penilaian lebih dalam penentuan lokasi kajian adalah dari aspek kedudukannya sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara, pusat perkantoran, pusat
kegiatan ekonomi perdagangan dan jasa, kesehatan, pendidikan dan daerah permukiman serta pelayanan umum.
Gambar 1.4 Peta jalur patahan di Sumatera Utara Sumber: Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi, 2007
1.4 Tujuan dan Sasaran
1.4.1 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi
persepsi tentang pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam mengantisipasi dan menghadapi ancaman bahaya bencana gempa bumi, mengidentifikasi karakter fisik
lingkungan terkait dengan faktor kebencanaan, mengindentifikasi persepsi
PATAHAN ANGKOLA
PATAHAN RENUN
PATAHAN TORU TARUTUNG-TAPANULI UTARA
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dalam upaya adaptasi dan antisipasi bencana gempa dikaitkan dengan teori mitigasi bencana gempa dan kondisi fisik kawasan.
1.4.2 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui persepsi
dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa, menghasilkan konsep adaptasi dan antisipasi becana gempa untuk mitigasi bencana yang didasarkan
atas kajian persepsi dari masyarakat, memberi masukan kepada pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara sebagai bahan pertimbangan untuk program pembangunan
terkait dengan mitigasi bencana.
1.5 Manfaat dan Relevansi Penelitian
Dengan mengetahui karakterisitik wilayah Kota Tarutung dan juga persepsi masyarakat dalam kaitannya dengan kerentanan terhadap bahaya ancaman gempa
bumi dapat membantu menyusun perencanaan satu kawasan atau wilayah agar dapat mengoptimalkan tujuan pembangunan fisik yang berketahanan terhadap bencana dan
mampu memberikan perlindungan terhadap warga kota. Hal ini juga terkait dengan tujuan dari UU No.24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dan Permendagri
No. 33 Tahun 2006 tentang pedoman umum mitigasi bencana.
1.6 Kerangka Pemikiran
Kota Tarutung sebagaimana dicermati pada peta pemetaan kawasan rawan bencana gempa geologi
yang berada di sepanjang jalur patahan Toru merupakan jalur sangat rawan bagi terjadinya gempa bumi yang dahsyat dikarenakan kondisi
Universitas Sumatera Utara
geologinya yang memungkinkan bagi terjadinya proses pelepasan energi gempa bumi pada jalur patahan. Upaya antisipasi dalam rangka mereduksi resiko bencana gempa
bumi yang pasti terjadi dimasa yang akan datang adalah suatu keharusan. Salah satu bentuk konsep upaya mitigasi adalah penyiapan sosial masyarakat
dalam hal kesadaran masyarakat aspek sosial tentang aspek sosial bencana, sistem peringatan, antisipasi berdasarkan kajian persepsi masyarakat Respati, 2008.
Dengan mengetahui persepsi akan dapat menjadi masukan untuk menentukan dan menetapkan arah perancangan dan penyiapan sistem mitigasi bencana alam gempa
bumi. Hal yang mendasari objek penelitian ini dilakukan di Kota Tarutung adalah sebagai upaya antisipasi dalam menghadapi bencana gempa dimasa yang akan
datang, dengan pertimbangan fakta sejarah kegempaan yang pernah terjadi serta kedudukan Kota Tarutung sebagai ibukota Kabupaten Tapanuli Utara.
Menurut Natawidjaja, et, all, 1995, pada prinsipnya, apabila pernah terjadi kegempaan besar yang merusak di suatu lokasi atau wilayah baik satu kali maupun
beberapa kali, maka dapat dipastikan bahwa wilayah tersebut rawan terhadap gempa bumi yang paling tidak berkekuatan sama dengan yang pernah terjadi . Artinya
wilayah tersebut harus siap menghadapi kejadian gempa bumi serupa atau lebih besar dimasa yang akan datang, karena setiap kejadian gempa bumi pasti berhubungan
dengan adanya patahan aktif pada atau sekitar wilayah tersebut, dan proses gempa bumi dengan skala magnitudo tertentu mempunyai siklus atau akan selalu berulang
dengan kisaran periode ulang tertentu. Selain ancaman bahaya gempa tektonik sebagai akibat keberadaan patahan aktif Toru, menurut Badan Vulkanologi juga
Universitas Sumatera Utara
adanya potensi bencana gempa vulkanik dari gunung berapi Dolok Martimbang yang berada di wilayah kecamatan Tarutung dengan jarak kurang lebih 3 km dari inti Kota
Tarutung yang memiliki ketinggian kurang lebih 1679,8 meter di atas permukaan laut, namun masih dinyatakan aman.
Kerangka pemikiran di atas digambarkan dalam sebuah diagram alur pemikiran seperti pada gambar 1.5.
Gambar 1.5 Diagram Alur Pemikiran
Analisis
Tujuan Penelitian
Mengkaji karakter fisik lingkungan terkait dengan faktor kebencanaan khusunya bencana gempa Mengkaji persepsi masyarakat tentang pengetahuan dan pemahaman mengantisipasi bencana
gempa
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana Persepsi Masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggalnya ? Bagaimana pemahaman terhadap ancaman bencana gempa bumi dan upaya mitigasinya
Apa yang diinginkan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa.
Permasalaan Kajian Literatur
K e b i j a k a n Latar Belakang
Internal Kondisi Fisik Alam Rawan Gempa
Eksternal Penduduk, Ekonomi, Soial dan
Fasilitas Pelayanan Kota Kota Tarutung sebagai Ibukota
Kabupaten Taput, Kota yang Rawan Bencana Gempa Bumi
Permasalahan Lingkungan
Identifikasi
Karakeristik ekonomi, sosial dan budaya
Identifikasi
Pola berhuni masyarakat.
Identifikasi
Sarana, Fasilitas perkotaan
Identifikasi
Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal yang merupakan daerah rawan bencana gempa
Bagaimana pemahaman dan persepsi masyarakat dalam mengantisipasi bencana gempa. Bentuk-bentuk adapatasi yang dilakukan masyarakat
terhadap lingkungan Upaya adaptasi dan antisipasi terhadap ancamana
bencana gempa bumi Kesimpulan dan Rekomendasi
Universitas Sumatera Utara
1.7 Sistematika Penulisan