LAPANGAN TANGSI JALAN RAYA DI. PANJAITAN KE LUAR KOTA SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH SAWAH

Gambar 5.9 Skema pola pergerakan masyarakat pada saat bencana Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2010 PARTAL ITORUAN HUTA TORUAN VII HUTA TORUAN XI HUTA TORUAN XI

E. LAPANGAN TANGSI

E. TERMINAL G. PAJAK

I. TEMPAT IBADAH C. GEDUNG SERBA

GUNA D. STADION

B. JALAN RAYA DI. PANJAITAN

KE MEDAN I. TEMPAT IBADAH

J. KE LUAR KOTA

H. SAWAH H. SAWAH H. SAWAH H. SAWAH H. SAWAH H. SAWAH Universitas Sumatera Utara Berdasarkan identifikasi terhadap pola pergerakan lalulintas pada kondisi eksisting, pola sirkulasi lalulintas diperlihatkan pada gambar 5.10. `` KETERANGAN : A = Kelurahan Huta Toruan VII B = Kelurahan Huta Toruan X C = Kelurahan Huta Toruan XI D = Kelurahan Partali Toruan Gambar 5.10 Pola Sirkulasi Lalulintas Eksisting dengan Pola Pergerakan Saat Bencana Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Kota Tarutung, 2000 Rencana Jalan Baru : Arah Pergerakan Saat Bencana : Lahan Basah Sawah : Bukit 30 : Sirkulasi Existing Ke Medan Ring Road Sungai Sigeaon Terminal A C B D Jl. DI. Panjaitan Jl. TD. Pardede Ke Sibolga Ke Sidempuan A : KELURAHAN HUTA TORUAN VII B : KELURAHAN HUTA TORUAN X C : KELURAHAN HUTA TORUAN XI D : KELURAHAN PARTALI TORUAN Universitas Sumatera Utara

5.4 Konsep Adaptasi dan Antisipasi Bencana Gempa

Untuk keperluan antisipasi bencana gempa sesuai dengan pendapat dan persepsi masyarakat tentang perlunya mitigasi bencana gempa yakni penyediaan lokasi-lokasi penyelamatan maupun bangunan penyelamatan di lingkungan tempat tinggalnya, hal ini terkait dengan persepsi sebagian besar masyarakat yang memilih halaman rumah sebagai tempat penyelamatan pada saat bencana. Tetapi dengan pertimbangan kondisi fisik lingkungan yang sebagian besar halaman rumah tidak cukup luas dan aman untuk tempat penyelamatan ditambah kondisi jalan-jalan lingkungan yang kurang baik terutama dalam hal aksesibilitas, serta pola permukiman warga yang kurang memenuhi standar perencanaan akan menjadi kendala tersendiri karena efek keruntuhan justru akan menjadi penyebab korban bertambah, demikian juga jika terjadi kebakaran akibat gempa, penjalaran api tidak dapat dihindari karena jarak bangunan yang relatif rapat dan sempitnya jalan- jalan lingkungan menjadi kesulitan mobilisasi pemadam kebakaran. Dengan demikian, beberapa skenario dan konsep mitigasi bencana gempa untuk kota yang rawan gempa dapat ditentukan berdasarkan analisis yang sudah dibahas di atas. 5.4.1 Kebutuhan dan konsep sarana evakuasi Untuk menjawab persepsi masyarakat terkait sikap yang lebih memilih bertahan di rumah dan halaman rumah maupun berdasarkan kondisi fisik lingkungan permukimannya, dapat menerapkan konsep mitigasi bencana gempa seperti yang Universitas Sumatera Utara