoisomerase I ditandai dengan cocoknya bentuk band dari hasil ekstrak dengan band Marker DNA
supercoil aktivitas bersifat katalitik dan band Topo I + DNA + kamptotekin
aktivitas bersifat poison. Keempat ekstrak yang diujikan pada konsentrasi 50 µgml terhadap aktivitas
enzim topoisomerase I menunjukkan hasil positif menghambat aktifitas enzim topoisomerase I Tabel 6. Ekstrak etil asetat dari daun katang-katang tidak diuji
karena pada uji fitokimia ekstrak etil asetat memiliki kuantitas rendah pada senyawa golongan alkaloid dan flavonoid, sedangkan pada senyawa golongan
tanin, saponin, dan triterpenoidsteroid menunjukkan hasil negatif. Selain itu ekstrak etil asetat memiliki rendemen paling kecil di antara kelima ekstrak daun
katang-katang. Hal ini dilakukan karena dengan jumlah ekstrak yang banyak akan lebih mudah melakukan pengujian lanjut.
Tabel 6 Hasil uji inhibitor enzim topoisomerase I dari ekstrak heksana, kloroform, aseton dan metanol pada konsentrasi 50 µgml
Sampel Aktivitas Inhibitor
Topoisomerase I Ekstrak heksana
+ Ekstrak kloroform
+ Ekstrak aseton
+ Ekstrak metanol
+