Pengertian Resiko Bencana KAJIAN LITERATUR

4. Landslide, Sering kali terjadi sebagai akibat dari terjadinya gempa. Perlu dihindari pembangunan di atas lereng atau di kaki dari lereng. 2.1.2 Bencana alam geologi Gempa bumi, terutama gerakan tanah yang kuat adalah contoh dari pembebanan siklik yang tidak beraturan yang meliputi sebuah cakupan yang utuh dari karakteristik dan regangan geser serta karakteristik perilaku tanah dalam region. Konsekwensi pada tanah deposit seperti liquifaksi dan kegagalan lereng, atau penurunan yang besar dalam kaitan dengan lahan densification, dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada bangunan didaerah itu. Dengan begitu, didaerah seismic, kebutuhan akan analisis yang rasional dan perkiraan-perkiraan objektif yang memiliki resiko harta dan kehidupan bukan hanya kebutuhan akademis. Proses gempa tektonik secara diagramatis terlihat pada gambar 2.1 menunjukkan pertemuan dua lempengan mengalami subduksi yang menyebakan terjadinya gempa tektonik. Gambar 2.1 Proses Subduksi Akibat Pertemuan Dua Lempeng Sumber: Subarya, dkk, 2006

2.2. Pengertian Resiko Bencana

Berdasarkan potensi bencana dan tingkat kerentanan yang ada, maka dapat diperkirakan resiko ‘bencana’ yang akan terjadi di perkotaan Indonesia tergolong tinggi. Universitas Sumatera Utara Resiko bencana pada wilayah perkotaan Indonesia yang tinggi tersebut disebabkan oleh potensi bencana yang dimiliki wilayah-wilayah tersebut yang memang sudah tinggi, ditambah dengan tingkat kerentanan yang sangat tinggi pula. Sementara faktor lain yang mendorong semakin tingginya resiko bencana ini adalah menyangkut pilihan masyarakat. Banyak penduduk yang memilih atau dengan sengaja tinggal di kawasan yang rawan terhadap bencana dengan berbagai alasan seperti kesuburan tanah, atau kesempatan lainnya yang dijanjikan oleh lokasi tersebut. Secara umum bencana dapat didefinisikan sebagai kejadian luar biasa yang terjadi secara perlahan ataupun secara tiba-tiba, dimana masyarakat yang mengalaminya harus merespon dengan tindakan yang luar biasa. Menurut definisi ISDR 2004 yang dimaksud dengan bencana adalah adanya gangguan yang luar biasa terhadap suatu tatanan masyarakat yang menyebabkan kerugian kepada masyarakat luas, baik berupa materi, maupun kerusakan lingkungan dan melebihi kemampuan dari masyarakat tersebut untuk mengatasi bencana yang menimpanya dengan sumber daya yang dimiliki. Konsep pengertian bencana dapat diformulasikan dalam hubungan suatu persamaan Resiko Bencana R sebagai fungsi dari ancaman atau bahaya A, kerentanan K, dan kemampuanketahanan m, dimana keterkaitan masing-masing faktor tersebut diperlihatkan pada persamaan: R = m K A  Dari persamaan di atas dapat ditarik kesimpulan umum bahwa resiko bencana merupakan hasil dari tindakan langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan ancaman dan kerentanan yang bergantung pada kemampuanketahanan dari suatu ……………………………….2.1 Universitas Sumatera Utara tantangan lingkungan juga kemasyarakatannya dalam menghadapi dan menanggulangi ancaman dan kerentanan tersebut. 2.2.1. Resiko risk Resiko dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan yang dapat menyebabkan kerugian baik itu berupa materi, korban nyawa, kerusakan lingkungan, atau secara umum dapat diartikan sebagai kemungkinan yang dapat merusak tatanan sosial, masyarakat dan lingkungan yang disebabkan oleh interaksi antara ancaman dan kerentanan. Indonesia sebagai suatu kawasan dimana tingkat ancaman bahaya dan kerentanan yang cukup tinggi serta kemampuan untuk bertahannya relatif cukup rendah maka Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu kawasan dengan tingkat resiko bencana yang cukup tinggi. Tingkat resiko suatu wilayah bergantung hal-hal berikut Alamgeografigeologi kemungkinan terjadinya fenomena, kerentanan masyarakat yang terpapar terhadap fenomena bencana alam, Kerentanan fisik daerah kondisi dan banyaknya bangunan, konteks strategis daerah, kesiapan masyarakat setempat untuk tanggap darurat. 2.2.2. Ancamanabahaya hazard Bahaya atau ancaman dapat didefinisikan sebagai suatu kejadian atau kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian materi atau korban jiwa. Berdasarkan waktu kejadiannya, faktor bahaya dibedakan menjadi MPBI, 2004: Universitas Sumatera Utara 1. Tiba-tibatidak terduga gempa bumi, tsunami, dll. 2. Bertahap, terduga dan teramati wabah penyakit, aktivitas gunung merapi, dll. 3. Periodik, terduga dan teramati banjir, pasang surut, kekeringan, dll. 2.2.3. Faktor kerentanan vulnerability Kerentanan dapat artikan sebagai suatu kondisi yang menentukan bilamana bahaya alam natural hazard yang terjadi dapat menimbulkan bencana alam natural disaster. Kerentanan menunjukkan nilai dari potensi kerugian pada suatu wilayah akibat bencana alam, baik itu nilai lingkungan, materi, korban jiwa, tatanan sosial dan lainnya. Jenis-jenis kerentanan dapat dilihat berikut ini PRNMB, DIKTI, 2004: 1 kerentanan sosial, 2 kerentanan kelembagaan, 3 kerentanan sistem, 4 kerentanan Ekonomi, 5 kerentanan lingkungan, 6 kerentanan akibat praktik-praktik yang tidak bersifat pembangunan berkelanjutan. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa ancaman bahaya alam akan menjadi bencana alam apabila terjadi pada suatu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi. Resiko pada dasarnya berkaitan dengan kondisi kerentanan dari faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang perlu dikaji dan diolah ISDR, 2004. Sedangkan yang dimaksud dengan manajemen resiko dimana tujuan utamanya adalah untuk meminimalisir kerentanan terhadap ancaman yang ada melalui peningkatan individu, institusional serta kapasitas sosial yang rentan. Kerentanan merupakan gambaran dari kondisi fisis, sosial, ekonomi serta lingkungan, hal ini dibentuk secara kontinyu dari perilaku, kebiasaan, budaya, sosial- Universitas Sumatera Utara ekonomi dan pengaruh politik terhadap individu, rumah tangga, komunitas dan lingkungan. Pada gambar 2.2 diperlihatkan 4 komponen yang merupakan faktor kerentanan yang berbeda, di tunjukkan oleh area irisan dari 4 lingkaran tersebut memperlihatkan keempat aspek tersebut saling berinteraksi satu sama lainnya. Gambar 2.2 Interaksi antara faktor kerentanan ISDR, 2004 Berdasarkan definisi dari ISDR 2004, kerentanan dikelompokan menjadi 4 faktor, yaitu: 1. Fisik, faktor kerentanan fisikal pada umumnya merujuk pada perhatian serta kelemahan atau kekurangan pada lokasi serta lingkungan terbangun. Hal ini dapat diartikan sebagai wilayah terbuka atau tempat yang sangat rentan terkena bahaya. Kerentanan fisik dapat ditunjukkan oleh misalnya tingkat kepadatan penduduk, permukiman terpencil, lokasi, desain serta material yang dipergunakan untuk infrastruktur dan perumahan, kondisi geomorfologi area terbangun serta elemen fisis lainnya. 2. Sosial, elemen yang berkaitan dengan faktor kerentanan sosial adalah yang berhubungan dengan kehidupan individu, komunitas, dan masyarakat pada Lingkungan Sosial Fisik Ekonomi Universitas Sumatera Utara umumnya. Hal tersebut termasuk aspek yang berkaitan dengan tingkat melek huruf dan pendidikan, jaminan keamanan dan ketenangan, jaminan hak asasi manusia, sistem pemerintahan yang baik, persamaan sosial, nilai sosial positif, ideologi dan lain-lain. Selain itu isu gender, kelompok usia, akses ke fasilitas kesehatan juga merupakan elemen kerentanan sosial. Fasilitas fisik dalam komunits, seperti keterbatasan infrastruktur dasar, misalnya sediaan air bersih dan sanitasi, fasilitas kesehatan, hal tersebut juga dapat meningkatkan kerentanan sosial. Kearifan lokal serta kebiasaan atau tradisi dapat menjadi bagian untuk meningkatkan kapabilitas sosial. 3. Ekonomi, tingkat kerentanan ekonomi sangatlah bergantung pada status ekonomi dari masyarakat, komunitas serta tingkat diatasnya. Selain itu jumlah kaum miskin, komposisi jumlah perempuan yang tidak berimbang dan para manula juga akan meningkatkan kerentanan ekonomi, karena kelompok ini dianggap paling rentan apabila terjadi bencana, karena pada umumnya kelompok ini memiliki keterbatasan kemampuan dalam upaya recovery akibat bencana. Ekonomi yang lemah pada umumnya akan meningkatkan tingkat kerentanan ekonomi. Selain itu keterbatasan akses terhadap Infrastuktur pendukung perekonomian seperti akses jalan, perbankan, pasar juga berpengaruh pada tingkat kerentanan ekonomi. 4. Lingkungan ekologi, aspek kunci dari kerentanan lingkungan termasuk didalamnya peningkatan penurunan sumberdaya alam serta status degradasi sumberdaya. Dengan kata lain kekurangan dari resilience dalam sistim Universitas Sumatera Utara ekologi serta terbuka terhadap zat beracun serta polutan berbahaya, merupakan elemen penting dalam membentuk kerentanan lingkungan. Dengan meningkatnya kerentanan lingkungan seperti berkurangnya biodiversity, penurunan mutu tanah atau kelangkaan air bersih akan dengan mudahnya mengancam jaminan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi masyarakat yang bergantung pada produksi lahan, hutan serta lingkungan laut untuk mata pencahariannya.

2.3. Karakteristik Kota yang Rawan Bencana Gempa