harapan adanya perencanaan yang efektif dalam pembangunan bila tanpa dukungan dan keterlibatan masyarakat Myrdal, 1968.
Bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa metode survey dan konsultasi lokal Diana Conyers, 1981. Ada tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat
mempunyai sifat sangat penting dalam program pembangunan. Pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi,
kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. Kedua, masyarakat lebih
mempercayai program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan mengetahui seluk-beluk program tersebut dan
akan mempunyai rasa memiliki terhadap kegiatan tersebut. Ketiga, merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat sendiri.
Hal ini selaras dengan konsep man-centred development suatu pembangunan yang dipusatkan pada kepentingan manusia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas yang menjadi topik permasalahan dalam tesis ini adalah bagaimana persepsi masyarakat dalam upaya
adaptasi dan antisipasi bencana gempa dalam kaitannya dengan konsep penyelamatan, berdasarkan persepsi dari masyarakat dihasilkan sebuah konsep
rancangan penyelamatan dalam aplikasi konsep penataan ruang pada kota Tarutung, bagaimana kondisi fisik lingkungan yang rawan bencana gempa dalam kaitannya
dengan upaya mitigasi bencana gempa.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari ruang lingkup substansial dan spasial. Ruang lingkup substansial bertujuan membatasi materi pembahasan sedangkan ruang
lingkup spasial bertujuan untuk membatasi lingkup wilayah kajian. 1.3.1 Ruang lingkup substansial
Lingkup substansial dalam penulisan ini meliputi kajian persepsi masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal yang merupakan daerah rawan bencana gempa
bumi dan dikaitkan dengan upaya antisipasi masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi, dimana hasil analisis tersebut menjadi sebuah konsep secara
konstekstual yang dapat digeneralisasikan di daerah lain yang memiliki potensi terjadi bencana gempa, khususnya kota-kota yang rawan bencana gempa.
1.3.2 Ruang lingkup spasial Secara administratif daerah penelitian merupakan wilayah Kota Tarutung,
Tapanuli Utara yang terdiri dari 8 desa dan 7 kelurahan dengan luas wilayah 33,23 km2 dan jumlah penduduk 25.131 jiwa. Secara geografis wilayah Kota Tarutung
berada pada 01
o
54’-02
o
07’LU dan 98
o
52’-99
o
04’BT dengan ketinggian 500 -700 meter di atas permukaan laut. Alasan dijadikannya Kota Tarutung sebagai daerah
penelitian adalah berdasarkan fakta sejarah dan keberadaan Kota Tarutung di wilayah zona rawan bencana gempa bumi, yang merupakan daerah lintasan salah satu segmen
patahan aktif yang membelah Sumatera yaitu patahan Toru, dimana patahan tersebut merupakan sumber gempa bumi tektonik, peta jalur patahan yang terdapat di
Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar 1.4. Selain itu hal lain yang memberikan
Universitas Sumatera Utara
penilaian lebih dalam penentuan lokasi kajian adalah dari aspek kedudukannya sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara, pusat perkantoran, pusat
kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa, kesehatan, pendidikan dan daerah permukiman serta pelayanan umum.
Gambar 1.4 Peta jalur patahan di Sumatera Utara Sumber: Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi, 2007
1.4 Tujuan dan Sasaran